Sudah tiga jam Laskar menunggu gadis yang sedang ulet bekerja di dalam sebuah toko buku.Entah apa opini nya hingga rela menunggu selama itu.Laskar meneguk minuman sodanya hingga tandas.Melempar botol bekas sembarangan ke trotoar jalan.
Pukul tujuh saat ia lihat cewek itu sudah kembali mengganti seragamnya.Laskar segera turun dari mobil.Sebelah tangannya menenteng tisu dan minuman jahe.
Saat masuk, matanya melihat buliran keringat di pelipis sang gadis,Ia langsung mengeluarkan sebuah tissue dan menghapusnya.Gadis itu,Alea,menoleh.Wajah putihnya langsung memerah.Laskar kaget mendapati gerakan tiba-tiba Alea yang berbalik masih berusaha menghindar.Namun,Laskar cepat menahan lengannya.Laskar memang merasa Alea begitu menghindarinya.Karena itulah malam ini ia ingin meminta penjelasan.
"Alea megan, gue mau bicara sama lo bentar, boleh?"Laskar tetap menahan lengan Alea.
"Stop manggil gue begitu, bicara aja sekarang!"
"Bukan disini"Laskar menarik tangan Alea keluar dari toko.Alea menurut seperti anak kecil.Hingga tiba di pinggir jalan,ia langsung menepis tangan Laskar.Menatap langsung ke arah Iris cowok itu.Dua detik berikutnya ia sudah mengalihkan pandangannya lagi.
"Cepetan, gue keburu pulang belum ngerjain pr"Alea melirik jam di pergelangan tangannya.
"Jangan kayak gini lagi,Jangan menghindar dari gue lagi, pokoknya lo harus terima tiap gue kasih perhatian, anggap gue ada, ga boleh nolak apapun tawaran gue baik itu makanan ataupun tumpangan, kemana pun lo pergi harus izin sama gue, kalo ada apa-apa atau butuh sesuatu bilang aja ke gue, kalo lo di ganggu preman langsung lapor biar bisa gue hajarin,"Laskar mengatakan semua itu dengan lancar dan santai.Pandangannya yang semula menatap keramaian berganti menatap wajah Alea yang bingung luar biasa.Mulut gadis itu sampai menganga dibuatnya."Cuma kalo lo ga ngerti sama materi pelajaran,please jangan tanya gue"Laskar terkekeh.
"Udah yuk pulang!"Sambung Laskar sambil mendorong dagu Alea ke atas agar mulutnya kembali menutup.Laskar berjalan lebih dulu,Mengambil mobilnya yang terparkir sembarangan di bahu jalan.Menyilakan Alea naik lebih dulu.Ya,Alea lagi-lagi harus menurut.Naik ke mobil dengan berbagai pertanyaan.
Mereka melaju.Alea ragu-ragu melirik ke arah Laskar.Melalui sudut matanya tampak jelas Laskar sedang fokus dengan jalanan di depannya.Dalam keadaan begitu ia terlihat amat...Tampan.
Sial, Alea baru saja mengakuinya. Ia mengulum bibir bawahnya sambil mengedarkan pandangan ke arah lain.
"Lo masih ngerasa sakit?"Tanya Laskar kemudian.
"Udah agak mendingan"
"Ho'oh"Laskar kembali fokus pada jalanan di depannya.
"Boleh gue tanya sesuatu?"Tanya Alea tiba-tiba.Sudah sejak tadi ia ingin menanyakan ini.
"Apa?"Laskar melihat wajah Alea sesaat.
"Ngg- kenapa lo jadi-- Ng- berubah bukan maksudnya, perhatian gini sama gue?"Alea berusaha mencari kosa kata sebaik-baiknya.
"Kenapa nanya gitu?"tanya Laskar.
"Yaa pengen tau aja"Alea lagi-lagi mengulum bibir bawahnya.
"Yakin mau denger jawabannya?" Laskar tersenyum jahil.Tangannya masih setia mengemudi.Alea kecut.Tak menjawab apa pun.
"Baper ya?"Sambung Laskar.
Alea langsung merah padam. Merasa malu karena sudah ke-GR-an sendiri dengan sikap Laskar padanya.Ia membuang pandangan ke luar jendela mobil.
'Au ah gelap' Alea mengumpat dalam hati.
"Ih siapa yang baper, orang nanya doang kok!"Alea membantah, berusaha menyembunyikan rasa malunya.Laskar terkekeh mendengar hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Laskar Pelangi Alea
Genç Kurgu[S L O W _ U P D A T E] Tentang Alea yang dirundung mendung, banyak lara. Tentang masa lalu kelam yang terlampau menampar dengan paksa. Sakit, trauma berkepanjangan. Alea rapuh. Hanya ingin bahagia. Alea parau, bahkan tercekat. Laskar mungkin ingin...