Ketika sekujur tubuh mereka saling berhimpit; dengan panas yang saling menjalar, serta basah yang menyelubungi, jujur saja, Jungkook nyaris merasakan pikirannya buntu. Teracak begitu kurang ajar. Nyaris gelap diselingi deru nafas yang tersendat. Tercekat pada pangkal tenggorok ketika Kim Taehyung menyentuhnya semakin jauh. Lagi.
Lagi dan lagi.
Semakin meliar.
Semakin panas.
Bahkan ketika ia mendongakkan leher; membiarkan pemuda itu menjamahnya semakin jauh. Menyusuri tiap lekuk oleh ujung lidahnya yang terasa panas seperti membakar. Meninggalkan jejak ruam yang terlalu kentara. Tidak tertutupi. Terpampang polos pada nyataya dunia.
Dan Jungkook membiarkan dirinya menikmati. Melingkarkan lengannya erat di sekeliling leher. Menancapkan kuku sebagai penopang tubuhnya yang bergetar begitu hebat di bawah kuasa pemuda di hadapannya. Membiarkan riak air membasahi tubuh telanjang keduanya.
Semakin dekat. Semakin terhimpit.
Dalam keadaan dimana Kim Taehyung membiarkan jemarinya memeta. Meraba sekujurnya tanpa henti. Tidak sedikit pun ruang yang ia biarkan tak tersentuh. Bermain sedikit lama pada bagian dada. Menarik dan memilin. Semuanya dilakukan sebatas gemas. Membuat Jungkook semakin membusung dengan jeritan kecil yang memanja.
"Ssaem," bisiknya pada cuping telinga. Sedikit mengulum disana, sebelum menurunkan kecupan hingga rahang. Memainkan kulit di antara gigi. Menggeseknya begitu hati-hati hingga Jungkook reflek memejamkan mata, serta kuku-kuku yang menggerit turun. Pelan sekali.
"Ssaem. Tatap aku."
Yang hanya dibalas gelengan. Serta rengekan tertahan ketika Jungkook semakin menyembunyikan wajah. Tertanam pada dada milik Taehyung. Membiarkan kulitnya yang kini pucat menjadi bergidik, ketika jemari pemuda itu memainkan ujungnya hati-hati.
"Ssaem—"
"Jangan." Bisiknya disela terisak. Seluruh panas yang menguar di antara tubuh mereka semakin menyiksa. Tubuhnya yang terhimpit pada dinding kaca, bergesekkan hingga kulitnya terasa perih, "J-Jangan lihat."
"Kenapa—ssaem?"
"Malu." Jungkook tersedak. Membiarkan nafasnya yang tercekat kembali dihirup rakus. Terbatuk akibat air yang terselip melalui celah hidung, "Aku malu."
"Kau cantik."
Ia menggeleng, "Tidak cantik."
Maka Kim Taehyung semakin menghimpitnya pada kaca sekat pembatas. Menarik kedua tungkai bawahnya tanpa kesulitan. Melingkarkan keduanya di sekeliling pinggul hingga kedua sumbu gairah mereka bersatu. Bergesekkan tanpa penghalang. Begitu intim dan saling memikat.
Rona merah menyapa kedua permukaan pipi Jungkook. Bersamaan dengan lenguhan ketika Kim Taehyung mengecupnya sepanjang bahu. Begitu perlahan, juga hati-hati. Semakin turun hingga sebatas puting susu. Mengecupnya perlahan, sebelum memberi sapaan lewat jilatan perlahan. Melingkupinya penuh dalam rongga mulut yang semakin berdecak panas.