and Naughty Kisses

28.4K 3.6K 337
                                    





Satu minggu sebelum hari pernikahan, Jungkook terbangun tepat pada pukul dua pagi.


Mendapati diri masih dalam posisi yang sama; terkunci begitu erat dalam pelukan hangat Kim Taehyung. Dengan kedua lengan itu melingkar begitu erat di sekeliling pinggul, mencegahnya untuk bisa beringsut menjauh. Ditenggelamkan begitu dalam, hingga ia bisa merasakan aroma musk yang kuat itu kembali menusuk penghidu. Menggodanya untuk menyecap, menelusuri lekuk rahang dengan ujung hidung, berganti dengan bilah bibir ketika mencapai turunan leher.


Degup jantungnya begitu teratur. Terhalang oleh rusuk. Namun Jungkook masih bisa merasakannya dengan jelas, dimulai dari nafas pemuda itu yang berhembus teratur. Hangat sekali menyapu pipi. 


Satu kali mendongak, dan Jungkook semakin tidak bisa menahan diri.


Berakhir dengan bibirnya menari nakal. Mengecup hati-hati pada tulang selangka. Mengusak perpotongan bahu, menyerap harumnya dalam-dalam. Berusaha meresap semuanya; dengan rakus memonopoli hangatnya.



Kim Taehyung.


Hanya Kim Taehyung.


"Jung—"


Suara gumaman bernada rendah. Serak sekali dan parau. Kim Taehyung bergerak gelisah ketika Jungkook mulai menyesap pelan pada selangka. Meninggalkan ruam berwarna merah pucat tidak kontras. Tersembunyi dari warna kulitnya yang sedikit lebih gelap. Membuatnya merengut dalam diam.



Tidak puas. Sama sekali.


Maka dengan hati-hati, ia melepaskan tautan tubuh keduanya. Hingga pemuda Kim sedikit mengernyit akan hilangnya rasa hangat dari pelukan. 

Perlahan, Jungkook membalik posisi. Hingga Kim Taehyung tidur terlentang, dengan ia yang sedikit terduduk di sisinya. Menatap dalam diam lekuk garis rupanya. Menelusuri hati-hati dengan ujung jari.


Dimulai dari kelopak mata. Kembali, ia dibuat bungkam, ketika memerhatikan bagaimana bulu mata pemuda itu begitu panjang. Lentik sekali menyapu pipi. Mengelus kedua alisnya yang menekuk, terbentuk begitu tegas, sebelum menuruni hidungnya yang mancung tajam. Terkekeh kecil ketika dibalas oleh rengutan; Jungkook sedang kumat jahilnya. 


Lalu perlahan ia menyakup rahangnya. Mengelus tulang pipi yang terbentuk tegas, namun empuk oleh lapisan lemak secukupnya. Dengan ibu jari, mengelus permukaan bibirnya hati-hati, sebelum mengecupnya halus.




Kecupan berubah menjadi lumatan. Ada satu rasa panas yang menjalari tubuh ketika perlahan ia menyecap sepanjang dagu. Menelusuri lekuk rahang dengan jejas liur yang tidak terlalu kentara. Mengecup pelan, meninggalkan basah serta beberapa ruam merah pudar pada leher. 

Ingin menandai. Dan dengan egois menyatakan di tengah gelapnya malam bahwa pemuda pahatan sempurna yang tengah dalam kondisi terlengah adalah miliknya.

Latch ㅡvkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang