24

3.4K 296 61
                                    




Kit sedang mencuci piring dalam diam ketika ia merasa Ming memeluknya dari belakang dan menaruh dagunya di bahu Kit. Dia memalingkan kepalanya sedikit dan tubuhnya merinding saat Ming memberikan ciuman ke lehernya. Kit cepat mencipratkan air ke wajah Ming untuk mengalihkan perhatian pria itu dari mengisap lehernya.

"Lepas, Ming! Kepalamu berat!" Kit memukul ringan kepala Ming dan menyipratkan lebih banyak air ke wajah Ming.

"Semakin kau melakukannya, semakin aku ingin mencium lehermu." Ming berbisik dengan suara menggoda.

"Berhenti menempeliku. Aku tidak terbiasa dengan ini." Kit menggoyang-goyangkan tubuhnya untuk membuat Ming melonggarkan pelukannya.

"Kalau begitu biasakan. Aku suka melakukan hal ini. Aku merasa seperti kita sudah menikah." Ming tertawa dan mulai menggigit daun telinga Kit.

"Ming, berhenti. Itu geli! Aku mungkin akan menjatuhkan piring jika kau terus melakukan itu!" Kit memarahi dan dengan lembut mendorong wajah Ming darinya. "Biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku supaya aku bisa pulang."

"Err ..tentang itu .. bisakah kita tinggal di sini semalam?"

"Apa?!!" Kit cepat berbalik dan menghadap Ming. "Kenapa?" Suaranya melunak karena tatapan sedih yang diberikan Ming padanya. Dia menyilangkan lengannya di dadanya, cemberut sambil menunggu Ming menjelaskan.

"Kau lihat ... Ini sudah larut. Kau tidak ingin aku mengemudi kembali sendirian ke tempat ini, kan? Dan aku juga tidak diizinkan untuk pergi ke apartemenku. Jadi, bisakah kita tinggal di sini? Aku tahu kau masih libur besok. Selain itu, aku sedikit lelah." Kata Ming pelan.

"Tapi aku tidak punya baju untuk dipakai besok."

"Ingat apa yang telah ku katakan sebelumnya? Semua milikku adalah milikmu juga. Jadi, itu berarti kau bisa mengenakan pakaianku juga karena itu semua milikmu."

"Kau sudah merencanakan ini, bukan?"

"Tidak ... tapi aku menyesuaikan dengan keadaan." Ming tersenyum dengan harapan tinggi.

"Berhenti memberiku puppy face seperti itu." Kit berkata tegas tapi Ming mengabaikan perintahnya karena dia tahu dengan melakukan hal itu akan membuat Kit menyerah padanya. "Kau tahu, Ming. Kau selalu memanggilku kitten . Jadi, mulai sekarang aku akan memanggilmu my puppy. Kau terlihat seperti anak anjing ketika membuat wajah sedih."

"Benarkah? Kita benar-benar cocok! Baiklah, my kitten. Mulai sekarang aku adalah your puppy. Seekor anak anjing yang patuh!" Ming menjawab dengan penuh semangat.

Kit menggelengkan kepalanya sambil berbalik untuk menyelesaikan pekerjaannya. "Patuh? Benarkah? Kau belum pernah patuh padaku. Kau begitu kekanak-kanakan, my puppy." Dia bergumam pelan. Tapi dalam hati ia menyukai pria kekanak-kanakan itu. Pria itu adalah alasan dia sering tersenyum akhir-akhir ini.

"Kau tidak protes. Apa ini berarti kau setuju untuk tinggal?" Ming merangkulkan tangannya ke pinggang Kit dan mengintip dari balik bahunya.

"Apa kau ingin aku mengatakan tidak?"

Ming cepat menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu, tolong berhenti bertanya." Ucap Kit dan memberi pria itu sebuah pukulan ringan lagi di kepalanya.

"Kit, ayo kita pergi ke atap. Aku ingin menunjukkan sesuatu." Ming menggenggam tangan Kit dengan jari-jari yang terjalin dan menarik Kit untuk mengikuti begitu dia menyelesaikan pekerjaannya.

"Ada apa di atap?"

"Kau akan melihat." Ming menuntunnya ke tangga yang terhubung ke atap dan mereka berdua menaiki tangga dengan hati-hati.

SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang