"Ming .. Aku mohon. Orang tuaku di sini. Tolong pertimbangkan." Zo menggeleng kencang. Dia khawatir dengan orang tuanya. Dia tak ingin mereka terluka karena keegoisannya.
"Zo, beritahu kami apa yang terjadi. Kenapa kau takut padanya?" Ayah Zo benar-benar bingung.
"Mari kita duduk dulu, paman, bibi." Ming duduk setelah ia memastikan orang tua Zo duduk nyaman kemudian menunjuk pengacaranya untuk bergabung dengan mereka, sementara dua orang lainnya berdiri di belakang Ming.
Ming menyadari Zo gemetar. Dia merasa kasihan pada Zo. Bukan niatnya untuk menyakiti siapa pun, tapi Zo membuatnya tidak punya pilihan. Itu adalah satu-satunya cara untuk membuat Zo mengerti bahwa mereka tidak bisa bersama. Zo harus berhenti mencoba, atau dia akan lebih terluka.
"Beritahu kami, Ming. Apa yang telah anak kami lakukan sampai kau membawa orang-orangmu?" Ayah Zo bertanya dengan tidak sabar.
"Kami tahu Zo telah menyakitimu, tapi tidak bisakah kau memaafkannya, Ming?"
Ming mendesah pelan. Dia merasa jahat melihat ibu Zo menangis di depannya. Tapi ia harus melanjutkan rencana, untuk memperjelas status antara dia dan Zo. Sekali dan untuk semua, demi kekasihnya.
"Paman, Bibi. Untuk informasi, aku sudah memaafkan anak kalian. Tapi dia menyakiti kekasihku dan mencoba untuk memprovokasi orang tuanya hanya untuk menghancurkan hubungan kami. Itu sebabnya aku rasa aku sudah tidak bisa mentolerir lagi."
"Tidak! Aku tidak percaya Zo bisa menyakiti orang lain. Dia adalah anak yang baik." Ibu Zo membela anak satu-satunya. Dia membesarkan anaknya dengan cinta, dia tidak terima jika ada yang mengatakan bahwa anaknya adalah orang jahat.
"Tapi itu faktanya, Bibi. Dia memukul kekasihku yang merupakan dokter yang merawatnya ketika ia sakit, di rumah sakit. Dan dia bahkan berani mengirim amplop berisi foto-foto kedekatanku dengan kekasihku kepada orang tua kekasihku dengan sebuah surat yang isinya menuduh bahwa kekasihku sudah merebut tunangannya."
"Tidak, aku tidak percaya dia melakukan itu. Kau tidak memiliki bukti." Ayah Zo berpendapat.
"Aku memiliki pernyataan dari perawat yang menolong kekasihku saat itu, menangkap anak paman agar berhenti menyakitinya. Mr. Boy telah mengirimkan amplop serta isinya ke lab dan mereka menemukan sidik jari Zo di atasnya, cukup untuk digunakan sebagai bukti."
"Aku melakukan itu karena aku masih mencintaimu, Ming. Aku ingin kau kembali, aku ingin kita memulai lagi." Zo membela diri, menyatakan alasan atas apa yang dia lakukan.
"Kau dengar dia, Ming. Dia hanya ingin kau kembali. Dia terlalu mencintaimu." Kata ibu Zo mendukung anaknya.
"Aku minta maaf, bibi, paman. Tapi aku tidak bisa menerima Zo lagi setelah apa yang dia lakukan di pesta pernikahan." Ming menjawab dengan kepala tertunduk.
"Jangan bilang kau tidak bisa menerimanya kembali hanya karena dia masih ragu dan meninggalkan pernikahan?" Ayah Zo merengut tak percaya.
"Aku minta maaf karena bersikap kasar kepada kalian, tapi apakah Zo pernah memberitahu kalian alasan sebenarnya kenapa kita tidak menikah hari itu?"
Orang tua Zo berpaling untuk menatap putra mereka, tapi setelah melihat bahwa anak mereka bahkan tidak berani melihat orang tuanya sendiri, mereka tahu jika anak mereka telah melakukan sesuatu yang sangat buruk.
"Aku harus memberitahumu, Zo. Aku bahkan tidak tahu mengapa aku masih terus menyimpan videomu, tapi aku rasa itu hal yang baik aku masih memilikinya di laptopku. Tapi aku ingin tahu apakah aku harus menunjukkannya pada orang tuamu." Ming memegang USB flash drive dan memikirkan dengan mendalam apa yang harus dilakukannya. Dia tidak cukup kejam untuk menyakiti orang tua Zo.
"Tidak! Ming, ku mohon jangan! Kasihanilah aku! Aku mohon! Aku berjanji mulai sekarang dan seterusnya, aku akan berhenti mengganggumu, Dr. Kit dan juga keluarganya. Tolong jangan perlihatkan video itu ke orang tuaku." Zo berlutut di depan Ming dengan telapak tangannya tergenggam bersama di depan dadanya, memohon dan mengemis pada Ming dalam tangis.
"Tunjukkan pada kami, Ming. Aku ingin tahu." Ayah Zo bersikeras.
"Tidak, Dad, Mom.... Ming benar. Aku yang bersalah telah menghancurkan pernikahan, bukan dia." Zo meminta ayahnya untuk berhenti lalu ia memohon lagi pada Ming. "Ku mohon, Ming. Aku akan melakukan apa saja selama kau tidak menunjukkan video itu."
"Baik, aku akan memenuhi permintaanmu, tapi dengan satu syarat."
"Apa pun yang kau mau, Ming. Sebut saja." Zo harus setuju, untuk menyelamatkan muka di depan orang tuanya.
"Kau harus menandatangani dokumen sebagai suatu perjanjian bahwa kau tidak akan pernah datang di kehidupan kami atau menyakiti salah satu dari kami lagi."
"Tentu, Ming. Aku akan melakukannya."
Ming menunjuk Mr. Ken untuk memberikan dokumen pada Zo dan menyaksikan dia menandatangani dokumen tanpa ragu.
"Dan untuk video ini, aku akan tetap menyimpannya. Untuk jaminanku memastikan bahwa kau akan memenuhi janjimu. Aku benar-benar minta maaf, paman, bibi, untuk melakukan hal ini pada anak kalian. Tapi seberapa besar kalian ingin melindungi anak kalian, aku juga merasakan hal yang sama, terhadap kekasihku dan juga keluarganya. Jadi, sekali lagi aku ingin meminta maaf jika telah menyinggung siapapun." Kata Ming sebelum ia dan anak buahnya pamit dan meninggalkan apartemen suram Zo.
*Mam to the pus kau Zo :v
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanfictionHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...