Happy Reading☕
Mungkin anak kelas X-ips-2 boleh bersorak sorai gembira hari ini. Pasalnya guru killer yang akan memberikan ulangan ekonomi mendadak tidak hadir. Jadilah seisi kelas sekarang gabut tak menentu. Namun gabut seperti inilah yang selalu dinanti dan 'dicintai'.Seperti halnya anak cowok yang sedang tertawa kesetanan di pojok belakang. Sebagian anak cewek yang asyik ngerumpi. Sebagian lain yang hanya fokus kepada ponselnya. Serta sebagian kecil seperti Alea, Luischa, Refa, dan Okta yang tengah asyik bermain truth or dare. Sekarang giliran Luischa.
"Refa, lo pilih T atau D?" Tanya Luischa.
"Gue pilih T"
"Jujur kan ya? Lo ngerasa ngenes banget kan jadi jomblo? Ngaku lo!" Tuduh Luischa langsung. Jari telunjuknya mengarah ke Refa.
"Eh, apanya? Gak lah ya, gue mah happy aja"
"Ngeles aje lu"
"Gue jujur tau!" Refa langsung melotot ke arah Luischa. Membuat Luischa terpaksa mengalah atas pertanyaan konyolnya.
Selanjutnya giliran Refa, "gue milih Okta, T atau D?"
"D aja deh, kalau jujur entar pertanyaannya pasti seputar Rendi. Males gue. Lagi berantem"
"Lagi berantem ya? Gue tantang lo minta maaf ke Rendi sekaramg juga!"
Okta langsung terjengkang dari kursi. Membuat tubuhnya mendarat mulus diatas lantai. Bukannya malah menolong, ketiga temannya yang lain malah asyik menertawakan.
"Lagi nyari belut ya?" Ejek Alea sambil terus tertawa. Okta cemberut. Kembali duduk ke kursinya.
"Bodo amat"
"Berani gak lo?" Tanya Refa sekali lagi. Kali ini ia menaik-turunkan alisnya yang hanya akan membuat Okta bertambah kesal.
"Gak mau" tolak Okta tegas.
"Loh kok ngak mau? Ya, harus mau lah" paksa Luischa sambil terus menahan tawa.
"Bukan gue yang salah, dia yang gak peka. Padahal gue cuma minta di temenin di rumah waktu mama keluar. Eh, dianya malah gak mau. Ya gue ngambek lah"
"Gitu aja ngambek, lo juga harus pahamin Rendinya dong. Kasian tuh anak lo kerjain mulu" seru Luischa. Okta diam. Namun perlahan ekspresi keras kepalanya berganti menjadi raut sedih.
"Huwaaa, kasian Rendinyaa, ayo temenin gue minta maaf" Okta merengek. Lantas langsung menarik tangan Refa menuju kelas Rendi.
"Eh, jaga perasaan gue dong sebagai jomblo, gue mana tahan liat nyaaa, jadi ngerasaaa huwaaaa" Refa ikutan merengek sambil berusaha menjajari langkah Okta yang menariknya.
"Gue ke toilet dulu" pamit Alea sepeninggal Refa dan Okta.
"Gue ikut, males disini sendirian" Luischa berdiri. Mereka berdua berjalan beriringan menuju toilet sekolah. Menyusuri koridor sambil melihat beberapa kelas yang sedang sibuk belajar.
Sampai di pintu toilet ketika Alea ingin masuk, tiba-tiba Adam datang dan tanpa aba-aba langsung menarik Luischa menjauh. Luischa mencoba memberontak tapi Adam sama sekali tak melepaskannya. Alea tertawa sendiri melihat fenomena lucu itu. Tak terlalu mempedulikannya lalu langsung masuk ke dalam toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laskar Pelangi Alea
Novela Juvenil[S L O W _ U P D A T E] Tentang Alea yang dirundung mendung, banyak lara. Tentang masa lalu kelam yang terlampau menampar dengan paksa. Sakit, trauma berkepanjangan. Alea rapuh. Hanya ingin bahagia. Alea parau, bahkan tercekat. Laskar mungkin ingin...