7

3.4K 354 22
                                    




Kit berbalik dan mulai berjalan kembali ke kantin. Dia sudah cukup melihat. Dia tahu bahwa Ming tidak begitu membenci Zo. Ming masih tidak bisa melupakan tentang Zo. Dia tidak mendorong Zo saat pria itu memeluknya. Tapi Wayo yang mendorong Zo darinya.

"Dr. Kit !! Tunggu aku, ku mohon !!" Teriak Ming saat ia mengejar Kit yang mempercepat langkahnya.

Kit mengabaikan Ming dan berjalan lebih cepat.

"Dr. Kit! Berhenti!" Ming meraih lengan kiri Kit dan menariknya agar berhenti.

"Lepaskan aku, Mr. Ming." Kit berkata tegas.

"Tidak, tidak sampai kau mendengar apa yang ingin aku katakan." Ming menjawab dan menyeret Kit ke tangga darurat terdekat dimana tidak ada orang di sekitar, untuk berbicara dengan Kit secara pribadi. Dia membuka pintu dan memaksa Kit menuju tangga. Lalu saat pintu tertutup, Ming mendorong Kit dengan punggung menempel pada pintu dan mengurung dokter itu di antara kedua lengannya dengan dia meletakkan telapak tangannya di pintu itu.

"Apa yang kau lakukan, Mr. Ming?"

"Memberitahumu bahwa Zo tidak berarti apa-apa lagi bagiku."

"Baiklah, kau sudah mengatakannya, bolehkah aku pergi sekarang?"

"'Masih ada lagi."

Kit diam dan menunggu.

"Aku tetap akan mendekatimu."

"Oke, ada lagi?"

"Kau marah padaku, Dr. Kit."

"Sedang tidak mood."

"Marahlah. Itu satu-satunya cara yang aku tahu bahwa kita sedang baik-baik saja." Ming memohon.

"Tidak ingin." Kit menjawab tanpa emosi.

"Dr. Kit .."

"Biarkan aku pergi."

"Kau sedang marah, bukan?"

"Tidak."

"Katakan padaku, Dr. Kit. Kenapa kau mengikutiku?"

"Aku sedang menuju ke kamar kecil. Aku tidak mengikutimu."

"Lalu, kenapa kau berhenti dan memperhatikan kami?"

"Karena penasaran."

"Dr. Kit ... Maafkan aku."

"Apa kau melakukan kesalahan padaku? Kenapa kau meminta maaf? Kita masih orang asing, kalau boleh ku katakan begitu."

"Kita bukan orang asing, Dr. Kit. Aku minta maaf karena ku rasa aku mungkin telah menyakitimu. Dan sekarang aku sedang mencoba menjelaskan padamu jadi kau tidak salah paham." Ming menatap ke wajah imut Kit.

Kit menarik napas panjang dan menatap sepatu kulit hitamnya.

"Jika kau sudah selesai bicara, bisa tolong lepaskan aku?"

"Aku belum puas. Ini bukan reaksi yang aku inginkan."

"Aku harus bekerja, tolong biarkan aku pergi."

"Aku butuh kepastian, Dr. Kit. Sebuah kepastian yang menunjukkan bahwa aku sudah dimaafkan."

"Boleh aku bertanya satu pertanyaan. Kenapa kau tidak mendorong dia? Kenapa kau membiarkan dia memelukmu? Tidakkah kau pernah berpikir bahwa aku akan cemburu atau apa. Orang yang waras, sama sekali tidak akan membiarkan mantan kekasihnya untuk melakukan hal itu. Terutama jika mantan kekasihnya telah melakukan sesuatu yang tak bisa dimaafkan." Kit berkata dengan alis berkerut.

Ming tersenyum. Senyumnya melebar saat Kit akhirnya menjadi dirinya sendiri lagi.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Terima kasih, Dr. Kit."

"Sekarang, aku bingung." Kit menggelengkan kepalanya dengan jengkel.

"Ini orang pemarah yang aku suka." Ming tertawa dan memeluk Dr. Kit.

"Woah !! Kapan aku memberimu izin untuk memelukku? Lepaskan aku!" Kit mendorong Ming dengan segenap kekuatan yang dimilikinya dan segera setelah dia terlepas, dia dengan cepat mendorong Ming menjauh darinya dan keluar dari tangga darurat.

"Dr. Kit! Terima kasih!" Ming berteriak pada Kit yang telah bergegas kembali ke kantin. Lalu dia melompat dengan riang saat dia kembali ke mobilnya.

Kit tak bisa menyembunyikan senyumnya saat ia mendekati Phana yang masih menunggunya di meja kantin.

"Hmm ... seseorang sedang bahagia. Apa semua baik-baik saja tentangmu dan Ming ?" Phana bertanya pada temannya.

"Errr..."

"Berhenti menyembunyikan kebenaran, Kit. Kau tidak akan pernah bisa menyembunyikan apapun dariku." Kata Phana percaya diri.

Kit tersenyum dan mengangguk malu. "Ya, semuanya baik-baik saja."

"Aku senang. Sekarang, ayo kita pergi. Kita sudah terlambat." Phana berdiri, mengaitkan lengannya di bahu Kit dan menuntun dokter mungil itu menuju lift.

SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang