Keesokan harinya saat Kit terbangun, dia terkejut melihat mereka berdua tidur di tempat tidur. Keningnya berkerut sambil memikirkan tentang tadi malam. Bagaimana mereka bisa tidur di ranjang? Apakah dia tidur sambil berjalan semalam? Dia menatap Ming yang masih tidur nyenyak dan bertanya-tanya apakah Ming yang telah membawanya ke tempat tidur.
Kit tersenyum kecil sambil mengamati wajah damai Ming. Dia menyentuh lembut rahang Ming dengan jari telunjuknya dan menelusuri ke bawah perlahan ke dagu berbulu Ming. Bagaimana dia bisa beruntung memiliki Ming sebagai kekasihnya? Dia merasa sama sekali tidak pantas mendapatkan pria itu.
Kit memerah saat mengingat tadi malam. Dia menampar ringan dirinya dan bersumpah jika dia tidak akan pernah melakukannya lagi. Itu benar-benar memalukan. Ming pasti benar-benar terkejut melihat dia kehilangan kendali atas hasratnya.
"Hmm ... Kenapa kau tersenyum, my sweet kitten?"
Kit tersentak saat Ming merangkul dan memeluknya seperti guling.
"Hmm .. Aku suka anak kucingku. Lembut dan nyaman." Kata Ming sambil memeluk Kit erat.
Kit cemberut dan memukul lengan Ming. "Kau akan mematahkan tulangku jika terus memelukku dengan kencang."
"Maaf, kitten." Ming terkekeh dan melonggarkan pelukannya. "Oh ya, Aku lupa. Selamat pagi, my sweet kitten." Kata Ming lalu mencium Kit di hidungnya.
"Err ... pagi, my cute puppy." Kit terkekeh. Dia sedikit meringis tapi setelah melihat senyum Ming, ia merasa senang.
"Apa kau tidur nyenyak tadi malam?"
"Aku rasa begitu."
"Hmm ..kau mengejutkanku, Kit. Aku pikir kau akan memasukiku tadi malam, tapi aku senang ternyata kau tidak.
"Bagaimana jika aku ingin memasukimu? Apa kau mengijinkan?" Tanya Kit penasaran.
"Tergantung ... tapi aku lebih suka menjadi orang yang membuat kucingku menggeliat dalam kenikmatan." Ming berbisik parau dan mencium bibir Kit ringan.
"Berhenti menggodaku." Kit melotot pada Ming tapi kemarahannya hilang saat Ming menciumnya lagi. "Hmm .. Ming, bagaimana kita sampai di sini?" Kit bertanya setelah bibir mereka terpisah.
"Aku membawamu turun. Terlalu dingin untuk tidur di luar. Aku tidak ingin kita sakit. Temanmu akan membunuhku jika aku membuatmu sakit."
"Kenapa kau tidak membangunkanku?"
"Aku sudah mencoba, tapi kau tidur nyenyak sekali."
"Maaf ... Kau pasti kesulitan membawaku ke sini."
"Tidak, tidak sama sekali. Kau lebih ringan dari yang kau pikirkan." Ming menyeringai dan menepuk kepala Kit ringan. "Jadi, my kitten. Apa yang akan kita lakukan hari ini?"
"Bukankah kau bilang akan mengantarku pulang?"
"Ini terlalu pagi. Mengapa kita tidak pergi keluar untuk kencan? Kencan yang nyata."
"Kemana kau ingin pergi?"
"Well .." Ming berhenti ketika ponselnya berdering begitu keras. "Tunggu sebentar, Kit." Dia duduk sambil meraih ponselnya di meja samping tempat tidur dan dengan cepat menjawab tanpa melihat identitas pemanggil.
"Halo .."
'Pagi, my love! '
Ming terkejut dan cepat menunduk melihat ponselnya. Nomornya bahkan tidak ada dalam daftar kontaknya.
"Halo, siapa ini?"
'Ini aku, Zo ..'
"Bagaimana kau mendapatkan nomorku?!"
'Aku punya cara, Ming.'
"Apa yang kau inginkan, Zo?! Aku bilang jangan pernah menggangguku lagi!"
'Aku menginginkanmu, Ming! Dan aku tidak akan pernah menyerah padamu!'
"Kau tahu, Zo. Kau bisa pergi ke neraka! Dan berhenti menelponku! Berhenti merusak kehidupan bahagiaku!!" Teriak Ming sebelum menutup telepon dan membuang ponselnya ke samping. Ming sangat marah. Dia tidak pernah semarah ini sebelumnya dan dia benar-benar merasa ingin membunuh pria itu.
"Ming .." Kit memeluk pria itu dan mencium bahunya ringan sambil menatap ponsel Ming.
"Aku minta maaf, Kit. Aku .. Aku benar-benar marah sekarang." Ming memegang tangan Kit dan mengambil nafas dalam-dalam. "Aku bahkan tidak tahu bagaimana ia mendapat nomorku. Dia benar-benar membuatku marah. Aku merasa seperti ingin mencekiknya sampai mati!"
Kit hanya diam saat ia mendengarkan umpatan Ming.
"Kit, aku senang kau di sini bersamaku." Ming berbalik dan menarik Kit untuk duduk di pangkuannya. "Aku bahkan tidak tahu apa yang akan ku lakukan jika kau tidak di sini." Ucapnya sambil memeluk Kit dan menyandarkan kepalanya di dada Kit. "Aku ingin membunuhnya ketika aku mendengar dia memukulmu beberapa hari lalu. Aku pergi ke apartemennya dan memperingatkannya untuk berhenti menyakitimu, atau aku akan melakukan hal terburuk padanya, tapi sepertinya dia mengabaikan ancamanku."
"Kau tidak seharusnya melakukan itu."
"Aku harus. Dia sudah menyakiti orang yang aku cintai."
Kit menghela nafas dan mencium kepala Ming lembut sambil mengusap rambutnya yang berantakan.
"Kit ... apa yang kau pikirkan?" Ming menyadari bahwa Kit hanya diam dan ia tampaknya terganggu akan sesuatu.
"Tidak ada."
"Kit?"
"Aku hanya khawatir."
"Ku mohon jangan .." Ming menangkup wajah Kit dan mengecup bibirnya.
"Aku tahu tidak seharusnya aku khawatir, tapi aku tidak bisa."
Ekspresi wajah Ming berubah masam seketika. "Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu berhenti khawatir?"
"Aku tidak tahu, Ming."
Ming menghela nafas dan mengusap wajahnya sambil bersandar di kepala tempat tidur. Kit merasa bersalah karena membuat Ming sedih. Dia sadar dia harus melakukan sesuatu untuk membuat kekasihya bahagia lagi.
"Ming, ayo kita pergi berkencan. Ayo bersenang-senang seharian." Saran Kit.
"Aku tidak tahu, Kit."
"Aku mengijinkanmu tidur di tempatku malam ini jika kau setuju." Kata Kit malu-malu.
"Malam ini saja?"
"Err ... tergantung ... mungkin lebih ..err .. selamanya mungkin. Aku benar-benar tidak tahu."
Ming tertawa dan meraih Kit mendekat. "Selamanya.. aku suka kata itu."
"Jadi, apa jawabanmu?"
"Ya, Kit. Ayo kita bersenang-senang hari ini." Ming tersenyum ceria sambil menatap Kit yang tersenyum padanya.
*Horeee..sotus s udah tayang :v lol :v
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanficHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...