Kit berbaring di tempat tidur dan meletakkan tangannya di depannya, melihat cincin indah di jari telunjuknya. Dia masih tidak percaya ia akhirnya bertunangan. Semua tampak begitu tak nyata, tapi ia tahu jika itu bukan hanya mimpi. Dia telah menjadi tunangan seseorang mulai hari itu. Karena dia sudah memiliki cincin pertunangan, mungkin sudah saatnya dia mengembalikan cincin yang dulu pernah diberikan Ming sebagai janjinya. Dia menatap cincin itu terakhir kalinya dan perlahan melepasnya dari jarinya.
"Ming .."
"Hmmm ..." Ming yang sedang berbaring di sampingnya, dengan cepat merubah posisi, menghadap ke arahnya.
"Ku rasa aku harus mengembalikan cincin ini padamu sejak aku sudah memiliki cincin pertunangan." Kata Kit sambil menjulurkan tangannya ke arah Ming dengan cincin di telapak tangannya.
Ming tersenyum sambil duduk bersila dan mengambil cincin itu. "Ini milikmu. Selamanya." Dia memakaikan cincin itu kembali di jari Kit.
"Tapi .."
"Apa yang menjadi milikku adalah milikmu, ingat?"
"Ming .. Apa aku benar-benar pantas untuk bersamamu? Kau begitu sempurna dibandingkan denganku. Kau memiliki segalanya, tapi aku.."
"Aku memiliki segalanya, hanya jika aku memilikimu, kitten." Kata Ming sambil menindih tubuh Kit dan mencium ringan bibirnya. "Hidupku sempurna dengan kau ada di sisiku. Jadi, jangan pernah mengatakan bahwa kau tidak pantas untukku. Aku sangat mencintaimu."
"Kau pintar berbicara manis."
"Itu karena aku mencintai hal-hal yang manis. Bahkan kekasihku sangat manis." Ming mencium bibir memikat Kit lembut.
"Apa aku begitu manis?" Kit memeluk leher Ming dan menariknya lebih dekat untuk memperdalam ciuman itu. "Kalau begitu kita tidak boleh terlalu sering berciuman. Kau mungkin akan sakit. Sebagai dokter, aku harus menjaga kesehatanmu. Aku tidak ingin calon suamiku sakit."
"Tidak mungkin, kitten. Aku mendambakan kemanisanmu. Aku tidak bisa hidup jika tidak mendapatkan ciumanmu." Ming cemberut.
Kit terkekeh dan menjentikkan jarinya di kepala Ming. "Aku bahagia, Ming. Aku bahkan tidak tahu bagaimana untuk menggambarkan kebahagiaan ini. Tapi aku merasa bersyukur memilikimu yang mencintaiku sepenuhnya." Air mata mulai mengalir dari mata Kit saat ia mengungkapkan apa yang ada di pikirannya.
"Aku juga bahagia, my kitten. Karena aku telah menemukan soulmate-ku."
"Soulmate ... Aku suka kata itu, my puppy."
"Kitten, ayo kita menikah secepatnya." Ming mencondongkan tubuh untuk mencium Kit.
"Apa pun yang kau katakan, puppy." Kit tersenyum dan membiarkan Ming menciumnya lagi.
"Bagaimana kalau besok?" Ming menukar ciuman lagi.
"Jangan besok. Kita tunggu setelah pernikahan Forth dan Beam. Aku tidak ingin mencuri kebahagiaan mereka." Kit membalas dan mendorong Ming darinya, memaksa Ming untuk berbaring di kasur sehingga dia bisa menduduki tubuh Ming dengan wajah menunduk.
"Hmm ... my kitten menjadi singa lagi." Kata Ming menggoda.
Kit tertawa dan perlahan membungkuk untuk menangkap bibir tipis Ming, menciumnya dengan lembut untuk mengungkapkan cinta yang Kit miliki untuk kekasih yang dicintainya. Ciuman itu lembut awalnya, sebelum Ming mengubahnya menjadi ciuman panas yang membuat Kit terangsang.
Ming mengangkat tubuhnya dengan Kit yang masih menempel di pangkuannya, sambil terus melahap bibir Kit dengan rakus. Erangan samar lolos dari bibir Kit saat Ming menyelipkan tangannya di bawah baju Kit untuk menarik dan melepasnya. Kemudian dengan cepat melepas pakaiannya sendiri.
"Kau begitu seksi dan indah, kitten." Ming berbisik parau sebelum ia mulai menjilati pundak, leher, rahang dan kembali ke bibir Kit untuk ciuman penuh gairah lain sementara tangannya mengusap seluruh kulit halus Kit.
Ming bisa merasakan kuku jari Kit menusuk ke dalam kulitnya, tapi ia tidak merasakan sakit sejak ia terlalu asyik dengan foreplay-nya. Dia terlalu sibuk mencium anak kucing nya, memasukkan lidahnya di antara bibir itu untuk menjalin lidah mereka. Bermain dengan sepotong daging itu kemudian mengisapnya lembut sebelum ia melepaskan bibir Kit.
Kit mengerang kacau. Tubuhnya tersentak saat ia merasakan ujung lidah Ming berputar-putar di sekitar tonjolan kecil di dadanya sebelum Ming menjilat dan menggigit tonjolan itu.
"Ming ... Sakit .."
"Hah?"
"Itu...itu." Kit melirik bagian tubuhnya di bawah pinggangnya malu-malu.
Ming terkekeh sambil merebahkan Kit di ranjang dengan lembut dan membuang sisa pakaian mereka, kemudian mulai memangsa kekasihnya lagi.
"Ming ... lakukan .. lakukan sekarang. Aku tidak bisa..menunggu .."
"Ingin aku membantumu dulu?"
"Tidak.. Cepat masukkan milikmu ke tubuhku ... sekarang .." Kit memohon, menatap Ming dengan mata setengah tertutup.
Ming mengangguk dan memastikan bahwa Kit sudah siap, lalu memasukkan penisnya yang sudah mengeras, menembus lubang sempit itu.
Dia memulai dengan kecepatan lambat, kemudian semakin cepat setiap menitnya. Ming bergerak lebih cepat, mengerang dan merintih dalam kenikmatan sampai mereka berdua tidak bisa menahan lagi dan mencapai orgasme pada saat yang bersamaan.
Ming dan Kit terengah-engah saat mereka mencoba mengembalikan ritme pernafasan mereka kembali normal. Tubuh mereka masih menempel satu sama lain selama beberapa menit, sebelum pelan-pelan Ming menarik diri dari Kit dan berguling ke samping pria itu. Lalu ia menarik tubuh penuh keringat itu ke pelukannya dengan ciuman di bibirnya.
"Kitten, apa yang ingin kau lakukan sekarang? Tidur atau berendam di air hangat?"
"Bisakah kita melakukan yang terakhir?"
"Tentu, my kitten. Tunggu di sini, aku akan menyiapkan air hangat di kamar mandi."
"Tidak .. bawa aku sekalian. Kita akan melakukannya bersama-sama."
"Hmm ... kau tahu, kitten. Kau terlihat begitu menarik sekarang. Aku mungkin ingin melakukan satu ronde lagi denganmu."
"Bawa saja aku ke kamar mandi, dan aku akan mengijinkanmu melakukannya sampai kau puas." Kit menjawab malu-malu.
"Benarkah? Kata-katamu seperti melodi manis di telingaku. Ayo kita ke kamar mandi, jadi aku bisa memanjakanmu sebelum aku memakanmu lagi." Ming terkekeh dan menggendong kekasihnya ke kamar mandi besarnya.
*Selamat malam minggu..selamat ber naena ria :v
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanfictionHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...