Satu hal yang jadi beban pikiran Alea pagi ini, tepat saat ia baru saja menerima satu pesan dari Luischa di grup chat. Sebenarnya isi pesannya biasanya yang diakhiri dengan satu emoticon gembira. Tapi dampaknya begini, Alea resah apa yang akan terjadi selanjutnya.
Luischa
Berkemah, berkemah, berkemah sama Luischa :)Refa
Gue nyanyi masa :"(Entahlah, bagi Okta dan Refa mungkin hal itu bisa lucu. Namun bagi Alea, hal itu mampu membuat dirinya yang semula tak terlalu ambil pusing mendadak resah akan hal yang akan terjadi. Mengingat wajibnya kegiatan ini demi nilai dan melihat semangat teman-temannya, sangat tidak mungkin bagi Alea untuk tidak menghadirkan diri.
Ini semua perihal mimpi-mimpi sialan itu- lagi. Alea mungkin bisa bersyukur jika acara malam akan ditiadakan hingga ia bisa tidur sebelum pukul sebelas. Namun, siapa yang bisa memastikan? Dan kemungkinan besarnya acara semisal malam keakraban dan nyanyi bersama pasti akan dilakukan. Dan yang lebih tidak bisa dipastikan lagi, akankah mimpi-mimpi itu tidak akan datang, sekali saja. Memikirkannya saja Alea sudah resah. Oh tuhan, ayolah. Andai saja mimpi-mimpi sialan itu tidak pernah ada. Alea jadi berpikir jika ia bisa saja pura-pura sakit.
Satu nada notifikasi dari ponselnya kembali berbunyi. Alea mengangkat ponselnya malas. Ia sudah yakin itu balasan dari teman-temannya di grup. Mungkin dari Okta atau dari Luischa lagi. Ketika Alea memeriksa notifikasi, tenyata ia salah. Ada satu pesan dari nomor baru tak dikenal.
Unknown
Gue jemputHah? Gue jemput? Ini siapa? Alea meringis pelan. Sedikit takut juga ada seseorang yang tidak dikenal tiba-tiba mengirimkannya pesan bahwa ia akan menjemput gadis itu. Bagaimana jika dia ternyata orang jahat? Alea menggeleng, berusaha menepis pikiran negatifnya. Sepertinya terlalu banyak pikiran negatif pagi ini.
To: Unknown
Siapa?Unknown
Laskar :(Tunggu! Tunggu! Alea teringat sesuatu. Laskar! Ya, Alea tentu bisa meminta bantuan Laskar saat acara perkemahan nanti mengingat hanya Laskar yang tahu tentang mimpi-mimpi sialan yang selalu dialaminya itu. Tentu saja! Tentu saja Alea bisa meminta bantuan Laskar. Mengapa gadia itu tak bisa mengingatnya dari awal? Senyum Alea terbit seketika akan hal itu.
Dan satu lagi yang membuat Alea mendadak bahagia setelah beban pikiran yang melanda: Laskar mengiriminya pesan! Laskar mengiriminya pesan untuk kedua kali, mengatakan jika ia akan menjemput Alea. Mengetahui itu membuat Alea bersorak sendiri saking senangnya dan jantungnya yang mendadak bergemuruh tak jelas.
Oh, ayolah jantung, Alea tak ingin terlihat seperti orang bodoh di depan Laskar nanti! Alea kembali mengambil ponselnya, menyimpan kontak Laskar lantas membalas pesan sebelumnya.
Namun gerakannya terhenti, Alea tidak tahu akan memberi nama apa pada kontak Laskar. Ia tak ingin nama yang biasa. Alea ingin yang sedikit berbeda. Tapi apa? Hei, ada apa dengan Alea?
Superhero? Ah tidak. Ganteng? Oh, Alea jijik mendengarnya. Ngeselin? Jangan deh. Laskar pelangi? Itu terdengar bagus. Alea tertawa kecil mengingat lukisan pelangi abstrak mereka. Laskar pelangi akan menjadi nama cowok itu di ponsel Alea sekarang.
To: Laskar Pelangi 🌈
Oke, jangan lama-lama :)Alea terkekeh, meletakkan ponselnya ke dalam tas. Ia melirik jam tangan di pergelangan tangan. Masih ada kira-kira lima belas menit sebelum Laskar datang. Alea teringat, jika pagi ini mungkin saja Laskar menjemputnya karena ingin minta sarapan. Lagipula kemarin Alea sudah janji akan membuatkannya. Alea mengangguk, segera melesat ke dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Laskar Pelangi Alea
Teen Fiction[S L O W _ U P D A T E] Tentang Alea yang dirundung mendung, banyak lara. Tentang masa lalu kelam yang terlampau menampar dengan paksa. Sakit, trauma berkepanjangan. Alea rapuh. Hanya ingin bahagia. Alea parau, bahkan tercekat. Laskar mungkin ingin...