Drown

49.1K 5.9K 1K
                                    



Pukul tujuh lebih sepuluh, Jeon Jungkook sudah mendapati dirinya duduk di kursi samping kemudi. Bersebelahan dengan Kim Taehyung serta aroma musknya yang begitu kuat.

Nyaris membuatnya sesak. Limbung terbang ke awang-awang.




"Kau terlihat cantik malam ini, sayang."



Silatan lidah itu terdengar begitu halus. Sarat akan buliran hangat perasaan yang merajam.

Bocah kaya tengik keparat. Priyayi biadab. Tuan muda Daegu yang luar biasa kurang ajar.

Bahkan tidak terlambat barang setengah menit pun. Pukul tujuh sudah mengetuk pintu secara kasual, pun menyambut dengan senyumnya yang terulas begitu angkuh. Dengan kedua tangan berada dalam saku cotton denim yang dikenakannya, serta ketukan pada lantai oleh sepatu suede yang membungkus telapak, pemuda itu seolah menelanjanginya dengan pandangan.




"Chiffon suit? Pilihan yang tidak buruk." Pemuda itu bersiul, sembari menarik pinggul Jungkook dalam upaya mendekatkan diri, "Lekuk tubuhmu terlihat. Indah sekali. Kau luar biasa, sayang."



Dan ia mengingat bagaimana si Kim bangsat menyapu permukaan pipinya dengan kecupan halus, sebelum menarik tubuhnya paksa. Berakhir dengan dirinya yang kini terkunci, dengan pandangan yang terfokus pada jalanan yang tampak seolah blur di sisi kanan.

Menolak mentah-mentah untuk menatap pemuda Kim yang tiada henti menghujani tubuhnya dengan ragam pujian berbalut gula, namun seolah meremukkan jati dirinya sebagai laki-laki.




"Yah, harus ku akui, sayang. Aku suka pilihan pakaianmu. Stylemu tidak buruk." Ia mengganti perseneling dengan lagak begitu santai, "Dan aku baru sadar bahwa dadamu luar biasa berisi! The hell, padahal kita sudah pernah tidur bersama!"





Bangsat.

Kim Taehyung bangsat.




"Berhenti bicara soal tubuhku seperti itu, Kim. Sekali lagi, aku bukan jalang murah di luar sana yang biasa kau sewa. Terima kasih."

"Dan sekali lagi, sayangku. Aku tidak suka bermain dengan jalang. Satu-satunya yang suka kumainkan hanya kau, Jungkook."

"Panggil aku dengan nama yang benar, Kim. Aku gurumu!"

"Kita di luar kampus, sayang. Untuk apa?" Taehyung terkekeh geli, "Lagipula, bukannya lebih aneh kalau aku memanggilmu dengan 'ssaem' sementara penampilan kita seperti ini di muka umum?" Jeda, "Kecuali kau suka mempublikasikan hubungan kita segamblang itu, aku tidak masalah. Itu bisa menjadi sebuah kink dalam hubungan. Seksi kok, aku suka."

"Biadab." 

"Simpan kata kotormu sampai kita di ranjang nanti, sayang."

"Kita tidak akan berakhir di ranjang, apapun itu." Jungkook menggeram di balik nafas. Buku jarinya mengepal. Mati-matian menahan diri supaya tidak melayangkan satuーdua kepalan ke arah rahang pemuda angkuh di sebelahnya ini, "Malam itu merupakan kesalahan. Dan berani sumpah, tidak akan terulang."

Taehyung menyeringai disini, "Kesalahan, 'kah? Apa iya?"

"Ya."

"Tidak menurutku." Pemuda itu menggeleng. Sesekali melirik ke arah Jungkook yang masih setia membuang muka ke arah jalanan. Senyum tipis terkulum, ketika jemari dengan tenang mengeraskan volume lagu yang menjadi pengisi sunyi,

"Kau menjeritkan namaku lantang sekali malam itu. Dan kau keluar luar biasa banyak. Taruhan, itu pasti orgasme terhebat yang pernah kau rasakan, benar sayang?"

Latch ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang