39

2.9K 276 33
                                    




Ming memasuki apartemen Kit dan merebahkan tubuh lelahannya di sofa. Dia mengamati di sekitar apartemen dan merasa sangat kesepian tanpa Kit di sampingnya.

Betapa ia berharap Kit ada di sana untuk merayakan hari itu dengannya, hari dimana mereka akhirnya bisa hidup damai tanpa khawatir tentang Zo lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Betapa ia berharap Kit ada di sana untuk merayakan hari itu dengannya, hari dimana mereka akhirnya bisa hidup damai tanpa khawatir tentang Zo lagi.

Ming menghela nafas saat melihat ponselnya. Tapi beberapa menit kemudian, dia berubah ceria saat ponselnya tiba-tiba berdering dan itu dari Kit.

"Kitten!" Ming menjawab dengan riang.

'Hei, puppy Ming. Dimana kau? Apa kau sibuk? Bisakah kita bicara?'

"Aku sedang di apartemenmu. Aku baru saja kembali dari apartemen Zo."

"Jadi ... apa semua baik-baik saja?'

"Ya, kitten. Semua baik-baik saja. Aku senang Zo akhirnya keluar dari kehidupan kita."

'Benarkah? Aku senang mendengarnya, Ming. Sekarang, akhirnya aku bisa bernafas lagi.'

"Kitten, apa yang sedang kaulakukan sekarang?"

'Bicara denganmu.'

"Serius, kitten."

"Aku serius, my puppy.'

"Aku merindukanmu, kitten. Aku sangat ingin memeluk dan menciummu. Aku berharap kau ada di sini, jadi aku bisa bercinta denganmu untuk merayakan cinta kita."

'Aku juga, Ming. Aku juga merindukanmu.'

"Kau menangis, kitten? My crybaby?"

'Aku menangis karena aku sangat bahagia, Ming. Aku bahagia karena aku bisa bersamamu dengan restu orang tuaku.'

"Aku juga bahagia, kitten. Tapi tolong jangan menangis. Kau tahu, aku tidak ingin melihat atau mendengarmu menangis. Ku mohon jangan ada air mata lagi."

'Aku tidak bisa.'

"Ingin ku nyanyikan sebuah lagu? Mungkin aku bisa mengarahkan perhatianmu padaku dan menghentikanmu menangis."

'U-huh .. Bisakah?'

Ming terkekeh sambil mengubah posisi duduknya. "Dengarkan suaraku, okey?" Dia berkata dan mulai bernyanyi dengan lembut melalui ponsel untuk kekasihnya.

'Ming ... Kau membuatku lebih merindukanmu.'

"Aku juga sama, kitten. Tapi setidaknya aku senang kau berhenti menangis." Ming mendesah lega.

'Ming, kau sudah makan malam?'

"Belum, kitten. Aku sama sekali tidak ingin makan."

'Kenapa?'

"Karena kau tidak di sini untuk menyuapiku. Aku suka kau menyuapiku, kau membuatku merasa dicintai."

'Kau harus makan, my dear puppy. Atau kau akan sakit.'

"Ya, Dr. Kit. Aku janji akan makan nanti."

'Ming, kau baik-baik saja? Kau terdengar sangat lelah.'

"Ya, kitten. Aku merasa lelah karena charger-ku tidak ada di sini."

'Charger-mu?'

"Ya, charger-ku."

'Hah?'

"Aku membutuhkanmu, kitten. Kaulah charger-ku. Aku akan lebih bersemangat jika aku mendapatkan ciuman darimu."

"Kau aneh ... Tapi aku mencintaimu.'

"Aku juga mencintaimu." Balas Ming pada kekasihnya.

'Aku mencintaimu tiga' (i love u - i love u too - i love u three)

Ming tertawa tapi kemudian berhenti mendadak saat mendengar bel pintu berbunyi.

'Ming? Ada apa?'

"Seseorang menekan bel."

"Itu pasti Pha. Aku tidak bilang padanya jika aku mengambil cuti. Dia pasti sangat khawatir.'

"Kau yakin kau dan dia hanya berteman?"

'Ming!! Kau meragukanku?!'

"Maaf ... maaf ... aku minta maaf, kitten. Jangan marah, okey? Halo? Halo? Kitten? Sial!" Ming mengumpat. Dia mencoba menelepon kembali sambil berjalan ke pintu untuk melihat siapa tamu yang tidak diharapkannya. Tapi ia tertegun saat melihat siapa orang itu.

"Surprise!!!!"

Ming membeku sementara matanya mengamati orang di depannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Kitten? Ini benar dirimu?"

Kit mengangguk sambil mendorong Ming masuk ke dalam apartemen dan menutup pintu di belakangnya, meletakkan barang bawaannya dan melompat ke tubuh Ming dengan tangan melingkar di leher dan kakiknya melingkar di pinggang Ming.

Ming terkejut tapi dengan cepat memeluk erat kekasihnya. Dia bingung saat Kit menangkap bibirnya dan menciumnya dengan rakus.

"Aku merindukanmu, puppy." Kata Kit parau setelah mengakhiri ciuman, terengah-engah.

"Kau benar-benar di sini ..."

"Ya .. Ma dan Pa menyuruhku untuk menyusulmu." Kit menggigit bibir bawahnya dan menatap bola mata Ming. "Kenapa? Kau tidak ingin aku di sini?" Dia cemberut, membuat wajah sedih ke Ming.

"Kata siapa? Aku menginginkanmu di sini, jadi aku bisa bercinta denganmu."

"Tapi ..tapi aku baru saja datang." Kit tergagap dan mencoba untuk turun dari tubuh Ming, tapi Ming tidak membiarkannya.

"Aku tidak peduli. Aku sangat merindukanmu." Ming menjawab sambil membawa Kit ke kamar.

"Ming! Tidak sekarang!" Kit berteriak untuk menghentikan kekasihnya yang sudah horny. Tapi kemudian, satu-satunya suara yang keluar dari bibirnya adalah erangan erotisnya yang menggema di seluruh kamar.

SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang