Ming dan Kit sudah cukup melihat bintang melalui teleskop. Mereka memutuskan untuk berbaring di kursi berjemur, berpelukan satu sama lain dan menikmati angin semikir yang menyapu tubuh mereka yang hangat.
Mereka berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tapi keheningan itu berganti seketika saat Kit mengatakan sesuatu tanpa menyadari konsekuensi dari pertanyaan itu.
"Ming, apa kau pernah bercinta di bawah malam berbintang?" Kit bertanya tanpa sadar. Dia tiba-tiba penasaran bagaimana rasanya berhubungan seks secara terbuka di bawah bintang-bintang indah itu.
"Hah?" Ming bingung dengan pertanyaan itu. "Katakan lagi, apa aku tidak salah dengar? Apa kau ingin aku bercinta denganmu di bawah malam berbintang?" Ming menggerakkan tubuhnya, menindih Kit di bawahnya, dan menggerak-gerakkan alisnya sambil melihat mata Kit dengan nafsu yang mulai terbangun.
"Err .. Aku hanya bertanya. Lupakan apa yang baru saja aku katakan." Kit memerah. Dia merasa malu karena memikirkan hal itu. Tapi jauh di lubuk hatinya, dia benar-benar ingin mencobanya.
"Well, terlambat untuk itu karena kau sudah membahasnya. Kau membuatku benar-benar ingin melakukannya." Ming menjawab sambil menjilat bibirnya dan menunduk, mencium bibir Kit dengan rakus.
Kit mulai mengerang pelan saat ia membalas ciuman itu dengan keinginan besar dijamah sekali lagi oleh kekasihnya yang horny. Ia horny seketika saat Ming mulai meraba-raba kancing bajunya sambil Ming menciumnya dengan rakus. Tapi Ming kesulitan membuka kemejanya dan membuatnya sedikit frustrasi dan tidak sabar.
"Robek saja bajuku, Ming." Kit menuntut dengan suara serak.
Ming menyeringai pada Kit dan dengan satu tarikan, kemeja Kit robek dengan kancing yang bertebaran di lantai. Ming cepat membuang kemeja itu, melemparnya ke lantai dan mulai memanjakan tubuh Kit. Menghisap, menjilat, bahkan menggigit kulit Kit yang membuat pria mungil itu merintih dalam kenikmatan.
Ming juga merobek bajunya dan melepas celana sekaligus boxernya sebelum ia melakukan hal yang sama dengan celana dan boxer Kit yang menutupi bagian tubuh bawahnya. Kemudian Ming merangkak naik ke atas Kit dan mencium bibir sensual pria itu, mendorong lidahnya ke dalam mulut Kit dan membuat lidah mereka menari bersama sebelum dia mengisapnya dan menjauh dari wajah Kit.
"Ming ..cukup dengan foreplay. Aku ingin kau dalam diriku, sekarang!" Kit menuntut dengan putus asa.
Ming mengangguk tapi dia berhenti karena menyadari ia lupa tidak membawa pelumas.
"Gunakan saja air liurmu, Ming." Kata Kit parau ketika melihat ming bangkit ingin mengambil pelumas.
"Hmm ..seseorang tampaknya tahu lebih banyak tentang hal ini." Ming terkekeh sambil ia membalik tubuh Kit tengkurap. Lalu ia mengangkat pinggul Kit untuk memisahkan pipi pantatnya dan mulai menggunakan lidahnya untuk membasahi lubang sempit Kit dengan ludahnya.
"Kau membuang-buang waktu, Ming. Aku tudak ingin menunggu lagi." Kit berbalik, memaksa Ming berbaring dan ia mulai memutar lidahnya di sekitar ereksi Ming, membasahi dengan ludahnya kemudian mengisap penis yang mengeras itu beberapa kali sebelum dia melepasnya.
Ming terkejut dengan keberanian Kit, tapi dia menyukai ketika anak kucing manisnya mendominasi situasi.
Kit kemudian pindah ke atas Ming, berlutut di atas pinggang pria itu dengan lutut di setiap sisi tubuh Ming dan perlahan ia memasukkan penis Ming ke dalam lubang sempitnya. Kit menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit, sementara membiarkan penis keras itu beristirahat dalam dirinya untuk menunggu ototnya melonggar.
Ming menyadari jika Kit kesakitan. Dia dengan cepat menempatkan ciuman kasar pada bibir bengkak Kit kemudian pindah ke dagu dan jakun, sebelum ia mendaratkan bibirnya di puting kecil Kit dan memainkannya dengan lidahnya. Tangannya memegang pinggul Kit tegas ketika ia merasa Kit mulai menggerakkan pinggulnya naik turun dalam kecepatan lambat sambil mencengkeram bahu Ming keras.
Ming sedikit menaikkan lutut untuk menopang dan mulai ikut bergerak, menjaga kecepatan serempak sambil mendengarkan erangan erotis Kit yang terdengar seperti musik di telinganya.
"Ergh ... Ming ... Aku .. tidak bisa.. menahan .. nya .. lagi .." Kit mengerang saat Ming membantu Kit untuk mempercepat gerakannya.
"Aku..juga, Kit. Ayo.. kita keluarkan.. bersama-sama." Kata Ming dan mempercepat gerakan dengan sekuat tenaga.
Beberapa menit kemudian, Kit mengeluarkan erangan keras dan pada saat bersamaan, Ming bisa merasakan cairan hangat berceceran di perutnya. Kit telah kehilangan energi dan kekuatannya, tapi dia berpegang pada tubuhnya saat Ming mempercepat dorongannya untuk mencapai orgasme.
Ming mengerang saat ia mengeluarkan cairan lengket putih di dalam tubuh Kit sebelum ia merosot dengan Kit di atas tubuhnya. Ming bisa merasakan cairan mulai mengalir ke penisnya saat ia menariknya keluar, tapi dia tidak keberatan sama sekali dan mulai merangkul tubuh Kit lembut.
Mereka berdua terengah dalam kenikmatan. Dada Ming naik dan turun dan itu membuat Kit langsung tertidur. Ming terkekeh saat mendengar dengkuran samar datang dari Kit. Dia menoleh ke arah Kit dengan penuh kebahagiaan. Memberi ciuman di dahi Kit, lalu bersandar kembali dengan mata terpejam untuk mengistirahatkan badannya yang kelelahan, dengan senyum kepuasan terlukis di wajahnya.
*Selamat malam minggu mblo..selamat bercinta dibawah langit berbintang :v
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanfictionHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...