Keesokan paginya, seperti yang direncanakan, keenam pria itu berkumpul di depan panti asuhan. Meskipun Ming dan Wayo sedikit terlambat tapi Kit senang mereka tetap datang. Suasana hati Kit langsung cerah setelah ia melihat senyum riang Ming.
Ming dengan cepat memarkir jeep yang dia kendarai untuk acara hari itu dan langsung melompat keluar untuk menyapa Kit. "Pagi, Kit manisku." Sapanya dan menusuk lesung pipi Kit kemudian memberikan kecupan cepat di pipi Kit, ketika ia melihat tidak ada yang memperhatikan.
Kit terkejut dan tanpa sengaja memukul wajah Ming. "M ..maaf... Ka .. kau mengagetkanku. Aku refleks melakukan itu. Apa aku menyakitimu?" Dia memeriksa Ming dan melihat luka di bibir atas Ming. Dia menatap Ming dan perlahan mencium luka itu ringan. "Masih sakit?"
Ming terkekeh lembut. Kit benar-benar menggemaskan, menggigit bibir bawahnya saat dia khawatir.
"Aku tidak sakit lagi." Ming tersenyum lebar. "Bahkan, aku senang meski aku sedang sakit, karena aku bisa mendapat ciuman darimu."
Kit kesal dan mencubit kedua pipi Ming keras.
"Auuuhh! Sekarang pipiku sakit!" Teriakan Ming benar-benar keras dan itu menarik perhatian teman-teman mereka.
"Ehem .... aku ketinggalan sesuatu?" Beam melihat dua orang itu dengan mata memincing.
Phana dan Wayo tertawa karena mereka melihat Kit dan Ming tertangkap basah.
"Ming?" Forth mengangkat alisnya, menunggu sepupunya menjawab.
"Tidak banyak, hanya jatuh cinta dengan dokter lesung pipi ku."
Kit memutar matanya dan menendang tulang kering Ming ringan.
"Pha, kau tahu sesuatu yang kita tidak tahu?" Tanya Beam pada dokter tinggi itu.
"Yah, tadi malam itu cukup kacau. Bukan begitu, Wayo?" Jawab Phana sambil melingkarkan lengannya di bahu Wayo.
Wayo mengangguk dan mengedipkan mata pada dua orang yang bertengkar dalam diam. Tidak ada suara yang terdengar tapi bibir mereka bergerak dengan ekspresif.
"Kit, apa kau dan dia sedang menjalin hubungan?"
"Tidak!"
"Ming? Apa dia mengatakan yang sebenarnya?" Tanya Forth.
"Ya, memang begitu."
"Oke, sekarang aku bingung." Kata Beam. Cemberutnya mulai terbentuk saat dia menyipitkan mata ke Kit untuk mencari tanda. "Aku menyerah! Katakan yang sebenarnya, Kit."
"Aku mengatakan yang sebenarnya! Kita tidak dalam hubungan!"
"Belum!" Ming menambahkan sambil menyeringai lebar pada Kit yang menatap tajam padanya. "Kami masih dalam proses mengenal satu sama lain." Dia menjelaskan dan mengacak rambut Kit.
"Jangan sentuh rambutku!" Kit memarahi Ming.
"Aku masih ingin menyentuhnya. Ini sangat lembut. Oh ya, Dr. Phana. Tolong berhenti memeluk Kit dan mengacak rambutnya. Aku benar-benar cemburu, kau tahu. Dan aku ingin menjadi satu-satunya yang bisa melakukan itu padanya. "
"Ming, kau tidak punya hak untuk mengatakannya pada temanku."
"Ya, aku punya. Kita sudah berciuman, Kit. Di satu sisi aku telah mengklaimmu sebagai milikku. Dan itu berarti, aku memiliki hak untuk melindungi milikku yang berharga dari orang lain."
"Kalian sudah berciuman?" Beam dan Forth saling pandang terkejut.
"Cukup! Aku membatalkan kencan kita!"
"Kencan?!!" Beam dan Forth berkata serentak.
"Ooppss! Kali ini kau membiarkan lidahmu terpeleset, Kit. Bukan aku." Ming tertawa saat Kit mulai mengejarnya.
"Ini salahmu! Jika kau tutup mulut, aku mungkin tidak akan keceplosan!" Kit berteriak dan berlari mengejar Ming yang jahil.
"Pha ... mereka jatuh cinta?" Tanya Beam sementara matanya mengikuti kedua orang dewasa yang kekanak-kanakan yang sedang berlari memutari mobil.
"Mereka bahagia, bukan? Jadi, kau bisa melihatnya sendiri." Phana menjawab dalam teka-teki.
Forth dan Beam terus mengamati dua orang itu dan mereka benar-benar tercengang saat melihat Ming memeluk Kit dan mencium bibir Kit dengan lembut.
"Oh Tuhan, mereka berpacaran!"
"Belum ... tapi masih proses." Wayo menyatakan lagi. "Dan P'Forth, Ming telah mengatakan kepada Dr. Kit tentang Zo."
"Benarkah? Sekarang aku mengerti kenapa Ming sangat bahagia." Forth tersenyum puas saat melihat sepupunya menyeret Kit kembali pada mereka.
"Apa kalian senang?" Tanya Beam mengejek.
"Hush, Beam! Kau akan merusak suasana hatiku jika kau juga mulai menggodaku."
"Baiklah..baiklah ..aku akan berhenti." Beam terkekeh dan melanjutkan pembicaraan mereka. "Nah, karena semua orang sudah di sini," Beam berhenti dan mengedipkan mata Kit yang tersenyum malu. "Ayo kita masuk dan mengejutkan anak-anak." Dia berkata penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanfictionHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...