XXII

5.4K 484 47
                                    

Mulut Ambar menganga lebar. Matanya melotot. Ekspresinya persis seperti orang yang hampir kehabisan napas.

Melihat ekpresi pacarnya yang berlebihan itu, karuan saja membuat Gedang kesal. Untung saja meskipun menampilkan ekspresi demikian, sang pacar tetap terlihat cantik. Jika tidak, mungkin sudah ia putuskan saat itu juga.

"Serius? Gedang ini reinkarnasi putri...?" tanya Ambar masih tak percaya.

"Impossible bukan?"

"Iya. Konsep reinkarnasi aja banyak yang gak percaya.... apalagi ini menjelmanya jadi cowok pula. Setahuku kalo yang namanya reinkarnasi itu cowok bereinkarnasi jadi cowok, dan cewek jadi cewek. Aku baru dengar cewek jadi cowok...." terang Ambar kebingungan.

"Itu dia masalahnya. Hakikatnya udah beda. Bentuk tubuhnya juga udah beda. Cara berpikirnya pun demikian. So, wajar dong kalo aku 'menggungat' janji masa lalu si putri pada pangeran??" Gedang membela diri.

"Ya sih, ini nggak adil bagi keduanya. Baik pangeran maupun Gedang...." kata Ambar.

"Kalian percaya bahwa sesuatu itu terjadi pasti karena ada sebab?" tanya Madam Rosetta.

"Iya. Nggak bakal ada asap kalo nggak ada api," jawab Ambar.

"Iya. Dan dalam kasus ini, pasti ada penyebab mengapa sang putri terlahir kembali menjadi laki-laki?"

Satria yang sedari tadi menatap keluar jendela langsung mengalihkan pandangannya ke arah sang Madam. Begitu pula dengan Gedang dan Ambar.

"Benarkan analisaku? Tuhan tidak akan menciptakan sesuatu tanpa sebab. Seperti halnya kau (menunjuk Satria) sampai saat ini masih hidup dan kau (menunjuk Gedang) kembali terlahir sebagai seorang laki-laki pasti ada sebab. Pernahkah kalian berpikir mengapa kalian berdua begitu sulit untuk hidup bersama?"

Seperti terbangun dari tidurnya, otak Satria langsung berputar mendengar pertanyaan sang Madam barusan.

Benar. Ada sebab di balik semua ini, bisik hati kecilnya.

Tapi apa?

"Ya, pasti ada sebab. Benar. Mungkin kalian pernah melakukan kesalahan di masa lalu dan kalian dihukum?" cemooh Gedang. "Hanya saja, aku tak mengerti apa salahku? Aku sama sekali tidak terlibat dalam skandal apapun itu yang terjadi di kehidupan kalian sebelumnya," sambungnya kemudian.

"Setiap manusia yang turun ke bumi selalu membuat janji pada sang pencipta-Nya. Tapi manusia ketika turun ke bumi banyak yang mengingkari janji yang pernah mereka ikrarkan sebelum ruhnya di tiupkan ke rahim sang ibu. Tidak ada yang tahu janji apa yang telah kau buat sehingga sekarang ini bisa terlibat dalam lingkaran kisah pangeran dan sang putri," terang Madam Rosetta.

"Ohhh...ini nyata nggak sih??? Aku nggak halu kan???" desis Ambar.

"Udah, kembali ke pokok pembicaraan awal kita," pungkas Gedang. "Sekarang kamu ngerti kan kenapa ada tiba-tiba yang neror kita? Itu karena ada yang nggak suka sama hubungan kita. Dan kamu pasti tahu jawabannya..." terang Gedang ke Ambar.

Ambar mengangguk-anggukan kepala pelan.

Gedang pun langsung berjalan mendekat dan menggenggam tangan Ambar. Satria hanya menelan ludah saat melihat begitu erat Gedang menggenggam tangan Ambar.

"Sekali lagi aku tekankan, selagi masih cara licik yang kau dan antek-antekmu lancarkan untuk mewujudkan keinginanmu, semakin jauh pula impianmu itu akan terwujud," Gedang memperingatkan.

Satria hanya tersenyum tipis. Namun Madam Rosetta bisa melihat dengan jelas kesedihan di balik senyum itu.

"Sekarang kamu nggak usah takut lagi. Hantu Cempaka itu nggak bakal neror kamu lagi. Kalaupun dia muncul biarin aja. Ntar dia capek sendiri kayak roh yang pernah neror aku dulu..." kata Gedang sambil menatap Ambar lembut.

BANGSATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang