Hanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf.
"Tidak apa...
Ming tersenyum saat ia menyingkirkan rambut yang menutupi mata Kit dan mendaratkan kecupan di dahi Kit. Kit telah tertidur di kursi mobil yang didorong turun ketika Ming selesai mengancingkan baju Kit. Ming tahu itu adalah kesalahannya. Kit kehilangan energi setelah seks panas dan intens mereka di dalam jeep itu. Tapi mau bagaimana lagi, Kit terlalu seksi untuk matanya yang setiap kali ia menyentuh Kit, ia akan kehilangan kontrol dan mulai menginginkan lebih.
"Mmm .." Kit menggumam dalam tidurnya.
Ming berhenti dan dia melihat Kit sedang tersenyum dalam tidurnya. Dia sangat menggemaskan! Ming tak bisa berhenti mengagumi Kit dalam tidurnya. Dia benar-benar terlihat seperti anak kucing manis yang menggemaskan. Kalau saja ia tak harus mengemudi, ia mungkin akan memeluk anak kucing menggemaskan itu dan tidur bersamanya.
Ming menertawakan pikirannya. Dia menggelengkan kepala dan tersenyum sambil menyalakan jeepnya dan meninggalkan tempat itu.
"Hmmm .. Ming ..." Suara Kit setelah akhirnya terbangun dari tidurnya satu jam kemudian. Ia menatap Ming sebentar sebelum dia melihat keluar jendela, menatap pada langit yang telah menjadi gelap.
"Ya, Kit."
"Kau tahu di mana aku tinggal?"
"Tidak."
"Lalu, kemana kau membawaku?"
"Ke tempatku."
Kit langsung duduk tegak saat mendengar jawabannya. "Tem.. tempatmu? Ming .. aku lelah. Aku i..ingin pulang."
"Aku akan mengantarmu pulang setelah kita makan. Lihatlah di belakang. Aku mampir ke restoran untuk membeli makanan. Jadi, kita pergi ke tempatku untuk menyegarkan diri dan makan, setelah itu aku antar kau pulang." Ming menjelaskan sambil menggenggam tangan Kit.
"Berjanjilah kau tidak akan melakukan apapun padaku nanti. Aku benar-benar lelah dan punggungku benar-benar sakit sekarang." Kata Kit sambil menarik kursinya.
"Aku tidak akan. Aku berjanji."
Beberapa saat kemudian, Kit melihat Ming mengemudikan jeepnya menuju sebuah bangunan apartemen kecil dan perlahan memarkir jeepnya di ruang bawah tanah. Kemudian, Ming mengambil makanan dan memegang tangan Kit saat mereka berjalan sampai ke apartemennya yang berada di lantai dua. Tapi keduanya berhenti seketika saat melihat ada pengunjung tak terduga ada di sana, berdiri di depan apartemen.
"Apa yang kau lakukan disini?!" Ming berseru dalam kebencian.
"Aku ingin melihatmu." Zo jawab dan mengertakkan gigi saat ia melihat Ming memegang tangan Kit.
"Tapi aku tidak ingin melihatmu. Pulanglah, Zo." Kata Ming sambil menunjuk pria itu untuk pergi.
"Kenapa kau ingin aku pergi? Jadi, kau bisa bercinta di sini, di tempat kita? Ya .. kau mendengarku, Dr. Kit. Tempat ini pernah menjadi tempat kami bercinta." Zo mengatakan dengan bangga.
"Cukup, Zo! Aku peringatkan kau untuk tidak menyakiti Kit-ku!"
"Apa ?! Aku hanya mengatakan yang sebenarnya!" Kata Zo mengejek.
"Ayo, Kit. Kita pergi." Ming tak ingin membuang waktu untuk berdebat. Dia cepat-cepat menarik Kit dan membawanya kembali ke jeep. Kemudian meninggalkan tempat itu menuju tempat rahasianya.
Kit melihat keluar dari jendela dan melihat Zo sedang mengawasi mereka dengan marah. Dia tidak suka jika ternyata Zo ada di sana untuk melihat Ming, tapi ia tak bisa mengatakan apa-apa karena Ming tidak tahu jika Zo akan muncul.
"Aku minta maaf, Kit. Tidak seharusnya aku membawamu ke sana." Ming berkata dengan menyesal. "Aku tidak tahu jika dia akan datang ke tempat itu."
"Kenapa kau masih tinggal di tempat yang penuh kenangan dengan Zo? Kenapa?" Kit hancur.
"Tempat itu kosong, Kit. Hanya ada satu tempat tidur untukku tidur dan lemari yang ku gunakan untuk menyimpan sedikit pakaian kerjaku. Aku ke sana setiap kali harus lembur dan terlalu lelah untuk mengemudi, karena tempat itu lebih dekat dengan tempat kerjaku."
Kit membisu saat ia mendengarkan Ming. Dia tidak tahu harus bagaimana bereaksi, tapi dia merasa sedikit sakit mengetahui bahwa Ming masih kembali ke apartemen itu. "Aku merasa sakit hati, Ming." Dia berkata pelan dan berbalik.
Ming mendesah cemas. "Aku berjanji tidak akan kembali ke tempat itu."
"Lalu, di mana kau akan tidur jika kau lembur?"
"Apa akan baik-baik saja jika aku pergi ke tempatmu?"
Kit tidak menjawab. Ming tertawa dan mengacak rambut Kit lembut. "Jangan khawatir ... Aku akan pergi ke hotel terdekat."
"Jangan. Tinggallah di tempatku. Aku akan menduplikat kunci apartemenku untukmu nanti."
"Benarkah? Dalam hal ini, mungkin aku akan lembur setiap hari sehingga aku bisa tidur di tempatmu." Kata Ming menggoda.
"Yeah, itu terserah kau. Lagipula aku tidak akan sering berada di rumah." Kata Kit sambil menatap tajam Ming yang tak bisa berhenti menyeringai. "Dan jika boleh aku tau, kemana kau akan membawaku?"
"Ke rumahku yang sebenarnya, tempat yang aku harap akan menjadi rumah kita." Jawab Ming sambil menyusuri jalan pribadi yang menuju sebuah rumah mewah yang besar, setelah satu jam berkendara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ming ... Kau kaya!" Kit ternganga saat melihat rumah modern yang indah itu.
"Err ... jangan mengatakan hal ini pada siapa pun. Bahkan Zo tidak tahu jika aku punya uang."
"Apa ini berarti, Forth juga kaya?"
"Dia pemilik perusahaan tempatku bekerja. Tentu saja dia lebih kaya dariku." Ming menjawab sambil terkekeh.
"Ming, kenapa aku merasa jika aku tidak cukup baik untukmu? Mungkin kau harus menemukan seseorang yang lebih baik dariku." Kit putus asa.
Ming memarkir mobilnya, mematikan mesin, kemudian menatap wajah Kit. Dia mengambil tangan Kit dan menciumnya ringan sebelum menarik Kit ke dalam pelukannya. "Aku tidak ingin seseorang yang lebih baik, aku hanya ingin mencari belahan jiwaku. Dan orang itu adalah kau, Kit. Kau adalah belahan jiwaku. Aku mencintaimu sepenuh hati dan tanpa syarat. Kau melengkapiku, Kit. Kau begitu sempurna bagiku. Jadi, tolong jangan mengatakan jika kau tidak cukup baik untukku."
"Ming ..." Kit berbisik pelan saat air matanya mulai turun perlahan di pipinya.
Ming melepas pelukan dan mengangkat dagu Kit lembut. "Ya, Kit?" Jawabnya sambil menyeka air mata di wajah chubby Kit.
"Aku juga mencintaimu, Ming. Tapi apa kau yakin ingin bersamaku?" Tanya Kit lembut dengan suara berbisik.
"Ya, Kit. Kau adalah satu-satunya orang yang aku mau untuk menghabiskan sisa hidup denganku." Bibir Ming melengkung ke dalam senyuman, sebelum ia membungkuk dan mencium lembut bibir Kit.
*Kan aku juga mau dapet suami kaya kek MingMing :v