Kit memakan makanannya dalam diam, tapi ekspresi jengkel tampak di wajahnya saat dia melirik Ming. Pria itu tak berhenti tersenyum sejak mereka tiba di rumah besar itu dan itu menjengkelkan untuk Kit, melihat dia tersenyum tanpa alasan.
"Ming, tolong berhenti tersenyum!" Kit memarahi Ming sambil ia meletakkan garpunya. Dia tidak tahan lagi. Dia merasa seperti Ming sedang mengejeknya.
"Bagaimana lagi. Ini semua salahmu hingga aku seperti ini." Ming terkekeh dan bersandar sambil meletakkan garpunya juga.
"Apa yang aku lakukan? Aku tidak membuat lelucon atau melucu di depanmu, tapi kau tetap saja tersenyum konyol dan itu benar-benar menggangguku."
"Owh ... aku minta maaf. Tapi aku tidak bisa menahan senyumku karena aku merasa benar-benar lucu melihatmu. Singa pemarah telah berubah menjadi kucing yang manis, setiap kali kau bersamaku." Ming berkomentar dengan senyum lebar wajahnya.
"Apa kau mengatakan jika aku melunak karenamu?" Tanya Kit dengan alisnya berkerut.
"Ya!" Ming menjawab dengan antusias.
"Kau tidak suka? Aku bisa berubah jika kau tidak menyukainya."
"Jangan! Aku sangat menyukainya!"
"Tapi, bukankah kau mengatakan jika kau jatuh cinta padaku karena sifat pemarahku?"
"Ya, aku memang mengatakannya. Tapi pada saat bersamaan, aku juga senang melihatmu melunak karena itu berarti cintaku telah menjinakkanmu menjadi anak kucing yang manis." Ming menjawab sambil bangkit dan memeluk Kit-nya dari belakang.
"Kenapa kau selalu menyamakanku dengan anak kucing? Aku manusia, bukan binatang. Aku tidak mau disamakan dengan mereka." Kit cemberut sambil terus memakan makanannya.
"Itu karena kau menggemaskan seperti anak kucing. Tidakkah kau tahu itu?" Jawab Ming lalu mencium kepala Kit.
"Aku? Menggemaskan? Lucu sekali mendengarmu selalu mengatakan itu padaku. Aku bahkan tidak tahu bagian mana dari diriku yang yang dapat dikategorikan sebagai menggemaskan." Balas Kit sambil menyuapi Ming.
"Kau menggemaskan. Gerak tubuhmu, lesung pipimu, sifat pemarahmu ..Hmm.. apa yang ingin aku katakan adalah .. jika semua yang ada di dirimu itu menggemaskan di mataku."
"Kau benar-benar tukang gombal. Apa kau juga selalu berbicara manis untuk Zo?" Tanya Kit tiba-tiba sambil menyuapi Ming lagi.
Ming cepat mengunyah makanannya sebelum menelannya dan duduk di sebelah kekasihnya. "Kit, kau cemburu?" Ming bertanya sambil mengusap lembut bahu Kit.
Kit mendesah sambil meraih gelas minumannya dan meminumnya sampai habis, kemudian meletakkannya kembali di meja sebelum ia menatap mata berbinar Ming. "Bagaimana jika aku mengatakan ya, aku cemburu padanya. Apa yang akan kau lakukan?"
Ming tersenyum dan mengambil salah satu cincin yang ada di jari-jarinya dan memakaikannya di salah satu jari Kit yang pas dengan ukuran cincin itu.
"Biarlah cincin ini menjadi cincin janji yang mengikatku untukmu dan simbol janjiku bahwa aku akan selalu mencintaimu. Tidak ada orang lain yang bisa tinggal di dalam hatiku, kecuali kau. Kau satu-satunya untukku. Kau istana dan rumahku, Kit. Tolong beri aku kepercayaan dan aku berjanji aku tidak akan pernah menyakitimu." Kata Ming percaya diri lalu mencium tangan Kit lembut.
"Ini berlebihan, Ming. Aku tidak layak untuk memakai cincin ini."
"Ya, Kau layak. Setelah kau setuju untuk menjadi kekasihku, semua milikku telah menjadi milikmu. Aku ingin berbagi hidupku denganmu, kekayaanku, masa sekarangku, masa depanku, dan semua milikku."
Kit menatap cincin itu dan air matanya mulai mengancam akan jatuh lagi. Dia menarik nafas dalam-dalam, mencoba menghentikan air mata itu jatuh tapi dia gagal saat dia memberi tahu Ming apa yang ada dalam pikirannya. "Tapi Ming, aku tidak punya apa-apa untuk kuberikan sebagai balasan kecuali ..."
"Cukup, Kit. Berhentilah membuat alasan jika kau bukan calon belahan jiwaku yang sempurna. Kau lebih dari sempurna, Kit. Beri aku cintamu dan biarkan aku memiliki kesempatan untuk mencintaimu kembali. Hanya itu yang aku minta darimu, dan tidak ada yang lain." Kata Ming untuk meyakinkan Kit bahwa Kit adalah satu-satunya untuknya. "Maukah kau melakukannya untukku?"
Kit menempelkan bibirnya membentuk garis tipis dan perlahan ia mengangguk setuju dengan permintaan Ming.
"Terima kasih, Kit. Dan satu hal lagi, berjanjilah untuk berhenti cemburu pada orang yang tidak layak. Aku tidak suka itu."
"Baiklah, aku tidak akan cemburu lagi padanya."
"Itu anak kucingku yang manis." Jawab Ming sambil memeluk kekasih menggemaskannya dengan senyum tersungging di wajahnya yang bahagia.
*Lah.. kok aku jadi baper :v
Kalian gimana? :v
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanfictionHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...