Begitu Kit masuk ke dalam restoran, senyum Ming berubah menjadi wajah penuh emosi. Dia sangat marah pada Zo Wangsapat, orang yang telah menghancurkan hidupnya. Dia telah mencoba untuk memaafkannya, dan bahkan melupakan semua yang telah Zo lakukan padanya, tapi dia tak bisa melakukannya lagi. Apalagi setelah dia tahu Zo telah memukul wajah menggemaskan Kit.
Ming memikirkan langkah apa yang akan dia lakukan, tapi dia tidak bisa mentolerir perilaku Zo lagi. Dia segera menuju ke mobilnya dan melaju ke apartemen Zo.
"Ming!" Zo menyambut gembira, berpikir bahwa Ming telah berubah pikiran. Tapi kemudian ia menyadari bahwa Ming datang ke apartemennya karena alasan lain, dilihat dari wajahnya yang keras.
"Jangan terlalu bahagia, aku kesini bukan untuk kembali padamu. Tapi karena apa yang sudah kau lakukan pada Dr. Kit." Kata Ming menatap Zo dengan tatapan mengintimidasinya.
Zo kecewa. Dia tahu itu. Ming ada di sana karena Dr. Kit, bukan karena dia. "Jadi, aku rasa kau sudah tahu aku telah memukul Dr. Kit-mu yang berharga itu." Dia terkekeh.
"Tidak cukupkah dengan apa yang sudah kau lakukan, Zo? Kenapa kau ingin menghancurkan hidupku lagi?" Ming menatap marah pada pria itu.
"Aku tidak memiliki niat apapun untuk merusak hidupmu, Ming. Aku hanya ingin kau kembali. Aku ingin kau kembali padaku untuk selamanya." Zo menyuarakan alasannya.
"Kau pasti bercanda! Bukankah sudah kukatakan tadi pagi jika aku tidak ingin bersamamu? Kenapa kau tidak bisa mengerti sama sekali? Apa kau tuli, atau kau terlalu bodoh untuk memahami kalimat sederhana? " Tanya Ming.
"Aku mendengarmu, tapi aku memilih untuk tidak percaya jika kau tidak mencintaiku lagi."
"Percayalah, Zo. Aku sudah menemukan pasanganku. Dan dia benar-benar sempurna bagiku."
"Tidak. Kau tidak bisa memberikan hatimu pada orang lain karena aku masih mencintaimu, Ming." Zo memberanikan dirinya untuk memeluk dan mencium bibir Ming, tapi ia terdorong mundur beberapa saat kemudian karena Ming mendorongnya dengan kebencian.
"Beraninya kau menciumku! Aku sudah muak dan jijik padamu! Apa kau pikir aku akan melupakan apa yang terjadi hari itu ?! Tidak pernah, Zo! Tidak pernah !! Aku muak padamu! Aku benci padamu! Apa kau bisa memahami kata-kata itu? Aku benar-benar benci padamu! Aku sudah menemukan seseorang yang bisa menggantikanmu! Dia miliaran kali lebih baik darimu! Jadi, tolong berhenti mengganggu kebahagiaanku !!! " Ming mengusap bibirnya yang terkena air liur Zo.
"Beri aku kesempatan untuk memperbaikinya, Ming. Tolong beri aku satu kesempatan terakhir." Zo menangis sambil memohon. Dia tidak ingin kehilangan Ming. Dia menyesal telah membuat hidup Ming hancur, tapi hidupnya juga sama menyedihkannya seperti hidup Ming.
"Tidak! Jawabanku tetap tidak !! Tidak ada seorang pun yang akan mengambil kembali orang yang mengkhianati mereka seperti yang sudah kau lakukan!! Apa kau mendengarku ?! Tidak ada seorangpun !! Aku peringatkan, Zo! Jangan mencoba untuk menyakiti Dr. Kit-ku lagi !! Atau aku akan menyakitimu!" Ming mengancam pria itu.
"Kau mau menyakitiku karena dia? Apa yang begitu baik tentang dia hingga kau memilih untuk bersamanya?" Tanya Zo pada Ming.
"Biarkan hanya aku yang tahu tentang itu! Tapi sejauh yang aku perhatikan, dia lebih baik dalam setiap aspek dibandingkan denganmu!" Ming berkata dengan marah. "Jangan pernah mencoba untuk masuk di antara kami lagi! Aku memperingatkanmu, Zo!" Dia memberikan ucapan terakhirnya dan meninggalkan apartemen itu sebelum kehilangan kontrol kewarasannya. Dia ingin memukul Zo seperti apa yang Zo lakukan pada Kit, tapi ia tahu jika ia melakukan itu, Kit akan membencinya.
Ming masih marah tapi ia puas telah mengeluarkan semua yang ia pendam selama ini. Dia benar-benar berharap bahwa kali ini, Zo akan memahami dan berhenti membuat hidupnya seperti di neraka.
*MingMing milikkuuu....
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
Fiksi PenggemarHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...