Kit ternganga begitu ia melangkah masuk ke kamar besar Ming yang terletak di lantai dua. Dia merasa seperti minion yang tinggal di sebuah ruangan besar yang hampir sebesar apartemennya.
Kit mengamati sekitar tapi minatnya hilang sama sekali karena pikirannya terlalu sibuk memikirkan Ming. Dia merasa sangat kesepian berada di kamar itu. Kalau saja Ming ada di sana, mereka pasti akan menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bercinta di tempat tidur nyaman yang besar itu.
Kit menghela nafas sedih saat memeriksa ponselnya. Dia sudah mencoba menelepon Ming beberapa kali dan bahkan mengiriminya pesan untuk mengatakan maaf padanya, tapi tidak ada panggilan atau pesannya yang dibalas oleh Ming.
Sudah hampir 2 jam Ming pergi. Kit mulai merasa tidak sabar dan marah kepada Ming. Dia memutuskan menghubungi Ming untuk terakhir kalinya untuk membujuk pria itu pulang. Tapi sebelum ia bahkan menyentuh tombol dial, ia menerima pesan video yang dikirim langsung dari ponsel Ming. Kit membuka pesan video itu dan lega saat melihat Ming tersenyum dalam video tersebut.
'Hei, kitten ..Err ... Aku tahu kau marah padaku. Harusnya aku tidak meninggalkanmu seperti itu, tapi aku punya alasan melakukan itu padamu. Aku sangat ingin memberitahumu alasanku. Tapi sebelum itu, maukah kau mendengarkan lagu yang akan ku nyanyikan ini? Dengarkan baik-baik. Aku berjanji akan menjelaskan semuanya padamu setelah lagu ini berakhir.'
Kit tidak sabar saat melihat Ming mempersiapkan diri untuk menyanyi. Melihat latar belakang video itu, Ming mungkin merekam video itu saat masih berada di mobilnya. Kit menunggu dan dia tidak bisa menahan air matanya saat mendengarkan lirik lagu itu.
Ming tersenyum lebar begitu dia mengakhiri lagunya dan melanjutkan kata-katanya tadi.
'My dear kitten, apa kau mendengarkan liriknya? Apa kau mengerti apa yang ingin aku beritahu padamu? Benar, Kit. Seperti lirik lagu ini, kau adalah semua yang aku butuhkan, my kitten. Kau adalah malaikatku yang datang menyelamatkanku. Aku memilih lagu ini karena menggambarkan perasaan di dalam diriku. Aku tidak ingin kehilanganmu, Kit. Aku benar-benar ingin kau menjadi milikku secara resmi. Itu sebabnya aku pergi, aku keluar untuk mencari cincin yang tepat untuk melamarmu, my kitten. Aku tidak tahu kenapa aku menjadi seperti ini. Tapi sebelum kau berubah pikiran, aku ingin bertanya. My dear lovable Kit, maukah kau menikah denganku dan menerima kekasih kekanakanmu ini untuk tinggal bersamamu selama sisa hidupmu?'
Tanya Ming sambil menunjukkan cincin yang dia beli melalui video, berharap Kit menyukai cincin itu.
Kit tersentak.
Cincin itu sangat indah. Dia tidak tahu apa yang telah ia lakukan sehingga bisa mendapatkan seseorang seperti Ming. Dia gemetar sambil terus menonton pesan video yang dikirim Ming kepadanya.
'By the way, kitten. Saat kau menerima pesan video ini, aku sudah berdiri di luar kamar yang kau tempati sekarang. Jadi, jika kau menerima lamaranku, maukah kau membuka pintu dan mencium ujung hidungku? Tapi jika kau tidak menerima, cukup cium pipiku sekali. Aku mencintaimu, kitten. Aku sangat berharap kau akan memberiku jawaban yang ingin aku dengar.'
Begitu video berakhir, Kit melemparkan ponselnya ke tempat tidur dan bergegas berlari menuju pintu. Air mata Kit jatuh ketika ia melihat Ming sedang berlutut setelah pintu terbuka. Ming tersenyum, walaupun dia masih belum tahu apa jawaban Kit.
"Jadi, my dear kitten, tolong beritahu aku jawabanmu?" Ming bertanya lagi dengan gugup.
Kit tersenyum dan cepat mencium ujung hidung Ming, kemudian menarik Ming berdiri untuk memeluknya.
Senyum Ming melebar sambil ia balas memeluk Kit. Kemudian perlahan ia melepas pelukan itu untuk memakaikan cincin pertunangan di jari Kit. "Ma !!! Pa !!! Kit menerima lamaranku !!" Dia berteriak sekeras yang dia bisa kepada orang tuanya yang sedang bersembunyi, menunggu kabar baik itu.
Kit terkejut ketika melihat orang tua Ming muncul dari tempat persembunyian mereka. Tapi ia bahagia ketika ia dipeluk dan terjepit di antara tiga orang yang sangat bahagia memilikinya menjadi bagian dari keluarga mereka.
"Terima kasih, Kit. Terima kasih sudah menerima lamaranku. Aku mencintaimu, my dear kitten." Ming berbisik sambil memeluk kekasihnya yang menggemaskan.
"Aku juga mencintaimu, Ming." Kit membalas dengan air mata kebahagiaan mengalir di pipi merahnya.
*Kamu... iya kamu ...kapan kamu dilamar???
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
Fiksi PenggemarHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...