Kit terengah saat berjalan menuju kantin. Dia benar-benar lelah setelah dua hari bekerja tanpa henti. Phana sudah ada di sana ketika ia tiba. Satu-satunya orang yang hilang, adalah Beam yang seharusnya bergabung dengan mereka untuk sarapan.
"Pagi, Pha .." Kit menyapa dokter tinggi itu.
"Apa malammu begitu berat ?"
"Ya! Terlalu banyak pasien datang ke ruang gawat darurat tadi malam. Aku bahkan tidak bisa istirahat sama sekali." Keluh Kit sambil menguap.
"Ini.. ambil kopi ini. Aku tahu kau akan membutuhkan ini." Phana tertawa dan mendorong cangkir yang berisi kopi hitam panas. Sesuatu yang setiap dokter perlukan untuk tetap terjaga meskipun mereka tahu bahwa kafein tidak baik untuk kesehatan mereka.
"Terima kasih .." Kit merasa sedikit segar setelah menyeruput kopi hitam yang Phana berikan. "Ku rasa Beam tidak akan bergabung dengan kita hari ini."
"Ya, itu darurat. Sejak dia menjadi dokter pribadi Forth, ia harus berada di sana untuk Forth. Aku hanya berharap Forth tidak melakukan apa pun yang akan membahayakan dirinya atau orang lain di sekitarnya, terutama Beam." Kata Phana sambil menyuruh Kit untuk makan donat yang ia beli untuk mereka, sementara ia mengambil satu untuk dirinya sendiri.
"Terima kasih." Kata Kit dan mulai makan dalam diam. Tubuhnya duduk di sebelah Phana, tetapi pikirannya sedang memikirkan Ming.
"Kit .." Phana memanggil temannya tetapi tidak ada respon yang datang dari Kit sama sekali. "Kit!" Dia memanggil sekali lagi sedikit lebih keras dari sebelumnya.
"Err ... Ya, Pha?"
"Kau melamun." Kata Phana dengan alis berkerut.
"Aku?" Kit menghela nafas dan bersandar di kursinya.
"Memikirkan seseorang?"
"Siapa?" Tanya Kit kembali.
"Ming, mungkin?" Phana menduga sambil menggigit donat coklatnya. Itu favoritnya.
"Mungkin." Kit menjawab ragu.
"Yang jelas, Kit." Phana menuntut.
Kit mendesah dan menggigit donatnya. "Dia mengatakan ingin mendekatiku, Pha. Tidakkah kau pikir itu aneh?" Dia menjawab sambil mengunyah donatnya.
"Ini tidak aneh bagiku." Phana menggeleng.
"Well, aku rasa dia menawan dan menarik, tapi serius, Pha? Aku dan dia? Tidakkah kau berpikir itu lucu? Aku rasa kita tidak akan cocok. Kita berdua sangat berbeda satu sama lain. "
"Pernahkah kau mendengar menarik lawan ?" Tanya Phana sambil mengangkat alisnya.
"Ya, aku mendengar tentang hal itu. Tapi itu tidak berarti kita cocok."
"Apa kau menyuknya, Kit?" Tanya Phana lagi.
"Aku... terpesona olehnya. Ya .. Tapi aku tidak yakin apakah itu bisa disebut sebagai suka."
"Ku rasa, menurutku kau menyukainya, sama seperti aku menyukai Wayo."
"Pha, siapa pun bisa mengatakan bahwa kau menyukai Wayo. Kau membuatnya begitu jelas untuk semua orang."
Phana tertawa dan menggelengkan kepala. "Aku begitu transparan, bukan? Tidak heran dia menjaga jarak dariku. Dia pasti takut padaku."
"Wayo tidak takut. Aku rasa dia sepertiku. Kami sama-sama terkejut karena kami sedang didekati oleh pria lain."
"Hmm ... dari caramu menjelaskan, kau menyukai Ming." Jelas Phana.
Kit berhenti sejenak dan memikirkan kembali apa yang telah dikatakannya. "Astaga .. Aku benar-benar tidak tahu lagi." Dia menghela napas dan memakan sisa donatnya. "Pha, bukankah itu Beam?" Dia bertanya saat melihat sosok yang familiar mendekatinya dengan seseorang di sebelahnya. "Siapa orang yang berjalan di sampingnya?" Dia tidak bisa mengatakan siapa orang itu karena mereka masih jauh.
"Itu pasti Forth." Phana menjawab.
Kit melihat lagi dan tersenyum. Phana benar. Itu adalah Forth. Tidak diragukan lagi. Dia menebak hal tentang belahan jiwa itu menjadi nyata untuk mereka melihat bagaimana dekatnya mereka. Kit benar-benar senang untuk Beam karna akhirnya dia menemukan seseorang yang berpotensi menjadi belahan jiwa nya.
Tiba-tiba Kit teringat apa yang Ming katakan padanya. Apakah dia benar-benar calon yang sempurna untuk belahan jiwanya? Mungkinkah itu benar-benar terjadi? Kit tidak punya jawaban untuk itu, tapi ia ingin mendengar bahwa ia adalah belahan jiwa seseorang. Dia benar-benar berharap itu akan terjadi secepatnya sehingga ia tidak akan merasa kesepian lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanfictionHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...