HappyReading☕
"Lasss- ..kaa" Alea berusaha menggapai udara. Nathalia... Nathalia...
Laskar yang melihat Alea berusaha menggapai udara langsung putar balik. Tanpa ragu masuk ke dalam kolam berenang. Mencoba menggapai tubuh Alea yang hilang kontrol. Laskar berhasil menangkapnya. Membawanya menemui udara. Mata gadis itu terpejam kuat, mulutnya bergumam dengan sangat gelisah.
"Lassskarr, Karrr" ia bergumam, menunduk, mata terpejam kuat.
Laskar segera menganggkat dagu gadis itu. Membuat kepalanya sedikit tegak.
"Alea?Alea? Lo gak apa-apa kan? Lo udah di udara sekarang, buka mata lo"
Alea menggeleng, "Pleasee, Karrr, keluarin gue dari sini, keluarin"
Laskar menggeleng, "Sebelum lo buka mata! Coba rasain ini gak terlalu dalam, kaki lo bisa nyentuh dasar kok"
Alea menggeleng,
"Alea dengerin gue baik-baik, kolamnya ga terlalu dalam, lo bisa oke!"
Alea berdecih dengan napas menderu, "kakak gue pernah hampir mati disini!"
Padahal ia yang hampir mati kala itu,
Laskar kaget, menerka apa lagi maksud dari gadis dihadapannya kini. Namun ia berusaha mengontrol emosinya, "Coba buka mata lo dulu, kalo semuanya buruk, lo bisa tampar gue sesuka lo"
Alea diam, masih terlalu takut.
"Coba buka!" Laskar menyentuh kelopak mata Alea. Mencoba membantu Alea membukanya perlahan.
Alea menghembuskan napas panjang, dengan sedikit keberanian ia mencoba menuruti perkataan cowok itu. Matanya terbuka pelan. Langsung mendapati tatapan Laskar yang menatapnya dengan raut cemas. Lalu tersenyum ketika gadis itu berhasil membuka matanya.
Jantung Alea mendadak seperti di pompa dengan jutaan mesin raksasa. Entah kenapa, hatinya berdebar pelan.
Tapi sekarang bukan waktunya untuk itu. Di kolam ini Alea pernah menyaksikan kakaknya ingin melenyapkan nyawanya sendiri dan itu membuat Alea mengalami trauma ringan.
"Lo bisa 'kan?" Laskar menaikkan sebelah alisnya.
Alea masih diam, sedikit terpana, namun dengan cepat ia mengembalikan kesadarannya. Menoleh ke sekitar.
"Coba lihat, lo aman kan? Kaki lo bisa nyentuh dasar kan?" Pertanyaan bertubi-tubi. Laskar kian mencoba meyakinkan.
Alea mengangguk. Ia meraskan kakinya bisa menyentuh marmer dasar. Dan ternyata air di kolam itu hanya sebatas dada. Alea tersenyum. Tulus.
"Laskar?" Panggilnya. Kian tersenyum lalu tertawa keras. "LASKAR GUE BISAAA!" Lalu terus tertawa. Ia menatap sekitar kiri dan kanan, lalu menatap Laskar.
Tawanya terjeda sesaat, "Kar, gue bisa"
Laskar tersenyum, lantas mengangguk. Wajah mereka yang terlampau dekat membuat napas keduanya beradu.
"Iya, lo bisa"
"Makasih, banget"
Laskar mengangguk. Tanpa sadar Alea memeluknya. Hanya dua detik lalu kini Alea sudah berani berenang ke seluruh penjuru kolam.
***
Diam-diam Alea meresapi kebahagiaannya. Ia bisa kembali berenang, yang mungkin bisa dibilang salah satu dari traumanya hilang. Walau hanya skala kecil. Bolehkan Alea berbangga?
Senja berganti malam berbintang. Riak-riak air di kolam kembali tenang. Laskar dan Alea duduk di tepi kolam berenang dengan kali yang terlipat. Alea menyelimuti tubuhnya yang masih basah kuyup dengan handuk lebar. Dua gelas cokelat hangat yang masih mengepul di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laskar Pelangi Alea
Teen Fiction[S L O W _ U P D A T E] Tentang Alea yang dirundung mendung, banyak lara. Tentang masa lalu kelam yang terlampau menampar dengan paksa. Sakit, trauma berkepanjangan. Alea rapuh. Hanya ingin bahagia. Alea parau, bahkan tercekat. Laskar mungkin ingin...