1]~Elvina Allya

1.2K 32 6
                                    

Seorang gadis tergesa-gesa berlari sambil sesekali melirik jam di pergelangan tangannya. Namun, tiba-tiba ia berhenti mendadak, mengusap keringat yang mulai muncul di dahinya dengan napas yang tak beraturan. Dengan kedua alis yang bertautan, karena terkena paparan panas matahari, gadis itu mengangkat wajahnya dengan kedua tangannya memegang dua besi hitam yang berjajar rapat. Lalu gadis itu tersenyum kepada seorang pria berumur yang memakai seragam satpam yang berada di hadapannya.

"Pagi, Pak Saleh, bisa tolong bukain gerbangnya ya pak," ujar cewek itu masih tersenyum tanpa merasa bersalah.

Satpam tersebut menggeleng beberapa kali sebelum menjawab, "Kamu sudah telat, jadi kamu harus terima resikonya."

"Tapi Pak, saya kan telatnya cuma sebentar doang."

"Setengah jam kamu bilang cuma sebentar?" balas Pak Saleh.

"Elvina Allya!" teriak seorang guru yang berjalan menghampiri mereka.

"Pagi, Bu Mega. Hafal banget sama nama saya," ujar cewek yang dipanggil Elvina tersebut.

"Selalu kamu. Bagaimana ibu gak hafal coba, buku pelanggaran isinya cuma ada nama kamu."

"Tapi pelanggaran saya kan cuma masalah tepat waktu, Bu. Gak ada yang aneh-aneh," balas El.

"Udah salah, masih saja cari alasan! Ini hari pertama kamu sebagai siswa kelas sebelas, tapi kamu malah memberi contoh perilaku buruk untuk siswa-siswa baru, adik kelasmu," omel Bu Mega.

"Makanya tolong maafin saya kali ini ya, Bu. Saya janji, ini terakhir kali saya telat di bulan ini."

Bu Mega semakin emosi mendengar jawaban cewek itu. "Bulan ini ya? Terus bulan depan bakal telat lagi?"

"Itu udah suatu kemajuan dari saya loh, Bu. Jarang-jarang kan saya telat sekali dalam sebulan?"

Bu Mega mencoba menahan amarahnya dengan menghela nafas pendek. "Elvina, kamu itu sudah dewasa, saya gak mau terus-terusan nasehatin kamu."

"Iya, Bu. Saya minta maaf," ucap El sambil menunduk.

"Sudahlah, Pak Saleh. Biarkan dia masuk," ujar Bu Mega pada satpam tersebut.

Wajah El langsung terlihat berbinar dan menatap Bu Mega dengan senyuman lebar. Kemudian pandangannya beralih pada Pak Saleh, yang saat itu sedang mengeluarkan kunci dalam saku celananya.

"Terima kasih, Bu," ucap El dengan senang.

"Jangan sampai suatu saat Ibu benar-benar marah sama kamu." Tanpa menjawab El, Bu Mega hanya memperingati cewek itu. Setelah itu, guru BK tersebut berbalik pergi dari sana.

"Kamu beruntung. Hari ini Bu Mega lagi baik sama kamu," ujar Pak Saleh setelah membuka pintu gerbang.

"Iya, Pak," jawab El dengan tersenyum lebar, karena Pak Saleh terlihat sangat mengenal sifat Bu Mega. "Saya masuk kelas dulu ya, Pak. Makasih, Pak," lanjut El yang kemudian berlari kecil memasuki sekolah.

|•|•|•|

El mengintip sesaat ke dalam kelasnya. Setelah dirasa aman, ia melangkah memasuki ruamg kelasnya dengan berjalan santai. Ini hari keberuntungan bagi El, karena tidak ada guru yang mengajar di kelasnya. Maka dari itu, sudah dipastikan jam pelajaran pertama di kelasnya kosong. El pun tersenyum senang menghampiri bangkunya.

El duduk sebangku dengan Sarah, cewek berkaca-mata dengan rambut sedikit bergelombang melewati bahu. Namun, hal itu tidak menjadikan Sarah terlihat seperti cewek nerd, karena kecantikan wajahnya. Sarah juga tergabung dalam anggota jurnalistik dan sempat menyumbangkan beberapa prestasi di awal tahun pertamanya di sekolah ini.

Elvina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang