House of Cards

28.1K 4.2K 478
                                    






'Aku akan menjadi ayah.'




Boleh 'kah Kim Taehyung memercayai itu?


Membayangkan bahwa pada suatu hari nanti, ia akan mampu menimang darah dagingnya sendiri?

Mencintai kehidupan kecil lainnya, sebesar ia mencintai sosok yang kini harus mengemban beban dalam menanggung seluruh perbuatannya?

Mengasihi apa yang menjadi hasil dari ribuan afeksi yang ia tanamkan, ke dalam sosok yang adalah Jeon Jungkook?



Cinta pertama,


Yang sekaligus akan ia deklarasikan dengan gamblang pada seluruh dunia kalau perlu, bahwa ia pun akan menjadi cintanya yang terakhir?


Taehyung tersenyum tipis. Memainkan untaian pasta vongolè yang mendingin tanpa minat. Menatapnya dengan pandangan kosong yang melemah, ketika ia membayangkan Jungkook yang tengah tertidur begitu cantik di dalam apartemennya.

Begitu polos. Begitu teduh. Tentram sekali. 
Terbungkus oleh selimut begitu rapi. Menutupi seluruh raganya yang telanjang dari mata dunia.

Jeon Jungkook yang tertidur memang terlihat menggairahkan, ia akui. 
Tapi, membayangkan akan raut wajahnya yang merengut justru membuatnya kembali jatuh cinta.



Ya, untuk apa ia ragu?





"Kenapa tidak dimakan, Tae?"


Suara kecil Haneul membuyarkan lamunannya. Kembali, membawanya tersadar bahwa kini, ia tengah duduk di salah satu meja restoran Apgujeong. Lengkap dengan setelan armani yang begitu rapi, berhadapan dengan sosok sahabat kecil yang menatapnya penuh damba. Dengan gaun berbahan chifon berbalut viscoseviolet pudar yang membuatnya justru terlihat semakin pucat.

Taehyung mendengus tanpa minat,


"Tidak lapar."

"Kau selalu begitu." Haneul menggumam, "Selalu tidak lapar. Kau sakit, Tae?"

Ia menggeleng, "Aku hanya tidak suka makan disini."

"Ingin pindah?"

"Yup."

Gadis itu mengerjap. Meletakkan garpu dan pisaunya perlahan, "Kemana?"

"Moodku ingin makan ramyeon pinggir jalan."

"Kau selalu berkata begitu!" Haneul mencebik. Wajahnya merengut kesal, "Sejak kapan kau menyukai sampah seperti itu?!"

"Itu bukan sampah."

"Dimataku, iya!"

"Tapi tidak dimata orang lain, Haneul-ah." Taehyung menggumam. Sejenak, bibirnya tersungging tipis sekali, "Tidak semua yang jelek itu buruk, Haneul-ah. Hal yang menurutmu adalah sampah, bisa saja berguna bagi sebagian orang."

"Dan darimana kau mendapatkan bualan seperti itu?"

"Itu prinsip yang seseorang ajarkan padaku."

"Well, dia tampaknya seperti orang rendahan." Haneul mencebik, "Yang ia percayai adalah omong kosong."

"Rendahan kalau kau melihat dalam artian finansial, memang." Taehyung mengangguk. Meneguk anggurnya sekali, lalu mengelap sudut bibirnya dengan serbet sebelum beranjak, "Tapi ia adalah orang yang kaya akan prinsip dan harga diri. Orang yang kucintai sampai rasanya ingin mati."




Maka disitu, Kim Taehyung berbalik. Menunduk sekali begitu hormat pada perempuan yang menatapnya membeku,


"Maaf, Haneul-ah. Tapi aku tidak bisa begini lagi. Disaat orang yang sangat aku sayangi, harus sendirian di penghujung tahun." Ujarnya lalu tersenyum, "Malam ini menyenangkan. Bersenang-senanglah di tahun baru, hanya sajaー" jeda, ia mengangguk, "Tidak denganku."

"Tungguー" Gadis itu ikut beranjak, menggebrak meja di saat yang bersamaan. Menjadikan keduanya pusat atensi dari beberapa orang yang juga berada disana, "Kau mau pergi kemana, Taeー"

"Pulang."

Haneul menggeleng, "Kau tidak bisa meninggalkanku, Tae! Apa yang akan dikatakan kakakmuー"

"Aku tidak pulang kesana." Jeda, "Rumahku bukan disana."

"Apa maksudmu?!"

"Jeon-ssaem."




Kang Haneul merasakan sekujur tubuhnya membeku. Terlebih, ketika melihat pemuda itu berbalik. Menatapnya begitu tegas, dengan ekspresi yang terlampau lembut.

Tatapan hangat yang begitu berbeda. Senyum tipis yang sama sekali tidak terpoles snobis. Melainkan begitu tulus dan jujur; layaknya bocah laki-laki setelah mendapatkan hadiah kaus kaki pertamanya di malam natal,




"Dia rumahku."
















Penghujung bulan Desember;


Dimana Kim Taehyung memantapkan hati, bahwa memang Jeon Jungkook lah yang ia cari. 



.
.
.

***

Selamat pagi♡

Latch ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang