28

3K 282 39
                                    




"Kit ... tentang semalam." Ming melirik kekasihnya sambil mengemudi dengan hati-hati. Jari-jarinya memegang roda kemudi sambil tersenyum lebar, mengenang percintaan mereka di atap tadi malam.

"Tadi malam? Tentang apa?" Kit menggigit bibirnya dan menunduk menatap jemarinya dengan gelisah.

"Darimana kau tahu bagaimana melakukannya? Apa kau mencari pengetahuan dari situs web tertentu?" Tanya Ming pada Kit yang sedang bingung.

"Err pengetahuan..Ap..apa? Aku bahkan tidak mengerti apa kau coba katakan." Kit berpura-pura tidak tahu apa yang sedang dibicarakan Ming, meskipun sangat jelas bahwa pembicaraan mereka mengenai hubungan seksual yang mereka lakukan tadi malam. Dia hanya enggan untuk berbicara tentang masalah ini.

"Kau tahu, tentang air liur. Hmm .. Apa kau mencari tahu tentang alternatif berhubungan seks tanpa pelumas? Ku rasa, itu berarti kau juga mencari informasi tentang hubungan seksual antara laki-laki, bukan begitu?"

"L..lalu ?! Aku tidak pernah berhubungan dengan seorang pria. Aku harus tahu bagaimana melakukannya. Aku ... aku hanya menonton video untuk mempersiapkan diri." Kit memutuskan untuk menjawabnya. Ming sudah mengetahuinya, jadi tidak ada lagi yang harus disembunyikannya.

"Ahh ... Jadi, kau telah mempersiapkan diri untukku. Itu bagus." Ming tertawa dan memegang tangan Kit, meremasnya ringan.

"Tunggu! Itu bukan maksudku seperti itu! Aku hanya perlu tahu sehingga aku akan siap secara mental ketika itu terjadi!" Jelas Kit. Lalu dengan cepat menampar dirinya karena mengatakan hal itu dengan kencang.

"Kau sudah berpikir tentang hubungan seksual kita bahkan sebelum itu terjadi, bukan? Akui saja, Kit. Jangan malu." Ming menggoda pria lesung pipi itu. Dia senang melihat Kit mulai kesal. Wajahnya menjadi merah dan dia akan mengerutkan bibir, dan itu membuat lesung pipit nya menjadi lebih terlihat.

"Ergh! Aku selesai bicara denganmu." Kit merajuk dan menarik tangannya dari genggaman Ming. Dia menjauhkan diri dari Ming, menyilangkan tangannya di dada dan melihat ke luar jendela tanpa sadar.

Ming tertawa dan mengusap sayang rambut lembut Kit. "Berhenti merajuk. Aku tidak bisa tahan. Kau menjadi sangat menggemaskan sekarang. Membuatku ingin menghentikan mobil dan mencium bibir cemberutmu itu."

Tapi Kit mengabaikannya. Dia bahkan tidak mengatakan satu katapun. Dia menyiksa Ming dengan diamnya

"Kit ..." Ming berusaha meraih tangan Kit, tapi itu pria lesung pipi itu tidak mengijinkannya. "Kit, tolong jangan seperti ini. Aku minta maaf." Dia meminta maaf, tapi Kit bahkan tidak melihatnya. Ming menghela nafas dan memutuskan untuk diam juga.

Setelah hampir tiga puluh menit tanpa bersuara, Kit menjadi gelisah. Dia menatap Ming dari sudut matanya dan melihat Ming tampak sedih. Dia tidak tersenyum sama sekali.

Kit tidak suka melihatnya. Dia menghela nafas dan perlahan meraih salah satu tangan Ming dan mengaitkan jari-jari mereka. "Aku membencimu." Kata Kit lalu mencium pipi Ming.

Ming senyum lebar dan meremas tangan Kit. "Tolong jangan membenciku. Aku minta maaf sudah berlebihan menggodamu. Aku suka melihat wajah marahmu."

"Terserah."

"Terima kasih, Kit. Karena kau tidak marah lagi."

"Tapi aku masih membencimu."

"Kenapa?"

"Aku membencimu karena aku bahkan tidak bisa merajuk lagi."

"Huh? Kenapa kau tidak bisa?"

"Karena aku benci melihatmu sedih dan kesal." Kit memelototi Ming sebelum dia mengalihkan tatapannya ke tempat lain.

Ming membisu lagi. Matanya penuh dengan air mata. Dia tidak pernah berpikir jika dia telah menemukan seseorang yang benar-benar mencintainya. Setelah apa yang dilakukan Zo padanya, Ming tidak pernah bisa membiarkan siapapun masuk ke dalam hidupnya karena takut disakiti lagi. Tapi sejak dia melihat Kit, ia menyadari jika ia jatuh cinta padanya. Dia langsung tertarik pada pria itu. Dan dia sangat senang telah memutuskan untuk mengikuti hatinya untuk mengejar dan mendapatkan cinta Kit. Karena setelah usahanya, akhirnya ia bisa mendapatkan cinta Kit.

"Ming ... kau menangis." Kit bersandar padanya dan menyeka air mata yang terus mengalir di wajah Ming. "Ada apa, Ming?" Dia khawatir, berpikir jika dia mungkin telah menyakiti pria itu.

"Tidak ada, Kit. Aku hanya terlalu bahagia."

Kit mengangkat kedua alisnya sambil menatap Ming dengan rasa ingin tahu.

"Aku bahagia akhirnya aku menemukan seseorang yang benar-benar mencintaiku." Ming menjawab dan mencium punggung telapak Kit. "Terima kasih, Kit, karena telah menerimaku."

Kit mendesah lega. Dia sangat mengerti apa yang dirasakan Ming sejak dia merasakan hal yang sama. Dia memberi Ming senyumnya yang manis, lalu perlahan membungkuk dan mencium dahi Ming sebelum ia membiarkan kepalanya bersandar pada bahu Ming.

SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang