Update
Tinggalkan jejak👋"Boleh! Nanti kita beli cat merah kuning hijau, terus muka lo yang nyebelin lin lin ini bisa gue lukis kaya pelangi" celoteh Alea sambil tertawa.Ia membalikkan tubuhnya lantas memukul cowok itu berulang kali.Bermaksud membalaskan dendamnya.
Laskar mengerinyit,
'Ternyata dia menganggap ini lelucon' batin Laskar.Memilih untuk menarik rambut Alea lagi."Jangan jail lagi ,dong!"Alea cemberut.Menyembunyikan wajahnya dibalik telapak tangan.
"Hei?"Laskar mencoba membuka tangan Alea yang menutupi wajahnya.Alea malah tertawa di balik tangannya.
"Lo sebegitu bahagianya kalo siap hujan ya?"Bisik Laskar tepat di telinga Alea.Alea perlahan menurunkan tangannya. Langsung mendapati Laskar yang menunduk tepat di depan wajahnya.
"Gue selalu bahagia kok?"
"Buktinya?tadi aja galaknya kaya macan, untung ga ada tutul nya" Laskar kembali menarik rambut Alea lalu berlari membuat Alea harus mengejar Laskar.
Nyatanya memang begitu, mood nya naik sangat cepat kala hujan.
"Gue pulang duluan ya? Dingin" pamit Alea. Ia berbalik namun Laskar cepat menahan tangannya.
"Kan bareng gue, Al?"Laskar menarik Alea ke parkiran.Membukakan pintu lantas menyilakan Alea masuk lebih dulu.Tak lama Laskar sudah duduk di bangku kemudi.
Alea menarik jaket yang tadi ia lipat lalu melingkupi tubuhnya dengan itu. "Gue pinjem" ucap Alea.Laskar mengangguk sekenanya.Mobil pun melaju membelah jalanan yang basah.
"Lo kok mau masuk jadi panitia?"Tanya Alea.Pertanyaan yang memang dipertanyakannya beberapa hari belakangan.
"Iseng"
"Terus kok lo ngajuin nama gue juga?"
"Iseng"
"Udah ga usah jawab! Nyetir ajaa sono!" Nyatanya Jawaban Laskar tak membuatnya puas.Ia langsung mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.Menyaksikan lembayung senja yang menggantung indah.Sebentar lagi malam.
"Kita mau kemana?"Tanya Laskar kemudian.
"Pulang lah!Jangan bilang lo mau macem-macem!"Alea menatap Laskar horor.Membuat Laskar tertawa sambil mengacak puncak kepala Alea.
"Lo lucu"
"Iya gue tau" Alea menutup wajahnya dengan jaket.Tanpa sadar ia sudah tertidur disana.
***
"Eh kebo bangun!" Laskar menarik-narik rambut Alea perlahan.Membuat Alea terpaksa harus memgumpulkan nyawa demi bisa turun dari mobil dan menemui kasur kesayangannya.Ia menggeliat sambil menutup mulut yang menguap.
Alea membuka pintu mobil lalu turun.
"Thanks" Ucap Alea singkat dengan tulus sambil tersenyum.Sekali lagi ia mendapati tatapan heran Laskar melihat keadaan rumahnya yang lebih pantas dibilang rumah tanpa kehidupan.Walau nyatanya ada dua orang yang hidup di dalam sana.Alea mengabaikannya lalu langsung masuk ke dalam rumah.Mobil Laskar baru beranjak pergi setelah memastikan Alea benar-benar tidak salah rumah.Alea langsung mandi.Bajunya basah kuyup.Hingga ia teringat sesuatu.
"Ya ampun jaketnya"Alea menepuk jidatnya kala tau jaket berwarna abu-abu itu masih melekat di tubuhnya.Ia menepuk jidat berkali-kali.Alea berlama-lama membiarkan air yang mengaliri tubuhnya. Menutup mata.Setelah selesai mandi ia pun mengganti baju dan termenung lama diatas tempat tidur dengan posisi tengkurap.
Tak ada yang dipikirkannya.Ia hanya termenung.Hingga akhirnya jatuh tertidur.
***
Esoknya Alea sekolah.Ia sudah duduk manis menyimak pelajaran yang di berikan guru di depan kelas.Pelajaran matematika. Luischa sudah menguap berkali-kali sejak pelajaran di mulai.Alea yang memang gak jago-jago amat matematika cuma ngangguk-ngangguk sok paham.Padahal nyatanya cuma setengah yang nyampe di otak.Itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laskar Pelangi Alea
Teen Fiction[S L O W _ U P D A T E] Tentang Alea yang dirundung mendung, banyak lara. Tentang masa lalu kelam yang terlampau menampar dengan paksa. Sakit, trauma berkepanjangan. Alea rapuh. Hanya ingin bahagia. Alea parau, bahkan tercekat. Laskar mungkin ingin...