BAB 8 ● BIOLOGI

5K 291 31
                                    

"Pagi anak-anak semuanya," sapa Bu Klara, bu guru biologi yang kecantikannya tak kalah dengan Miss Universe.

"Pagi bu," para murid menjawab dengan kompak dan semangat. Tak terkecuali Rangga, anak tengil yang satu ini sangat semangat dengan guru yang cantik, bening dan bohay aduh hay.

"Baik untuk pembelanjaran pertama di semester ini, ibu akan mengajar tentang alat reproduksi."

"Ieuh gak suka gue sama materi kayak ginian," ketus Dea. Dia memutar bola matanya dan seketika bibir mungilnya menjadi jebeng.

Sementara Rangga yang duduk di belakang Kevin tersenyum bahagia, "Asik pelajaran kesukaan gue dari SD, alat reproduksi." Rangga kegirangan bukan main.

Rama yang duduk di sampingnya merasa risih. Ia melirik mimik wajah Rangga yang senyum-senyum sambil berkata tak jelas, "Napa lo?"

Rangga menoleh, "Apanya yang apa?"

Rama menghela nafas, "Maksud gue kenapa lo senyum-senyum sendiri? Dapet arisan?"

"Arisan pantat lo! Gue itu lagi bahagia karena ada materi kesukaan gue yaitu tentang alat reproduksi dan kebetulan yang ngejelasinnya Bu Klara yang bohay aduh hay."

"Dasar omes!" ketus Rama.

"Nama gue Rangga bukan Omesh."

"Maksud gue lo itu otak mesum."

"Oh," singkat, padat dan jelas. Hanya satu kata yang keluar dari mulut bocah tengil itu dan ia langsung memalingkan wajahnya dari tatapan roh jahat.

Bu Klara melanjutkan pembicaraannya, "Biak anak-anak buka buku paket halaman tujuh. Di sana tertulis nama-nama alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Ibu minta dalam waktu 10 menit kalian sudah hafak beserta fungsinya."

"BAIK BU...!!!" Rangga berteriak paling keras dan paling semangat.

Pandangan seisi ruangan tertuju padannya. Rangga mengerutkan kepalanya, "Kenapa?" tanyanya sok polos.

Rama menjawab dengan berbisik, "Tadi lo ngomong kekencengan!"

Rangga mengigit bibir mungilnya. Ia menutup wajah yang selalu ia banggakan dengan buku paket biologi.

"Hafalkan sekarang!" titah Bu Klara.

Triring...

Suara panggilan masuk terdengar jelas. Ternyata suara notifikasi iti berasal dari handphone milik Bu Klara. Ia mengangkat telepon tadi, "Iya halo." Bu Klara mulai melangkah keluar meninggalkan kelas.

"Baik-baik saya segera ke sana," Bu Klara menutup telepon itu dan bergegas entah kemana.

Baru lima menit bu Klara meninggalkan kelas, suasana kelas berubah seratus delapan puluh derajat. Sudah menjadi hukum alam jika kelas kosong akan berevolusi menjadi kapal pecah atau seperti pasar tumpah yang riuh ricuh saat digerebek Satpol PP.

Dea si selebgram ganjen langsung mengambil make-up dari ranselnya.

"Bedak dulu," ucapnya sambil menempelkan bedak ke pipinya, "So cute baby."

Endah yang duduk di sampinya merasa heran dengan tingkah perempuan yang tak bisa lepas dari berbagai alat-alat make-up.

Dea mendadak teriak keras kepada kaum hawa, "Hai cewe-cewe siapa yang dicatok rambutnya plus di make-up sama selebgram sini-sini ada salon dadakan."

"Mau!"

"Gue juga mau!" anak-anak perempuan langsung heboh mendengar ucapan Dea tadi.

"Ikh gue dulu yang dicatoknya, gue yang pertama ke sini. Iih.. balikin gak?" dua orang anak perempuan tampak berebut catokan milik Dea.

Crazy Amor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang