BAB 34 ● SECURITY

2.6K 172 39
                                    

Sore ini entah kenapa Hati Kevin tak bisa tenang. Ia terus saja teringat ucapan Rangga tentang kepastian hubungan dirinya dengan Dea. Kevin juga sebenarnya bingung apakah dia mempunyai rasa cinta terhadap Dea atau tidak. Kevin tak mengerti sama sekali tentang cinta baik tentang rasa, jiwa atau apa-apa yang berhubungan dengan karunia Tuhan yang satu ini.

"Gue harus ke rumah Dea kah?" lamun Kevin sambil menatap jaket yang tergantung rapi di dekat lemari.

Kevin menghela nafas. Ia berpikir sejenak. Orang bilang seseorang dikatakan jatuh cinta jika ia selalu terpikir orang yang dicintainya. Kevin pun sama seperti itu, meski memang dirinya sedikit dingin tetapi tetap saja Kevin mempunyai hati seperti manusia pada umumnya. Gadis bernama Dea itu sering terbayang saat ia akan beranjak tidur. Terbayang ketika ia bergurau asyik dengan perempuan itu. Terbayang juga dengan senyuman manis, wajah polos dan wajah cemberut gadis itu. Dea itu memang beda, selain dirinya sederhana meski anak seorang pengusaha kaya raya, dirinya juga bersifat ramah, tidak egois, tidak boros dan asyik jika diajak ngobrol.

Kevin tersenyum-senyum sendiri saat melamun hal itu.

"Eeeh ... apaan sih? Masa gue cinta sama gadis itu? Gak, gak boleh!" cakap Kevin sendirian setelah sadar dari lamunan itu.

"Tapi ... benar juga kata si Rangga, kalau gue main perasaan cewe berarti gue main perasaan ibu gue sendiri. Aduuh bingung gue!" Kevin menggaruk bagian belakang kepalanya yang tak gatal dengan cepat.

Tampak perasaan dilema menimpa Kevin. Kini pikiran dan hatinya tengah berseteru untuk memaknai apa itu cinta. Pikiran mengatakan kalau cinta itu hanya sebatas pembawa kesengsaraan, rasa sedih, membuang waktu dan tidak cool sama sekali. Tetapi, hati juga ingin di dengar. Hati mengatakan kalau cinta tidak akan membawa kesedihan jika manusia bisa memaknai cinta dengan bijak. Cinta itu bukan antara kamu dan aku tapi cinta itu kita. Sehingga apa yang kamu rasakan aku juga ikut dalam rasa itu.

Tanpa pikir panjang Kevin meraih jaket dan kunci mobilnya kemudian beranjak keluar kamar dan berjalan menuruni anak tangga.

"Kev mau mau kemana?" teriak Mama Kevin dengan handuk melingkar di kepalanya. Wajahnya pun masih fresh seperti orang sudah mandi pada umumnya.

"Kevin pamit ya Mah, Kevin ada urusan penting sama temen," pamit Kevin kemudian lelaki itu meraih tangan Mamanya dan menciumnya dengan hormat.

"Tumben amat ada Kevin ada urusan sama temen, biasanya juga cuma makan buku di kamar," ledek Mama Kevin sambil tersenyum curiga, "Jangan-jangan temen spesial ya? Cie anak mama udah jadi cowo beneran! Syukur deh kamu gak homo sama dua temen kampretmu itu."

Kevin mendengus kesal, "Ya enggaklah Kevin homo, Mama suka ngaco."

"Berarti bener mau ketemu cewe? Cie ... ketemu cewek, cieee."

"Ikh apaan nih Mama, ya udah Kevin pamit dulu, Assalamu'alaikum," pamit Kevin sekali lagi. Ia pun segera berjalan keluar rumah sebelum bunda tercintanya semakin membuat ia lebih salah tinngkah

"JANGAN LUPA OLEH-OLEHNYA ...!" teriak Mama Kevin jahil.

Kevin tak menghiraukan ucapan konyol Mamanya. Ia segera berjalan menuju garasi dengan terburu-buru dan mengeluarkan mobil kesayangannya dengan hati-hati.

Setelah mobil telah selesai di parkir, mobil sport berwerah merah itu segera melaju kencang menuju tempat yang diingakan tuannya.

Dua puluh menit kemudian, akhirnya Kevin sampai juga di depan rumah Dea. Rumah megah yang sangat kental dengan nuansa klasik membuat rumah itu dikagumi oleh siapapun yang melihatnya.

Kevin segera keluar dari mobil dan memencet tombol kecil yang menempel di pinggir gerbang.

Ting Tong ... Ting Tong ...

"Sebentar!" teriak lelaki separuh baya yang mengenakan baju security dengan langkah tergesa-gesa, "cari siapa den?"

"Dea-nya ada pak?"

"Non Dea ada di dalam, tapi adek ini siapa ya?"

"Saya temannya Dea pak," sahut Kevin tersenyum ramah.

"Oh temannya Non Dea, adek dari mana?" tanya Pak Security sekali lagi.

"Saya dari tadi pak." Kevin tampak geram dengan pertanyaan tidak berguna dari lelaki tua itu. Kevin heran apakah bapak ini penjaga gerbang atau reporter entertaiment.

"Emang ada kota dari tadi? Rasanya dari sabang sampai merauke gak ada tuh kota yang namanya Tadi, ngaco kamu ini."

"Ya udah terserah bapak aja, terserah. Tapi yang terpenting, tolong bapak segera buka gerbang ini karena mobil saya mau masuk!"

"Lah orang asing gak bisa masuk seenaknya ke rumah ini. Kecuali kalau kamu itu temennya Non Dea," cakap Pak Security dengan wajah tanpa dosa.

Kevin menelan ludah penuh kesabaran. Menahan emosinya yang hampir meledak gara-gara lelaki paruh baya itu, "Bapak ganteng, saya udah bilang dari tadi kalo saya itu temannya Dea, saya itu temennya Dea, te-men-nya De-a."

Pak security menggeleng sok bijak. Dengan wajah seperti anak batita ia menjawab ucapan anak muda itu, "Kamu ngomongnya dari Tadi sih, coba kalo dari Jakarta mungkin saya tahu. Lagian saya udah bilang kalau di Indonesia itu gak kota yang namanya Tadi, kamu muda-muda suka ngaco ya. Dasar kids zaman now."

Kevin sudah tak kuat lagi dengan cobaan yang satu ini. Dengan penuh kekesalan ia menendang pintu gerbang keras sekali.

"Maliiing ... maliiing ...!!!" teriak Pak Security panik. Ia berkoar ke seluruh kompleks dan membuat Kevin ketakutan.

"Eukh ...!" desah Kevin lantas ia kembali ke dalam mobilnya dan melaju kencang meninggalkan semua kebodohan itu.

Tampak puluhan warga berbondong-bondong berkumpul ke sumber suara tadi, "Mana maling? Mana?" teriak salah seorang warga dengan balok kayu dipegang erat di tangannya.

"Gak ada maling kok," sahut Pak Security dengan wajah tanpa dosa.

"Tadi ada yang bilang! Iya gak bapak-bapak, ibu-ibu?" teriak warga yang membawa kayu balok tadi.

"Betul itu, betul," sahut mereka penuh emosi.

"Eh ... sudah saya bilang di Indonesia gak ada yang namanya kota Tadi, adanya juga kota Jakarta, tahu?"

"Aaah ngomong apa bapak peot ini? Ya udah kita gebukin aja, ayo pak!"

"Ayo ...!!!" serbu warga mengeroyok Pak Security penuh kemarahan. Berbagai alat warga gunakan seperti balok kayu, sapu lidi, sapu injuk, pel-an, linggis, tang, alat kejut listrik, kapak, golok, celurit, kerikil dan petasan besar memborbamdir tubuh Pak Security.

Tbc,
Hahaha part paling pendek tapi paling kocak iya kan?
Jangan lupa vote dan komen oke!

🚨♨Sehari dua part loh😄😄
Makasih ya udah setia sama cerita Amor ... love you all😚

Jangan lupa promosikan cerita Amor ke teman kalian, sahabat, keluarga, saudara, guru, tetangga dan orang-orang terdekat lainnya oke ...

Do'akan semoga cerita Amor bisa masuk rank 1

Aamiin😊

Crazy Amor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang