[17]. Hidup

1.2K 39 0
                                    

'Hidup untuk terus hidup'
-Alea Megan Sahrina-

Sepanjang perjalanan pulang mereka larut dalam pikiran masing-masing. Alea yang masih setia menempelkan pipinya pada bahu Laskar, dan Laskar yang masih mengenakan hoodie jaketnya. Matahari sudah semakin beranjak naik.

Mereka berbelok, memasuki pekarangan rumah. Alea turun tepat di teras rumah. Mengucapkan terima kasih lalu menoleh pada pintu rumahnya yang sudah rusak.

"Kayaknya gue harus panggil tukang pintu, deh" gumamnya lalu menoleh pada Laskar.

Laskar menaikkan sebelah alisnya, "Sorry, tapi ga ada jalan lain lagi waktu itu"

Alea terkekeh pelan. Menarik kursi teras lalu duduk disana. Laskar melakukan hal yang sama. Menarik kursi teras satunya lalu ikut duduk disana.

"Banyak hal yang terjadi dalam hidup, ada bahagia ada sedih" ucap Alea seraya menatap ujung-ujung sepatunya. Laskar menoleh seraya menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"Banyak rahasia, cerita, yang terkadang belum siap untuk di ungkapkan. Banyak air mata, keluhan, orang-orang datang dan pergi menyisakan kita sendiri. Tapi itu hidup! Hidup untuk terus hidup"

Laskar menyeringai, "Hidup untuk terus hidup"

Alea ikut menoleh pada Laskar yang kini sedang menatapnya, tertawa. "Hidup untuk terus hidup"

"Gue kira lo punya beban berat" jawab Laskar, "Jangan simpen sendiri, bagi-bagi sama gue biar beban lo jadi lebih ringan. Gue stay kapan pun"

Alea mengangguk, "iya" tapi bukan sekarang.

Alea melirik jam di pergelangan tangannya. Rasa rindu sekaligus takut yang memuncak ingin bertemu sang kakak. Alea bingung, menghadapi situasi seperti malam tadi, yang jelas ia kalut dan takut.

"Kar, Lo pulang, deh" celetuk Alea asal.

Laskar menoleh, "Lo ngusir?"

Alea terkekeh, "Gak gitu juga sih"

Laskar mengangguk, "Iya, lo baek-baek disini" ucapnya sok dewasa lalu mengacak puncak kepala Alea.

Alea menyeringai, "kayak emak-emak"

"Soal tukang pintunya nanti gue kasih tau"

Alea tertawa, ternyata Laskar masih memikirkan soal pintu, "Oke" menjawab singkat.

Kemudian Ladkar berbalik, masuk kedalam mobilnya. Lalu pergi setelah membunyikan klakson satu kali.

Alea menghembuskan napas panjang. Ia ingin bicara dengan kak Nathalia. Hal itu yang mendesaknya untuk mengusir Laskar pulang. Bahkan tanpa sempat menawarkan sarapan. Alea jadi merasa berdosa. Padahal ia sudah sangat membantu dari semalam. Ingatkan Alea untuk membuatkannya bekal di sekolah nanti!

Alea masuk dan menutup pintu sebisanya. Ia melihat kondisi rumah yang sangat kacau. Baiklah, hari ini sebelum pukul tiga harus bersih-bersih rumah dahulu. Alea menuju kamar Nathalia. Membuka pintunya yang menyebabkan bunyi berderit. Ajaib! Saat Alea masuk, Nathalia melirik sedikit seelahnya kembali menatap lurus kedepan.

Laskar Pelangi AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang