BAB 60 ● CIE 😙

2.5K 164 21
                                    

"Enyong mau dibawa kemana sih?" cakap Susi sambil dituntun oleh Leo dengan mata tertutup. Tampaknya Leo akan membawa calon pacarnya ke kafè Mr. Amor yang tadi siang sudah didekor dengan baik.

Kafe terlihat gelap. Tak ada setitik cahaya pun yang terlihat. Hanya warna hitam berbalut kaca bening dengan tulisan closed yang dapat dilihat dari pinggir jalan.

"Pokoknya kamu bakalan kaget banget deh, aku jamin," ucap Leo dengan tangan masih menutup mata Enyong.

Enyong hanya bisa pasrah dengan hal ini. Mau tak mau dirinya mesti mengikuti si doi, karena bagaimana pun dialah yang menghiasi hatinya setiap saat. Leo memang kebanggaan sekaligus dambaan suami bagi Enyong.

Akhirnya mereka sampai juga di depan kafe setelah berjalan beberapa langkah dari pinggir jalan di sebrang sana. Mereka pun berdiri di depan pintu kafe yang terbuat dari kaca.

"Bentar ya, aku buka," ucap Leo dengan nada tersenyum, "satu ... dua ... tigaaa!"

Leo pun melepaskan tangannya dari mata  Enyong dan mempersilahkan gadis itu untuk melihat kejutan apa yang dipersembahkan untuk dia.

Mata Enyong perlahan dibuka sambil dikucek dengan tangan. Penglihatannya itu kemudian memandang ke area sekitar, "Gak ada apa-apa, cuma toko gelap aja." Perempuan itu tampak nyeletuk dengan wajah polos. Maklum Enyong yang agak norak itu sepertinya belum pernah datang ke kafe. Jadi, dia belum bisa mengerti apa sebenarnya ia lihat.

Leo menghela nafas sambil memejamkan mata ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Enyong. Dengan penuh kesabaran lelaki itu dengan pelan mendorong tubuh Susi ke dalam kafe.

"Enyong mau diapakan sih? Enyong masih SMA Leo, jangan apa-apain Enyong!" celetuk gadis itu dengan otak kotor.

"Udah diem, entar juga tahu," jawab Kevin dengan terus mendorong.

Namun setengah detik kemudian, Enyong menghentikan langkahnya dan tubuhnya pun dikeraskan sehingga Leo kesulitan untuk menggerakan badan gadis itu agar masuk ke dalam jebakan suprise-nya.

Dengan marah, Enyong membalikan badan dan menatap Leo dengan mata elang seolah gadis itu akan menerkamnya, "Ini apa-apaan sih, Leo? Pake acara gelap-gelapan segala. Enyong itu masih suci, Enyong itu bukan kupu-kupu magrib--,"

"Kupu-kupu malam."

"Iya itu maksud Enyong. Enyong juga bukan hantu, Enyong bukan Babi Ngepet, Enyong juga kunang-kunang yang harus datang kegelapan dulu biar bisa bercahaya. Enyong itu mau gelap atau mau terang tetap bercahaya Leo."

Leo hanya bisa mengangkat satu alisnya dengan memasang wajah datar dan malas.

"Dan satu lagi ya Leo, Enyong itu buk--,"

Belum selesai Enyong berucap, tiba-tiba lampu di kafe itu menyala dan teriakan sorak sorai datang dari berbagai penjuru sambil membawa kue ultah dengan lilin menyala di atasnya.

Happy Brithday Enyong 😂🎉

Happy Brithday Enyong 😃🎉

Happy Brithday, Happy Brithday, Happy Brithday ...

Happy Brityday ... Eeeeenyoooong 💋

"Yeeee," teriak mereka yang datang merayakan ulang tahun Enyong sambil bertepuk tangan meriah.

Dengan wajah super syok ala-ala pemenang acara pelunas hutang. Enyong menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Matanya pun ikut terbelakak seolah tak percaya dengan apa yang terjadi. Dua detik kemudian mulut Enyong terbuka lebar seolah takjub dan tercengang luar biasa, "Sumpah gengs ... Enyong terhura, kalian emang Kids Zaman Now yang slek dan always forever."

Crazy Amor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang