"Ming, mau kemana kau membawaku? Aku sudah kelaparan. Ayo ke tempat makan. Aku tidak peduli di mana, selama mereka menyediakan makanan." Kit merengek.
"Tunggu sebentar. Kita hampir sampai." Jawab Ming sambil mengendarai mobilnya menuju Gateway Ekamai Shopping Mall.
Ming memarkir mobilnya di basement kemudian membawa Kit ke salah satu restoran cepat saji favoritnya di mall itu, dan memesan makanan yang sama yang selalu ia pesan setiap ia makan di restoran Subway.
"Err ... Ming. Ini terlalu banyak! Aku tidak yakin bisa menghabiskan semuanya." Kit menelan ludah sambil menunduk memandang makanannya.
"Makan saja sebanyak yang kau bisa. Dan aku akan menghabiskannya nanti. Aku mungkin terlihat kurus tapi aku punya nafsu makan yang besar." Kata Ming saat ia mulai makan sandwich-nya. "Hmmm ..." Dia bersenandung dengan mata tertutup sambil mengunyah sandwich-nya.
Kit belum pernah mencoba makanan dari restoran itu sebelumnya. Dia agak ragu, tapi begitu dia menggigit sandwich itu, matanya terbuka lebar karena takjub. "Sial, ini lezat!"
"Yup! Aku setuju denganmu!" Kata Ming sambil terus mengunyah makanannya.
Kit menjilat bibirnya yang terdapat saus dan mulai menggigit lebih besar. "Ini benar-benar surga." Dia berkata dengan mulut penuh.
"Ya..benar sekali." Balas Ming sambil menyesap minumannya.
"Ming, aku punya pertanyaan untukmu."
"Silakan, kitten."
"Apa yang akan kau lakukan dengan apartemenmu."
"Aku akan menjualnya. Aku tidak ingin anak kucingku khawatir atau cemburu lagi, jadi aku harus menjual apartemen itu." Ming mencubit dagu Kit saat ia menekankan kata cemburu.
"Ya .. ya ..aku pencemburu. Mungkin aku harus memberitahumu tentang mantan kekasihku untuk membuatmu cemburu juga. Hmm ... siapa yang harus kubicarakan ...?"
Ming langsung berhenti makan, meletakkan sandwichnya dan menutup telinganya. "Tidak! Jangan beritahu aku! Aku tidak ingin tahu."
Kit tertawa terbahak-bahak dan menarik tangan Ming dari telinganya. "Aku tidak memiliki satu orangpun untuk dibicarakan, karena kau cinta pertamaku, Ming." Jelas Kit lalu mencubit pipi Ming ringan.
Ming ternganga dan memegang tangan Kit erat. "Aku yang pertama? Benarkah? Bagaimana dengan, Dr. Phana?"
"Dia hanya sahabatku."
"Kau tidak bercanda? Cara dia peduli padamu membuat orang berpikir bahwa kalian adalah pasangan. Aku cemburu setiap melihat kalian berdua bersama-sama."
Kit tertawa dan menjentikkan jarinya di dahi Ming. "Dia bukan, puppy."
"Jadi, itu benar?"
Kit mengangguk dengan alis terangkat. Ming tak bisa berhenti tersenyum. Dia terlalu senang bahwa dia adalah cinta pertama Kit.
"Apa kau sebahagia itu?"
"Aku sangat bahagia!"
"Hmmph.. kau beruntung." Kit bergumam dan terus memakan makanannya.
"Kitten, jangan bermuka masam. Bagaimana jika aku membawamu ke suatu tempat spesial, akankah kau berhenti mengerutkan kening?"
"Kita lihat saja."
"Makanlah, dan aku berjanji kau tidak akan kecewa."
Dan Ming benar, Kit tak bisa percaya pada matanya ketika mereka memasuki Snow town Bangkok yang terletak di mall itu.
"Wow!" Kit tidak bisa berkata apa-apa.
"Kau menyukainya?"
"Sangat." Kit menjawab singkat. "Tapi ini dingin."
"Biarkan aku menghangatkanmu." Ming cepat memeluk Kit dari belakang untuk mengurangi rasa dingin.
Mereka berdua berdiri dalam diam, berbagi kehangatan tubuh sambil menikmati pemandangan, ketika tiba-tiba Kit menerima telepon dari rumah. Dia dengan cepat menjawab telepon itu dan ekspresi wajahnya berubah seketika saat ia mendengar permintaan ayahnya.
Setelah berbicara singkat dengan ayahnya, Kit perlahan menutup telepon dan berbalik menghadap Ming.
"Ada apa, Kit?"
"Aku harus pulang ke rumah orangtuaku."
"Kau ingin aku mengantarmu?" Tanya Ming cemas.
"Aku rasa tidak perlu, karena mungkin aku harus menginap di sana. Tapi kau bisa tinggal di apartemenku seperti yang sudah kita bicarakan." Jawab Kit sambil mereka keluar dari tempat itu dan menuju lift.
"Kit, apa kau yakin? Bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Aku harus menghubungi rumah sakit untuk memperpanjang liburku."
"Kit .."
"Hmm ..."
"Kenapa aku merasa tidak enak tentang kepulanganmu?"
Kit mendesah dan memegang tangan Ming erat. "Aku harap perasaanmu salah, Ming. Jangan khawatir, oke. Aku akan baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja." Balas Kit untuk menenangkan perasaan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 2 (MINGKIT FANFIC)
Fiksi PenggemarHanya perlu beberapa menit agar lift berhenti pada tombol yang telah dipilih Kit. Begitu pintu terbuka, Kit bergegas keluar dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan yang dilewatinya. "Maaf." Dia dengan cepat meminta maaf. "Tidak apa...