(((Dengerin lagu yang di media dulu yuk :>)))
・・
Akhir bulan Desember. Malam tahun baru.
Christmas eve dilakoni seorang diri. Tanpa teman, tanpa kekasih.
Tanpa Kim Taehyung.
Bermodalkan hanya dengan kehangatan dari diri sendiri, Jungkook mengeratkan pelukannya. Menghela nafas untuk yang kesekian kali; membiarkan uap tubuh itu melebur bersamaan dengan angin dingin akhir tahun.
Rasanya kosong.
Jeon Jungkook tidak bisa untuk mengelak, bahwa nyatanya, ia memang merindukan keberadaan pemuda itu untuk berada di sampingnya. Memeluknya begitu erat, menyentuhnya begitu lekat.
Dan untuk menghadapi kenyataan bahwa ia, selama beberapa hari belakangan kehilangan sosok bocah priyayi yang merupakan sumber benih kehidupan di dalam tubuhnya kini, merupakan mimpi buruk yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Sebuah ekspektasi; bahwa perasaan Kim Taehyung untuknya hanyalah sesaat. Sebuah bentuk labil dari emosi remaja yang beranjak dewasa.
Dan Jungkook, membiarkan air matanya jatuh saat itu. Satu demi satu. Bersamaan dengan jatuhnya salju; serta lantunan lagu Auld Lang Syne yang dikumandangkan di taman kota.
Should old acquintance be forgot
And never brought to mind?
Berakhir berdiri sendiri. Di tengah keramaian antar pasangan yang saling berpelukan. Menghitung mundur menuju pembuka lembaran baru. Dimana hanya Jungkook yang berakhir menyedihkan; membiarkan tubuhnya bergetar begitu hebat, dengan air mata yang membasuh pipinya yang memerah.
"D-dingin,"
Kembali, bayangan akan senyum cerah Kim Taehyung seolah menghantui. Melarangnya untuk lari. Mengurungnya, menguncinya begitu rapat. Membelenggunya dalam kenyataan bahwaーmemang Kim Taehyung lah yang ia cintai. Hingga rasanya ingin mati.
Ia butuh Kim Taehyung.
Ingin.
Mencintai Kim Taehyung.
Dan seluruhnya terasa sakit hingga tubuhnya nyaris membeku.
Dimana kedua lututnya yang bergetar, nyaris terjatuh tanpa kuasa menopang beban tubuh.Hingga Jungkook merasakannya saat itu;
Dimana tubuhnya ditarik begitu kuat. Menempel begitu lekat pada bidang yang begitu kokoh, beraroma musk yang menusuk penghidu. Membuatnya pusing serta pandangannya semakin buram tertutup air mata.
Dimana kedua pipinya dicakup begitu hati-hati. Dalam dua permukaan telapak tangan yang begitu kasar, namun mampu menyalurkan hangat yang membuatnya kembali tersadar;
We've londoned many weary foot
Since Auld Lang Syne
Bahwa adalah netra karamel milik Kim Taehyung lah yang menatapnya begitu mendamba.
Serta kenyataan bahwa kini pemuda itu menciumnya begitu tidak sabaran. Putus asa. Nyaris dengan nafas mereka yang saling tertahan; berderu tidak karuan menerpa wajah masing-masing. Bercampur rasa asin dari air mata Jungkook yang kini ia biarkan melebur di antara keduanya.
Dengan tangannya yang terlampau gemetar, meremat lengan Kim Taehyung begitu kuat. Membiarkan dirinya bertumpu disana tanpa perlawanan. Ingin menyalurkan semuanya. Perasaannya yang selalu ia tahan dan terbalut dalam ego dan gengsi.
Mencium lebih dalam lagi. Melumat. Menjamah apapun yang bisa ia jangkau selama itu adalah Kim Taehyung.
Berakhir terengah begitu Taehyung melepas tautan keduanya. Membiarkan Jungkook mengatur nafasnya yang seolah hilang. Meraup udara begitu rakus, masih dengan kedua pipi yang tercakup oleh telapak Kim Taehyung, serta dahi mereka yang bersentuhan.
"Kim," ia menarik nafas, "Kemanaー"
"Aku melihatmu dari jauh, ssaem." Bisiknya dengan bibir yang sejenak masih menempel dengan milik Jungkook, "Dari jauh. Kau terlihat sendirian. Cantik sekali."
Sebuah rona merah merambat menjalari pipi. Ketika Kim Taehyung membiarkan kedua ranum mereka saling bersentuhan; sekali lagi,
"Resolusi tahun baru, ssaem." Pemuda itu terkekeh. Menatap Jungkook begitu sayang, mengelus permukaan pipinya begitu hati-hati, seraya menggesekkan kedua ujung hidung mereka bersamaan, "Aku bersumpah pada diriku sendiri. Bahwa tahun ini, aku akan menikahimu. Camkan itu!"
Dimana Jungkook terkesiap. Begitu Kim Taehyung menarik tubuh keduanya mendekat. Membiarkannya jatuh sekali lagi dalam dekap.
"T-tapi Kimー" Jungkook menggeleng, "A-Akuーusiaku terlalu tua untukmu!" Lagi, ia terisak. Bersamaan dengan air matanya yang kembali terjatuh menuruni pipi, "U-Usiaku dua kali umurmu!"
Maka Kim Taehyung, sekali lagi, mencium bibirnya begitu halus. Tanpa lumatan. Hanya menempel begitu hati-hati. Menyalurkan rasa, membiarkan Jungkook menelaah semuanya.
Merasakan hangat tubuhnya.
Debarannya.
Perasaannya yang hanya bergejolak dan meraungi nama Jungkook dalam tiap denyut nadinya.
We, too, have paddled in the stream,
"Dan ssaem, apa perlu kukatakan padamu," ia menyahut setelah itu. Mengelus permukaan bibir bawah Jungkook yang berkilat basah dibawah temaram, "Bahwa cinta tidak mengenal batasan? Usia sekalipun."
"Tapiー"
From morning sun to night,
"Sekarang kutanya, ssaem." Ia berdeham, "Apa ssaem mencintaiku?"
Jungkook mengangguk,
"Apa air mata ini," ia mengusapnya lagi dengan ibu jari, "Mengalir hanya untukku?"
Lagi, Jungkook mengangguk,
But the seas, between us broad have roared,
"Apa jantung ini," terakhir, ia menunjuk ke dada sebelah kiri Jungkook. Mengetuknya pelan dengan telunjuk, seraya menunjukkan senyum kotak yang membuat Jungkook menahan nafas, "Berdebar hanya kepadaku?"
For Auld Lang Syne,
Maka Jungkook tidak membiarkan dirinya untuk ragu.
Kini memilih untuk memeluk Kim Taehyung begitu erat. Menenggelamkan wajah pada perpotongan pemuda itu. Mengusak disana, menikmati aroma yang selama ini berhasil membuat pikirannya begitu kacau tak menentu. Mengangguk dalam isakan yang kerap kali menyebut nama Kim Taehyung tanpa henti.
"Kalau begitu jangan ragu, ssaem." Bisiknya hati-hati. Mencium pucuk kepala Jungkook, lembut sekali,
We'll take, a cup o' kindness yet,
"Aku mencintaimu, ssaem."
Dan Jungkook, tanpa ragu, membalas semua itu di balik deru nafasnya yang kini teratur. Menatap Kim Taehyung begitu lekat, seraya menciumnya satu kali lagi,
"Aku mencintaimu juga, Kim Taehyung."
ーFor Auld Lang Syne.
.
.
.***
Tamat atau lanjut? :>