Kit terbangun dari tidurnya, telanjang dan sendirian di tempat tidur. Tubuhnya menggigil karena kehangatan tubuh Ming tidak menyelimutinya. Dia perlahan duduk dan meraih selimut, melilitkan di tubuhnya yang telanjang sambil turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar untuk mencari Ming. Dia melihat sekeliling dan melihat Ming duduk terdiam di ruang tamu hanya mengenakan boxer pendeknya, dengan satu tangan memegang sekaleng bir yang dibeli Kit dan tangan lainnya memegang ponsel sambil menatapnya kosong.
"Ming .." Suara manis Kit menarik Ming dari lamunannya dan senyum lebar langsung muncul di wajah muramnya.
Ming meletakkan semua yang ia pegang di atas meja dan memberi isyarat agar Kit duduk di pangkuannya.
"Kenapa kau di sini sendiri, puppy?" Kit bertanya sambil duduk di pangkuan Ming, membuka selimut lebar-lebar dan membungkus tubuh Ming sambil memeluk pria tinggi itu.
Ming mendesah dan mencium Kit ringan di bibirnya, melingkarkan lengannya di tubuh telanjang Kit.
"Ada apa, Ming?" Tanya Kit sambil sibuk menciumi hidung Ming, pipinya kemudian pindah ke bibir Ming dengan ciuman singkat.
"Ini tentang P' Forth."
"Katakan padaku."
"Dia memintaku untuk merencanakan pernikahan rahasia untuknya dan Dr. Beam. Dia ingin memberi kejutan pada Dr. Beam dengan membawanya ke pernikahannya sendiri tanpa dia tahu."
"Mereka akan menikah ?! Wow! Itu berita besar! Bisakah aku ikut membantu?"
"Tapi ada satu masalah."
"Apa itu?"
"Bagaimana aku bisa merencanakan pernikahan jika aku takut dengan pernikahan itu sendiri."
"Apa maksudmu kau takut dengan pernikahan?"
"Aku sebenarnya masih trauma dengan pernikahan karena pengalamanku. P' Forth tahu tentang hal ini, tapi tetap memaksaku untuk merencanakannya untuk mereka." Ming menjelaskan dengan pelan tapi tetap saja cukup jelas untuk didengar oleh Kit.
Tubuh Kit menegang setelah mendengar kata-kata Ming.
"Kit? Kenapa kau begitu tegang?" Ming khawatir. Dia mendongak dan melihat mata Kit dipenuhi air mata. "Kit? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?"
Perlahan Kit mendorong dirinya dari pangkuan Ming, berdiri dan menunduk menatap Ming.
"Kit? Jangan menakutiku, kitten."
"Ming, jika kau masih merasa seperti itu tentang pernikahan, apakah ini berarti ... kau tidak berniat menikahiku nanti?"
Ming terkejut oleh pernyataan Kit. Ia baru menyadari jika ia telah membuat kesalahan besar. Dia telah menyakiti Kit tanpa sengaja. Dia meraih selimut itu tepat sebelum Kit bisa menjauhkan diri, tapi ia kehilangan cengkeramannya saat Kit dengan cepat menggerak-gerakkan tubuhnya untuk melepaskan cengkeraman Ming.
"K..kitten, tolong dengarkan aku. Kau salah paham. Aku ingin menikahimu, kitten. Aku ingin, aku benar-benar ingin. Bahkan, aku akan menikahimu hari ini jika aku diizinkan. Hanya saja aku sedikit trauma untuk pergi ke upacara pernikahan, takut jika itu akan gagal lagi. Apa kau memahami apa yang aku coba jelaskan?" Ming berdiri dan memeluk Kit yang terbungkus selimut.
Kit mulai menangis lagi. Ayahnya benar tentang dia menjadi cengeng. Tapi dia menangis karena ia sedih dan marah, berpikir bahwa Ming tak ingin menikah dengannya.
"Kitten, tolong jangan menangis. Aku sudah berjanji pada orang tuamu untuk tidak membuatmu menangis. Aku tahu aku telah menyakitimu, tapi tolong maafkan aku."
Kit mendorong Ming dan berlari ke kamar. Ming berhasil meraih selimut itu, tapi Kit melepaskan selimut dan berlari telanjang menuju kamarnya dan mengunci pintu. Lalu dia menyandarkan punggungnya ke pintu dan merosot ke lantai, memeluk lututnya dan menangis tanpa suara.
"Kitten, buka pintunya! Tolong buka pintunya!" Ming panik. Kit menangis di dalam kamar dan ia tak tahu apa yang harus dilakukan. "Kitten, aku ingin menikahimu, aku ingin menjadikanmu milikku secara resmi!"
"Tidak. Kau mengatakannya hanya untuk membuatku merasa lebih baik!" Tapi itu membuat Kit sedikit lebih tenang.
"Aku mengatakan yang sebenarnya, kitten. Jadi tolong buka pintunya atau aku bersumpah akan mendobraknya!"
Ming menunggu beberapa menit dan saat suara pintu dibuka, dia segera membuka pintu dan menarik Kit ke dalam pelukannya.
"Aku mencintaimu, kitten. Aku mencintaimu, aku ingin menikahimu. Tolong bantu aku menghadapi ketakutanku." Ming memohon sambil menangis. "Aku tidak ingin kehilanganmu."
Dan Kit juga ikut menangis, membenamkan wajahnya pada dada Ming.
"Kitten .. Aku lebih baik mati daripada kehilanganmu."
Mendengar kata-kata itu, membuat Kit berkecil hati. Ming serius dengannya. Harusnya dia mendengarkan Ming. Kalau saja ia mendengarkan penjelasan Ming dan mencoba untuk memahaminya, Ming tidak akan menangis. "Puppy .. Maaf aku membuatmu menangis."
"Tidak .. Tidak.. Tidak. Aku yang harusnya minta maaf, bukan dirimu." Ming melepas pelukannya dan menghapus air mata Kit. "Aku rasa, aku harus melakukan ini untuk P' Forth. Mungkin ini adalah satu-satunya cara untukku agar berhenti merasa trauma. Jadi aku bisa lebih cepat menikahimu." Katanya pada Kit. "Maukah kau membantuku, Kit? Please ..."
"Kau ingin menikahiku?"
Ming mengangguk deras. "I do.. I do.. I do. Aku tidak ingin orang lain merebutmu dariku."
"Kalau begitu, aku akan membantumu untuk menghadapi rasa takutmu."
"Terima kasih, kitten." Ming memeluk kekasih tercintanya, merasa sangat bersyukur karena Kit telah memaafkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
FanfictionHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...