Setelah pertemuannya dengan Zeva, ada semangat baru yang muncul dalam diri Gendis. Melihat bagaimana optimisme Zeva untuk meraih cita-cita mereka bersama, Gendis jadi kembali menemukan semangatnya yang dulu pernah ada dalam dirinya, yang kemudian perlahan makin terkikis karena perasaan kecewa karir menulisnya di wattpad berjalan lambat.
Nggak heran selama tiga jam duduk di depan laptopnya dengan ditemani playlist musik elektronik favoritnya, Gendis berhasil menulis tiga part untuk proyek bad boynya termasuk menemukan judul dan covernya.
Gendis tersenyum lebar melihat hasil kerjanya di aplikasi orange itu. "Emang kalian doang yang bisa, gue juga bisa bikin badboy versi gue."
Mata Gendis menatap lekat pada cover cerita buatannya yang menampilkan seraut wajah tampan dengan fitur wajah sempurna. Alis tebal mirip ulat bulu, mata tajam tapi teduh, hidung mancung, rahang yang tajam dan bibir merah delima. Gendis yakin, ceritanya kali ini akan sukses seperti cerita berlabel bad boy lainnya.
Para pemuja bad boy yang mendamba kisah manis itu akan tertarik dengan cover yang menggunakan foto cowok ganteng. Gendis nggak asal bicara, ia sudah melakukan observasi dengan menghitung setidaknya ada lebih dari seratus cerita yang ada di top rank teenfic menggunakan wajah cowok ganteng nan mempesona sebagai cover. Manu Rios menempati urutan teratas, diikuti Shawn Mendes, lalu Cameron Dallas. Baru-baru ini muncul wajah baru seperti Froy Guiterrez, Dimitris Kad dan Alvaro Mel.
Gendis memaklumi hal itu, karena ia pun melakukan hal yang sama. Siapa juga yang nggak suka sama cowok ganteng coba? Apalagi para cewek-cewek. Sayang aja belum ada yang memasang Martin Garrix jadi cover di wattpad, kalo ada pasti Gendis baca.
"Upload besok aja deh, pas jam prime time."
Gendis memutuskan menutup laptopnya setelah tersenyum lebar sekali lagi pada aplikasi wattpad. Moodnya benar-benar dalam keadaan terbaik, Gendis jamin ia akan tidur dengan senyum puas malam ini.
Dan semoga besok juga begitu.
•
SMA Persada Nusantara di pagi menuju siang saat class meeting seperti ini sangat ramai. Semua orang berada di luar kelas, orang yang ada di dalam kelas bisa dihitung pakai jari.
Gendis sendiri berada di luar kelas. Tepatnya di koridor depan kelasnya bersama Sekar yang terus melongok ke lapangan tengah. Perhatian seluruh warga Persada Nusantara kali ini terpusat di lapangan tengah. Pertandingan futsal antar kelas menjadi salah satu yang paling ditunggu. Kapan lagi bisa lihat cowok-cowok ganteng yang berkeringat dan serius ngejar bola? Biasanya juga saat class meeting seperti ini banyak cowok ganteng potensial yang baru ditemukan keberadaannya setelah selama ini tertimbun cowok-cowok populer di sekolah.
"Udah baikan sama nyokap?" tanya Gendis pada Sekar.
Cewek itu mengalihkan fokusnya pada Gendis. Lalu menggeleng.
"Nggak ngerti gimana ngomongnya."Jawaban Sekar itu langsung membuat dahi Gendis berkerut. "Ya tinggal ngomong lah. Cuma ngomong Kar, bukan mau ujian."
"Ish! Lo nggak ngerti, Ge." Sekar manyun.
"Yaudah jelasin."
Sekar menghela napas panjang. Matanya beberapa kali mengedip sebelum kemudian menatap Gendis.
"Lo tau kan gue sama nyokap gue gimana?"
Gendis mengangguk. Maksud Sekar pasti sikap keduanya yang sama-sama susah mengungkapkan perasaan lewat kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blocknote
Teen FictionA wise man once said : "Magic happens when you don't give up, even though you want to. The universe always falls in love with a stubborn heart." An amazing cover by @shadriella Blocknote Elok Puspa | Oktober 2017