Setelah bel tanda pulang berbunyi, Gedang dan Rizaldi pergi menuju parkiran sekolah berbarengan. Di pojokan parkiran ternyata ada para junior yang tengah merayakan ulang tahun teman mereka. Mereka saling lempar tepung dan coret-coret muka pake kue tart diiringi jejeritan khas remaja cewek, meskipun ada juga beberapa murid cowok bersama mereka.
"Eh, bentar lagi kamu juga ultah kan, Dang? Pake dirayain nggak?" tanya Rizaldi.
"Nggak. Aku nggak suka yang begituan."
"Berapa hari lagi sih?"
"Tiga hari lagi."
"Ultah ketujuh belaskan?"
"Iya."
"Kok nggak dirayain? Kata orang sweet seventeen itu istimewa..."
"Biasa aja. Kayak cewek aja pake pesta-pesta segala..."
"Cowok juga banyak yang buat pesta."
"Gak penting juga... ngapain ngerayain hari yang bikin umur kita tambah pendek..." kata Gedang.
"Iya juga sihhh... bertambah usia, berarti jatah hidup kita juga berkurang..."
"He-eh."
'Tapi ntar kamu dibilang pelit sama teman-teman. Masa anak orang paling tajir pas sweet seventeen gak ngadain pesta..."
"Bodoh amat."
"Tapi kamu ada rencana lain dong?"
"Rencana ya? Humm.... HA! Iya... iya. Ada!" Gedang senyum sumringah.
"Apaan?"
"Rahasia."
"Gaya muuuu...."
"Udah ah! Aku mau buru-buru pulang. Ini berhubungan dengan rencana sweet seventeen..."
***
Ambar nampak berkali-kali membuka dan mengepalkan tangannya bergantian. Tarikan nafasnya juga terdengar sedikit tak beraturan. Semua itu ia lakukan untuk mengurangi rasa gugupnya.
"Udah, tenang aja, Beib. Ortu aku nggak galak kok..." kata Gedang mencoba menenangkan.
"Apa nggak terlalu cepat? Kita baru jalan hitungan hari..."
"Emang masalahnya apa?"
"Aku belum siap sebenarnya..."
"Mungkin memang terlalu cepat. Tapi sebentar lagi ultah aku. Aku pengen memperkenalkan kamu sebagai pacar sebelum ultah. So, saat ultah kamu nggak perlu canggung lagi saat bersama mereka. Selain itu, aku juga pengen dapat izin bisa pacaran sama kamu di hari ulang tahun aku.."
"Kenapa harus pake izin?"
"Rasanya lebih tenang aja kalo udah dikasih izin pacaran..."
"Emang selama ini kamu nggak diizinin pacaran?'
"Bukan begitu. Tergantung siapa ceweknya."
"Selama ini mantan-mantan kamu gak ada yang disukai ya?'
"Mungkin karena aku masih terlalu kecil..."
"Itu alasan mereka aja..."
"Tapi sama kamu, aku yakin mereka pasti suka!" kata Gedang cepat. "Kamu sempurna buat aku.."
"Tapi belum tentu bagi keluarga kamu..."
"Mereka pasti suka sama kamu. Aku jamin seratus persen! Kamu cantik, pinter, anak rumahan... kurang apa lagi coba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BANGSAT
RandomGedang tak habis pikir kenapa orang tuanya sepertinya sangat menginginkan ia menyukai laki-laki, padahal ia sendiri adalah seorang laki-laki juga. Hal itu bukan perasaan Gedang saja. Kenyataannya orang tuanya lebih menyukai kalau dirinya membawa tem...