Suasana di panti asuhan menjadi suram saat keenam pria itu berpamitan. Anak-anak sedih karena harus berpisah dengan mereka. Tapi setelah keenam pria itu meyakinkan bahwa mereka akan kembali sesegera mungkin, anak-anak kembali merasa ceria lagi.
"Forth, tolong jaga Beam, oke." Pesan Mommy Jane sambil memeluk Forth dan kemudian memeluk Beam dengan lembut. "Jaga dirimu, Beam. Dan hati-hati dengan lukamu."
"Jangan khawatir, Mommy Jane. Aku akan menjaga Beam dengan baik." Forth berjanji sambil merangkul pinggang Beam.
"Terima kasih, sayang." Mommy Jane menjawab sebelum ia berpaling ke Phana yang matanya hanya tertuju pada Wayo sepanjang waktu.
Phana begitu menenggelamkan diri melihat Wayo yang bergabung Ming, bermain dengan anak-anak kecil. Dia tidak menyadari jika Mommy Jane menghampirinya. "Pha, jangan melepaskan Wayo, dia manis dan layak untuk dikejar."
Phana tersentak dan tertawa pelan sambil memeluk wanita itu. "Aku tidak akan, Mommy Jane."
"Dan Kit, jangan biarkan Ming pergi, jika kau benar-benar mencintainya." Dia berbisik pada Kit ketika ia memeluknya setelah Phana.
"Ya, Mommy Jane."
"Ming, Wayo ..," Mommy Jane menghanpiri mereka dan memeluk dua sahabat itu erat, "Terima kasih telah membantu dan membuat anak-anak bahagia lagi, terutama kau, Ming. Datanglah lagi ketika kalian berdua memiliki waktu luang. Kami senang kalian ke sini lagi. Termasuk kau, Forth. " Kata mommy Jane sambil melihat dari balik bahunya.
"Kita akan datang lagi, Mommy Jane. Aku harus datang dan berkunjung karena kekasihku tinggal di sini." Jawab Ming sambil memeluk Stephanie dan menggendongnya.
"Aku tidak bisa menjadi kekasihmu, P' Ming." Kata Stephanie malu-malu.
"Kenapa tidak?" Ming pura-pura kaget dan patah hati.
"Karena P 'Kit akan menangis jika kau selingkuh darinya."
Ming tertawa dan memandangi Kit dengan sayang. "Yeah ... dia akan menangis jika aku selingkuh darinya."
"Aku tidak akan!" Kit melotot dan cepat bersembunyi di balik tubuh Phana untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Aww .. P 'Kit menggemaskan!" Salah satu anak berkata menggoda, membuat wajah Kit semakin memerah dan tawa meledak di antara mereka saat mereka menyaksikan reaksi lucu Kit.
Beruntung untuk Kit karena mereka akan pulang, jadi godaan itu segera berakhir dan Kit bisa tetap tenang lagi seperti sebelumnya.
Setelah keenam pria itu mengucapkan selamat tinggal pada anak-anak, mereka berjalan ke mobil masing-masing dalam diam dengan beban berat di hati mereka, enggan meninggalkan tempat yang telah menciptakan kenangan indah bagi mereka.
Ming adalah orang terakhir yang pergi. Dia memperhatikan Kit tidak bersemangat. Dengan cepat dia berlari dan berjalan di samping Kit sambil memikirkan cara untuk membuat Kit melupakan kesedihannya. "Sudah kubilang, kau imut .." Ming menggoda kekasihnya saat mereka berjalan bersama, berdampingan.
"Jangan mulai lagi, Ming."
"Kenapa? Apa kau akan membatalkan kencan kita? Tapi aku tidak keberatan jika kau melakukannya, karena aku anggap hari ini sebagai kencan kita juga. Aku sangat bahagia! Aku bahkan bisa menunjukkan cintaku dan menyatakan bahwa kau milikku. Dan bagian yang terbaik adalah, seseorang telah setuju untuk menjadi kekasihku. Ini adalah kencan terbaik untukku!" Ming berkata dengan bahagia sambil merangkulkan lengannya di pinggang Kit.
"Lepaskan aku atau aku akan memukulmu!"
"Tidak ... tidak pernah .. Pukul aku jika kau mau, tapi aku tidak akan melepaskan." Jawab Ming dan meraup Kit dalam gendongannya.
"Ming! Turunkan aku! Atau aku akan memukulmu!"
"Kenapa kau tidak menciumku saja. Aku akan menurunkanmu segera jika kau menciumku."
Kit geram tapi kemudian ia mencengkeram kerah Ming dan menciumnya agresif. "Sekarang, turunkan aku!" Perintahnya setelah ia melepas ciuman itu.
"Haruskah aku? Ayo kita lanjutkan bermesraan di jeepku, atau kita juga bisa bercinta di sana. Itu pasti menyenangkan. Kita bisa melihat apakah kita dapat membuat jendela beruap dengan seks panas kita." Ming berbisik pada Kit.
"Ming! Turunkan. Aku! Cepat!" Kit berteriak dan menarik telinga Ming.
"Sial! Baiklah! Baiklah! Aku akan menurunkanmu!" Ming cemberut dan perlahan menurunkan Kit.
"Ming .." Beam berjalan menuju Ming dengan bantuan Forth dan memeluk pria lebih tinggi itu. "Terima kasih telah menyelamatkan hari ini. Aku senang kau berada di sini untuk membuat anak-anak bahagia lagi. Aku berhutang padamu dan aku sangat merestuimu sebagai kekasih Kit."
"Beam!" Kit menarik lengan Beam untuk menghentikannya dari bicara omong kosong.
"Akui saja, Kit. Kau sudah sangat mencintainya."
"Tidak, aku tidak .."
Beam tertawa dan menepuk bahu Kit. "Jangan berkata seperti itu. Kau hanya akan menyakiti perasaannya." Beam memberikan nasehatnya sebelum dia memberi isyarat kepada Forth untuk membawanya ke mobil.
"Jadi, Ming ... Apa kau ingin mengganti penumpang? Aku tahu kau ingin membawa Kit denganmu. Bolehkah jika aku membawa Wayo denganku?" Saran Phana.
"Tidak, Pha! Aku tidak mau! Aku takut padanya!"
"Dengan kekasihmu sendiri? Hmm, sayangnya .. Kau tetap akan pergi denganku, Kit. Dan Dr. Phana, kau bisa membawa Wayo. Kau tidak keberatan, kan Wayo?"
"Tidak sama sekali .." Wayo mengangguk setuju.
Begitu Ming mendengar jawabannya, dia dengan cepat meraih Kit, menggendongnya dan kembali ke jeepnya.
Kit berontak dan meneriaki Ming untuk membiarkan dia pergi. Tapi begitu Ming mendudukkannya di atas kursi penumpang, Kit tenang dengan ciuman penuh gairah dari Ming, yang kemudian, Kit bahkan memperbolehkan Ming untuk melakukan apa yang ia harapkan , dan membuktikan jika jendela beruap bisa terjadi jika mereka berhubungan seks di dalam jeep tersebut.
*Bayangkan saja...bayangkan saja jendelanya beruap :v
Cuma mau kasih tau..Ff MingKit yang baru udah tayang di sebelah. Judulnya "I Want To Be Yours".
Silahkan intip buat yang minat :-)Ah..lupa..hari ini emak Tee ultah..hihii...pi bedei emak ..langgeng ama bapake yak :v
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
Fiksi PenggemarHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...