Stay with You?

38.6K 4.7K 407
                                    





"Taehyung, iniー"

"Aku sudah pesan semuanya. Yang terbaik mereka punya, ssaem. Jadi," pemuda itu menoleh, seusai membuka satu bungkus wanton sup dan menuangnya ke dalam mangkuk, "Habiskan, okay?"



Jungkook terperangah. Mengerjap begitu takjub menatap satu meja makan yang kini dipenuhi beragam menu chinese yang mengepul. Seluruhnya panas, jadi ia berani jamin Kim Taehyung memesannya tidak berapa lama.

Tapiーuntuk apa?



"I-Ini terlalu banyak, Taehyung. Untuk apa?"

Dan Kim Taehyung terkekeh. Menggelengkan kepalanya perlahan, seraya berjalan mendekati Jungkook. Mengamit jemarinya seraya menuntun perlahan.

Menggeser kursi, mendudukannya rapi, memijit pundaknya yang kaku seraya berbisik.

"Untukmu. Semuanya."

Jungkook mengerjap, "Apa?" Kaget, ia menoleh. Mendapati pemuda Kim itu menatapnya dengan cengiran polos yang membuatnya bingung, "Tapi ini terlalu banyak!"

"Aku tidak peduli, ssaem. Habiskan. Aku tidak mau ada sisa."

"Dan siapa kau berani mengaturku?"

"Hanya murid yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada gurunya yang baru saja pingsan karena syok." Jeda, kali ini ia menyentuh kedua pipi Jungkook dari belakang dengan ujung jemarinya yang dingin. Bersentuhan yang membuat empunya reflek menahan nafas, dan pasrah begitu Kim Taehyung mengarahkan pandangannya pada semangkuk sup yang mengepul panas di hadapannya seraya menunjuk,  "Habiskan."




Tapi Jungkook, tetaplah Jungkook.

Bukannya menurut, ia justru menggebrak meja. Berdiri begitu kasarーsedikit menyesal karena, damn! Pandangannya buram dan kepalanya jadi pening luar biasaーseraya menghadap Taehyung dan menatapnya nyalang.

Buku jarinya mengepal begitu kuat. Jungkook jengkel setengah mati.



"Aku pernah bilang padamu, Taehyung." Geramnya kesal, "Aku menolakー"

"Kemewahan. Bukan makanan. Dan ini adalah jamuan, ssaem. Tidak sopan kalau kau menolak, benar?" Taehyung mengendikkan bahunya santai, seraya menyentuh pundak Jungkook hati-hati. Mendudukannya lagi, "Sekarang makan. Satu mangkuk saja, tidak apa. Yang penting kau makan, ssaem. Please?"

Jungkook menghela nafas, "Kenapa kau begitu kukuh sekali, sih?"

"Kau pingsan, ssaem. Baru saja. Tubuhmu dingin, nadimu lemah. Sumpah, kau tau? Jantungmu berdebar keras sekali. Bibirmu pucat. Aku sempat kepikiran kau itu kena syok!"

"Aku alergi dingin, Taehyung." Jungkook menggumam dibalik nafas, "Jangan berlebihan."

"Kenapa tidak bilang?"

"Untuk apa? Supaya kau meminjamkanku baju hangatmu?" Jungkook mengambil sendok. Mengaduk isi mangkuknya tanpa minat, "Aku sudah bilang, Kim. Uangku tidak cukup untuk membawanya ke binatu."

"Tidak perlu, ssaemー"

"Lalu apa? Kucuci dengan tangan? Itu riskan, Kim." Jeda, "Bukannya aku tidak mau repot atau apa. Tapi, resikonya besar. Aku tidak yakin bisa membayar ganti rugi untuk ratusan merk fashion mahal yang kau punya, dengan gajiku yang pas-pasan sebagai dosen."




Dan disitu, giliran Taehyung yang mengepalkan kedua tangan. Giginya menggerit. Hatinya dongkol luar biasa.

Rasa terluka dan sakit hati. Merajam tubuh, mengoyaknya hingga batin terasa tersiksa. Seolah mencoba membuka seluruh mata dan mengembalikan akal sehatnya bahwa Jeon Jungkook terlalu tidak mungkin untuk diraihnya.


Latch ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang