Off-White

51.3K 5.9K 490
                                    



Easter Lily.

Di atas meja. Berwarna putih. Berjumlah tiga batang. Diikat menjadi satu dengan pita satin berwarna perak.


Dikirim tanpa nama.


Tapi melihat dari jam kunjungan, dimana waktu masih belum menunjukan pukul sepuluh; dimana seharusnya secara partikular, di salah satu kelas lantai tiga seharusnya tengah tertutup rapat dan kedap dalam pelajaran kalkulus, pasti tertebak sudah.





"Selamat pagi, ssaem!"



Lagi. Suara dalam dan serak itu menyapanya lagi.

Kali ini, disertai dua lengan yang melingkar rapi di sekeliling pinggang. Juga, ujung hidung mancung yang menelisik lancang di perpotongan leher. Menghembuskan nafas begitu hangat, mencium tanpa cela. Mengusak dengan halus, tepat pada titik sensitif yang membuatnya menggeliat perlahan.


Sebuah afeksi hangat di pagi hari.


Jungkook nyaris terbuai, kalau bukan karena kenyataan bahwa Kim Taehyung lah yang memeluknya di awal hari.


"Lepas tanganmu, Kim."

"Aku menolak."

"Ini menyebalkan."

"Dan ini menyenangkan buatku." Ujarnya lagi sembari mengecup sesekali, "Kau wangi pagi ini, ssaem."



Ada rasa kesal hingga ingin menyeruduk rusuk pemuda di belakangnya dengan sikuan tumpul. Namun nurani sebagai pengajar yang baik menghalanginya untuk itu.

Berakhir menggeliat lagi, hanya untuk menjadi sia-sia ketika rangkulan pemuda itu semakin mengerat di sekeliling pinggang.



"Kimー"

"Kau tidak membalas sapaanku."

"Aku tidak mau!"

"Itu bukan etika sopan santun yang baik, sayang."

"Persetan!"


Lagi, Jungkook berupaya. Dan sukses terlepas dari belenggu ketika Jungkook dengan lancang menginjak ujung Barker boots yang berkilap padam.


"Aduh!"

"Itu yang kau dapat kalau berlaku kurang ajar." Dengusnya seraya terengah, "Dan lagi, apa-apaan? Kau seharusnya ada di kelas!"

"Bolos lebih baik."

"Kau menggangguku disini!"

"Aku tidak akan berbuat macam-macam."

"Kembali ke kelas!"

"Menolak~" ujarnya dengan nada  kelewat menyebalkan, "Dan lagi, aku cuma duduk diam disini. Apanya yang salah dengan itu?"

"Duduk diam sambil memandangku terus menerus itu membuatku tidak nyaman!"

"Salah sendiri. Itu karena kau cantik, sayang."



Mulut manis, ya Tuhan.



"Kim Taehyung!"

"Sayang~"




Disitu, Taehyung menguap malas. Menggeliatkan badan sekenanya, seraya berjalan dan menghempaskan diri pada kursi di seberang meja kerja pembatas.

Menaikkan kaki, bersilang lancang di atas meja. Bersebelahan dengan seikat Easter Lily putih yang nampak begitu segar dengan butiran embun pada kelopak.

Jungkook mengernyit. Berusaha bersikap seolah tak acuh dengan menaruh tas kerja dan duduk pada singgasana. Menampik berjuta kemungkinan kecil yang hinggap pada pikiran. Berupaya untuk mengalihkan pandangan dari wajah mengantuk Kim Taehyung yang sialnya terlihat begitu menyesakkan.




Pesona, begitu?

Jungkook tidak mau terjerat.

Sumpah mati tidak mau.




"Aku memberimu hadiah, lho." Taehyung mengendikkan pandangan, ujung kaki ikut menunjuk kurang ajar, "Kesukaanmu, 'kan?"

"Ya, aku lihat."

"Kesukaanmu, 'kan?" Ujarnya lagi dengan penuh penekanan.

Dan disini, Jungkook menghela nafasnya lelah, "Ya, benar. Terima kasih."

Taehyung mendecak. Seraya merubah posisi menjadi duduk lebih tegak, ia menyondongkan tubuhnya maju, "Aku tidak butuh terima kasih, ssaem. Ada maksud lain dariku untuk memberimu itu."

Jungkook memalingkan wajah. Menelisik setumpuk dokumen penting perihal administrasi siswa. Berusaha terlihat tidak peduli, sekalipun gumaman kecil dari bibirnya yang ranum dengan jelas tertangkap.


"Oh ya? Apa itu?"



Dan Kim Taehyung, sekali lagi, dengan seringai tipisnya yang bangsatnya tampan, semakin menyondongkan tubuh.

Mengamit dagu milik Jungkook di antara ibu jari dan telunjuk. Membuatnya menengadah, hingga kini mereka saling berpandangan.



Tegukan liur memperlihatkan dengan jelas, bahwa seberapa keras pun Jungkook menolak, ia masih merasa terintimidasi oleh tatapan Kim Taehyung yang begitu tajam.




"Kencan, ssaem." Ujarnya santai, "Malam ini. Pukul tujuh. Pakai pakaian yang indah, perlihatkan sedikit lekuk tubuh tidak masalah."

"Apー"

"Aku menginginkanmu malam ini. Tidak ada penolakan. Kalau diam, berarti iya."




Dan Taehyung terkekeh. Kemudian sekali lagi, dengan terlampau lancang yang tingkatnya tidak bisa ia resapi sama sekali, sukses mencuri satu kecupan kilat pada bibirnya yang menipis kaku.

Menahan nafas merupakan reflek. Dan Jungkook sama sekali begitu Kim Taehyung menghisap bibir bawahnya lumayan lama, sebelum tersenyum tipis di atasnya,



"Sampai jumpa malam ini, cinta."













.
.
.

***

So, a dinner-date?

Latch ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang