Tidak ada yang lebih menarik selain melihat Kit berinteraksi dengan anak-anak sambil memeriksa kesehatan mereka, untuk mengetahui apakah ada di antara mereka yang membutuhkan perawatan atau pengobatan agar tetap sehat. Kit benar-benar pandai menangani mereka. Ming merasa terharu dengan kelembutan Kit, membujuk anak-anak untuk minum obat dan menghibur mereka setelah memberikan anak-anak suntikan. Dia benar-benar berbeda saat dia tidak pemarah dan murung seperti biasanya.
Ming tidak bisa mengalihkan pandangan dari Kit, bahkan saat dia melakukan tugasnya sendiri, membantu anak-anak besar membersihkan panti asuhan. Dia bersenang-senang dengan anak-anak tapi pada saat yang sama dia merasa puas karena bisa melihat Kit memperlihatkan keahliannya.
Itu adalah hari yang benar-benar baik untuk semua orang. Tapi jeritan yang terdengar dari seorang gadis yang terluka masuk ke panti asuhan, langsung merubah suasana di panti asuhan. Bukan jeritan khas yang mereka dengar secara normal, tapi teriakan teror dan panik, meneriakkan bahwa Beam telah ditikam.
Forth dan dua dokter berlari keluar untuk mencari Beam dan ketika mereka kembali, semua orang terkejut melihat Beam beelumuran darah. Ketenangan pecah saat anak-anak melihat Beam dan mulai menangis. Pagi yang damai menjadi kacau. Ming dan Wayo harus mengumpulkan anak-anak untuk menghibur dan menenangkan mereka sambil menunggu Phana dan Kit menangani luka Beam.
Untuk pertama kalinya dalam hidup Ming, ia melihat bagaimana Kit dengan tenang bereaksi terhadap situasi darurat. Dia benar-benar bangga dan respek pada Kit karena begitu tenang meskipun orang yang terluka adalah sahabatnya. Namun, Ming tahu jika jauh di lubuk hatinya, emosi kit bercampur aduk. Tapi dia memilih untuk tidak menunjukkannya kepada siapapun.
Anak-anak sudah mulai tenang sementara mereka menunggu dengan gelisah berita mengenai kondisi Beam. Dan sekali Kit turun denagn tersenyum saat ia memberitahu Forth bahwa Beam sedang mencarinya, mereka lega dan segera tahu bahwa Beam baik-baik saja, dilihat dari wajah tersenyum Kit.
Ming menatap Kit yang tersenyum padanya sebelum Kit keluar untuk mengambil nafas. Ming mengikutinya karena khawatir dengan pria itu. Dan dia bisa merasakan jantungnya terasa sakit saat melihat Kit meneteskan air mata.
Ming menghampiri Kit yang duduk diam di bawah gazebo dan memeluknya. "Kau baik-baik saja, Kit?" Dia membelai rambut Kit lembut untuk menenangkannya.
Kit menggeleng lalu menyandarkan kepalanya di dada Ming dan menangis dalam diam. Ming menghela napas dan mengencangkan pelukannya pada tubuh Kit sambil menyanyikan sebuah lagu dengan lembut untuk menenangkan dokternya yang sedih.
"Terima kasih karena telah berada di sini bersamaku." Ucap Kit saat ia sudah tenang. Sebagai dokter, ia biasanya tenang ketika menangani kasus darurat seperti ini. Tapi ketika menyangkut sahabatnya sendiri, ia tak bisa menghentikan dirinya dari menjadi begitu emosional. Dia lega ia berhasil menyembunyikan emosinya di depan Phana dan Beam saat menangani luka Beam, tapi sekali dia selesai menangani luka itu, perasaan kehilangan orang terdekat mulai mengambil alih tubuh dan pikirannya.
"Tidak perlu berterima kasih, aku senang berada di sini bersamamu." Ming menjawab dan mencium puncak kepala Kit.
"Bagaimana dengan anak-anak? Mereka pasti takut. Bahkan aku takut ketika melihat kondisi Beam."
"Mereka baik-baik saja. Jangan khawatir tentang mereka."
"Tapi lihatlah mereka, mereka tidak begitu bahagia seperti tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanfictionHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...