10

3.3K 347 9
                                        





"Err ... ini sangat canggung .." Ucap Kit sambil menggaruk bagian belakang lehernya. Dia malu Phana sudah mengatakan pada Ming tentang semua yang terjadi padanya.

"Dr. Kit ... Apa Zo benar-benar melakukan itu padamu? Apa dia benar-benar memukulmu?" Ming tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh pipi memar Kit. "Dr. Kit, tolong jawab aku. Tolong katakan yang sebenarnya." Dia bertanya lagi karena dia ingin mendengar kebenaran dari Kit sendiri.

"Dia tidak dalam keadaan stabil ketika melakukannya. Dia menangis dan juga marah. Aku tahu dia tidak bermaksud memukulku." Kit memberitahu Ming jika Zo mungkin sedang kehilangan kendali.

"Wow! Jadi, dia memukulmu. Dasar bajingan, orang tidak tahu berterima kasih, pelacur, ... ergh! Bagaimana dia bisa melakukan itu pada wajah menawanmu?!"

Kit terkejut Ming berkata kasar di depannya. Dan orang-orang menatapnya karena dia terlalu keras.

"Mr. Ming! Pelankan suaramu! Kau membuat kita menjadi pusat perhatian!" Kit meringis sambil ia membungkuk kepada orang-orang di sekitar mereka dan meminta maaf berulang kali kepada mereka. Dia sedikit malu karena kata-kata kasar Ming.

"Mungkin aku harus pergi dan berbicara dengannya untuk membuatnya mengerti bahwa aku dan dia  tidak akan pernah bisa bersama lagi."

"Tunggu, kenapa kau mau melakukan itu? Apa kau sengaja menggunakan alasan ini karena kau ingin bertemu dengannya?" Kit kesal. Dia sama sekali tidak ingin Ming menemui Zo lagi.

"Kenapa aku tidak bisa? Aku harus membuat dia mengerti bahwa dia harusnya tidak meeusak kebahagiaanku atau menyakiti calon belahan jiwaku. Tapi kenapa kau mengatakan kalau aku ingin bertemu dengannya itu kusengaja? Apa kau cemburu, Dr. Kit? Bukankah kau yang mengatakan jika kau ingin memberikanku kembali pada Zo?" Ming mengangkat alisnya dan menatap wajah bingung Kit.

"Err ... err .. Itu..bukan itu! Aku hanya tidak ingin orang lain bekelahi karena aku."

"Kau takut jika mungkin aku akan terluka? Aku memilikimu untuk mengobati lukaku, jadi aku tidak keberatan jika terluka."

"Tapi aku ... Err ... maksudku ... bukan apa-apa." Kit dengan malu menampar mulutnya sendiri karena membiarkan pernyataan itu terlepas dari lidahnya.

"Hmm, Dr. Kit tidak bisa berkata-kata. Menggemaskan!" teriak Ming.

"Tutup mulutmu!" Kit geram dengan tingkah mengesalkan Ming.

"Sial! Kau semakin menggemaskan setiap kali kau marah." Ming terkekeh sambil matanya terpaku pada dokter yang menggemaskan itu.

Kit memutar matanya dan melihat ke dalam restoran untuk mencari Phana. "Nah, tidakkah kau ingin memberitahuku tentang masa lalumu dengan Zo? Aku berhak untuk tahu karena ia sudah memukul wajahku."

"Hmm .... Aku akan memberitahumu jika kau menjadi belahan jiwaku."

"Tidak akan!" Kit segera menolak.

"Awh! Hatiku! Aku merasa seperti ditusuk oleh berjuta-juta belati! Bantu aku, Dr. Kit ... aku berdarah ..." Ming mencengkeram dadanya dan berpura-pura sakit.

"Berhentilah bersikap begitu dramatis, Mr. Ming!" Teriak Kit.

Ming tertawa dan mengacak-acak rambut Kit lembut.

"Jangan menyentuh rambutku!" Kit mendorong tangan Ming dan memelototinya.

"Baiklah... baiklah ... Sial! Kau begitu menggemaskan, Dr. Kit." Ming tersenyum melihat betapa imutnya Kit karena sifat pemarahnya. "Dr. Kit, tentang aku dan Zo, aku akan memberitahumu ketika waktunya tepat. Untuk saat ini, apa kau keberatan jika aku menyimpannya sebagai rahasia? Karena aku tidak ingin membuat malu Zo."

"Hmph! Kau bilang kau tidak menyukainya, tapi kau masih mencoba untuk melindunginya."

"Aku tidak menyukainya. Aku hanya tidak ingin mempermalukannya." Ming mencoba membuat Kit mengerti. "Tapi, akan ku katakan suatu hari nanti, aku berjanji."

"Terserah!"

"Kau marah, Dr. Kit? Tolong jangan marah? Kau tampak begitu menggemaskan saat kau marah. Dan kenapa kau cemberut? Aku mungkin ingin menciummu jika kau terus cemberut." Ming membungkuk lebih dekat dengan senyuman miring di wajahnya.

"Berhenti, Mr.Ming. Atau aku akan memukulmu!" Kit mengancam pria itu.

"Lakukan saja." Ming memprovokasi dengan berani.

"Mr.Ming!"

"Baiklah... baiklah.. Tapi suatu hari nanti aku akan mencium bibir cemberut itu."

"Di mimpimu."

"Owh ... kita akan bertemu dalam mimpiku?" Ming menggerak-gerakkan alisnya.

"Aku bahkan tidak tahu kenapa aku di sini berbicara denganmu ketika harusnya aku berada di dalam dan makan. Aku benar-benar lapar."

"Kalau begitu, silakan, Dr. Kit. Masuk dan makanlah."

"Aku akan ..tapi ... err.. Kau tidak mau bergabung dengan kami?"

"Mungkin lain waktu. Aku sudah makan dan harus pergi ke tempat lain. Tapi terima kasih sudah mengajakku, Dr.Kit-ku yang menggemaskan.

"Yeah..yeah .." Kata Kit sambil membuka pintu ke restoran itu.

"Sampai jumpa calon belahan jiwaku! Sampai bertemu lagi!" Ming berteriak sebelum Kit melangkah masuk untuk mencari Phana.

SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang