Selang seminggu paska pertemuan di pesantren, Rama dan Khadijah akhirnya masuk kembali ke SMA Jaya Bangga. Itu pun atas paksaan Rangga dan yang lain.
Sebenarnya, Dea kurang suka dengan hal ini karena beberapa alasan. Namun, ketimbang disebut tak mengerti perasaan orang lain, lebih baik Dea mengorbankan perasaannya.
Kini, semua siswa yang tengah duduk di teras kelas menyorot ke titik yang sama, yakni ke arah Rama dan Khadijah. Bisikan dan rasa heran secara terang-terangan ditunjukan oleh mereka. Bahkan, ada beberapa siswa yang sengaja mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan peristiwa ini, lalu di-upload ke sosial media.
"Kelas kita masih di lantai dua 'kan?" tanya Rama sambil terus melangkah beriringan bersama sahabatnya di koridor.
"Enggak 'lah Ram, tetep di sana kok." Rangga menjawab pertanyaan tersebut dengan semangat yang meluap-luap. Maklum saja, ini terjadi karena keduanya sudah lama tidak bertemu. Apalagi Rama dan Rangga 'kan sejak dari bentuk zigot sudah berkawan.
Setibanya di kelas, Rama dan Khadijah langsung disambut dengan meriah. Memang tak semeriah menyambut tahun baru, seperti mengadakan acara tiup terompet dan bakar kembang api. Jika membakar mercon, bisa-bisa sekolah ini akan hangus terbakar, itu 'kan tidak lucu.
Ya sekedar tepuk tangan sambil membawa roti murah yang ditancapkan lilin putih. Memang aneh, apalagi lelehan lilin yang terbakar sumbu mulai turun dan menggenang di atas permukaan roti. Kalau dilihat-lihat ini merupakan sambutan paling konyol di dunia.
Rama dan Khadijah hanya tersenyum dalam menganggapi perhatian tema sekelasnya. Mereka segera duduk ke bangku kosong yang ada di pojok ruangan.
Tak lama kemudian, Bu Klara melangkah masuk ke kelas tersebut. Semua siswa pun segera terdiam dan mengeluarkan buku dari tas masing-masing.
"Ekhm ... Pagi anak-anak!"
"Pagi bu."
Bu Klara terdiam sebentar, mengamati satu persatu bangku untuk mengecek kehadiran peserta didiknya. Mata Bu Klara tiba-tiba menyipit ke satu titik sambil menyondongkan kepala agar bisa melihat dengan jelas, "Itu murid baru?" tunjuk guru tersebut ke arah Rama dan Khadijah.
Semua kepala langsung memutar ke arah yang ditunjuk oleh guru biologi itu, "Iya Bu, itu murid baru. Dia Khadijah sama Rama."
"Oooh ... pantesan aja kayak kenal." Bu Klara memanggut-manggut, "kamu itu sahabatnya Curut Afrika bukan?"
"Curut Afrika?" Rama bertanya kebingungan, tangannya tampak menggaruk tekuk dengan mimik gelagapan.
"Itu loh si Rangga, dia CS kamu 'kan Rama?"
"Iya Bu."
"Nah itu." Bu Klara terdengar agak riang karena Rama akhirnya mengerti juga.
Rama mendengus pelan, lalu menengok ke arah Rangga yang duduk di depan bersama Kevin. Ternyata Rangga pun tengah menoleh ke arahnya. Mungkin inilah yang namanya ikatan batin, meski di antara dua orang yang konyol.
"Sudah, sudah, mari kita mulai pelajaran kali ini dengan berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai."
Seluruh kepala menunduk, merendahkan diri agar Tuhan Yang Maha Esa membantu mereka dalam pembelajaran kali ini.
---<>♢♢♢<>---
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Amor ✔
Humor[SELESAI] Best Humor Love Story 😘 Tentang si Dea gila dan si Kevin yang acuh tak acuh. Ditulis : 30 september 2017