Musim panas di bulan Agustus. Tepat ketika usia kandungan Jungkook menginjak usia bulan ke-tujuh lah dimana ia bisa dengan jelas merasakan tendangan pertama kehidupan kecilnya.
Memeta lamat-lamat sepanjang kulit. Tersenyum kecil ketika merasakan suatu tekanan yang menyebabkan Jungkook sedikit meringis. Mengelus permukaan punggung tangan milik Kim Taehyung yang masih setia mengusap. Menempelkan pipi pada perutnya yang kian tampak.
Dan disitu, ia merasakannya lagi. Kali ini, sedikit lebih bersemangat hingga Jungkook sedikit mengejang dan mendesis.
"Anakku, Jungkook." Taehyung berucap pelan sekali, "I-Itu anakku?"
"Bukan, dia anakku." Jungkook menggerutu. Dengan kedua alis yang mengerut ketika si kecil menendang dua kali, "Aku yang mengalami siksaan fisik batin selama tujuh bulan. Jelas dia adalah darah dagingku."
"Hasil dari benihku."
"Tempat membuahinya ada dalam tubuhku."
"Tidak akan terjadi kalau bukan karenaku, chagi."
"Terserah."
Sebuah kekehan kecil, sebelum Kim Taehyung mengucap pusatnya. Halus sekali. Memejamkan mata; meresapi hangatnya.
Membiarkan Jungkook terbuai hingga reflek menyentuh sebelah pipi tirus pemuda Kim. Mengelusnya hati-hati dengan jemari yang memilin anak rambut.
Angin musim panas terasa hangat. Berhembus melalui celah jendela di sisi samping sofa merah ruang tengah. Membelai surai Jungkook halus dalam tiap hembusannya. Merayunya untuk sekedar mengatupkan kelopak mata.
Dan ia menghembuskan nafas. Ketika Kim Taehyung beringsut mendekat. Membubuhi ciuman lembut di sisi bahu. Menyesapnya perlahan tanpa menimbulkan bekas pucat.
Menyusup di balik celah. Menghirup aromanya dalam sekali. Berusaha menyerap semuanya. Menikmati manis tubuh Jungkook.
"Tae."
Dibalas dehuman; sebelum Kim Taehyung dengan lihai menelesakkan telapak di balik celah kaus tipis yang dikenakan Jungkook. Membelai halus pada pinggang, sebelum terhenti pada bagian bawah perut,
"Peluk."
"Manja?"
"Bukan aku," rajuknya seraya mengusal pada bidang bahu. Suaranya semakin melambat, pandangannya kian memudar ketika dirasanya kelopak memberat, "Anakmu ingin ayahnya."
"Hooo, memakai alasan anak sebagai pihak ketiga?"
"Kau sayang anakmu?"
"Apa ini pertanyaan jebakan?"
"Jebakan apa?"
"Kau akan meninggalkanku kalau aku bilang lebih sayang anak."
"Sembarangan," Jungkook mencubit telapaknya dari balik kaus dengan gemas, "Kau kira aku kekanakan seperti itu?"
"Ibu hamil biasanya manja."
"Bukan aku."
"Ya, chagi." Kekehnya, "Bicara soal ibu hamil, kemana saja kesayanganku hari ini?"
Dimana Jungkook kembali membuka matanya malas. Semakin menyamankan tubuh dalam rengkuhan milik Taehyung yang selalu membuatnya semakin nyaman. Membiarkan aroma kuat musk yang kian menggodanya untuk kembali menutup kedua mata.