26]~Kematian

233 15 0
                                    

Ezra menghentikan motornya di depan pintu masuk salah satu rumah sakit terbesar di kota itu. "Bener disini kan?" tanya Ezra memastikan lokasi tersebut pada El.

El turun dari belakang Ezra dan melihat ponselnya lagi untuk memastikan lokasi yang dikirim Rafa benar di rumah sakit ini. Kemudian ia mengangguk menjawab pertanyaan Ezra.

"Lo masuk duluan. Gue nyusul," ucap Ezra tergesa dan menjalankan motornya menuju tempat parkir.

Tanpa membuang waktu lagi, El berlari kecil memasuki rumah sakit itu. Lalu ia masuk kedalam lift dan menekan lantai tiga, sesuai perkataan suster yang sempat ia tanya tadi. Wajah El yang pucat menandakan jika kecemasan yang ia rasakan saat ini. Ditambah lagi, ia berjalan mondar mandir tidak tenang di dalam lift sambil menggigit bibir bawahnya. Perasaannya dipenuhi dengan kegelisahan dan juga ketakutannya.

Ketika pintu lift sudah terbuka, El segera keluar dan menoleh kanan kirinya. Tak jauh dari hadapannya, ia melihat sosok Rafa yang sedang berdiri bersandar di dinding. Ia pun berlari kecil menghampiri cowok itu.

Masih sambil terengah El langsung bertanya, "Rere gimana Raf?"

Seketika itu, Rafa menunjukkan raut wajah yang terlihat dingin di mata El. Dengan tersenyum sinis Rafa berkata, "Gue kira lo gak punya waktu buat dateng kesini."

El terpaku sesaat, melihat sosok Rafa di hadapannya ini berbicara seperti itu padanya. "Kok lo ngomong kayak gitu sih Raf?" bingungnya. El lalu menegakkan badannya menghadap Rafa. "Iya, gue salah. Gue minta maaf. Hp gue-."

"Lo sadar kalo lo salah? Bagus deh," potong Rafa masih dengan raut wajah yang tidak bersahabat.

El semakin dibuat bingung dengan sikap Rafa yang seperti ini. Apa cowok itu sedang menyalahkannya di saat situasi seperti ini?

Rafa menatap El dengan kedua mata yang melotot tajam dan mengatakan kalimat yang membuat El tersinggung. "Mending lo balik. Daripada buang waktu disini."

Tangan El tergerak untuk menahan Rafa yang saat itu sudah akan berbalik pergi. "Maksud lo apa sih Raf? Gue kesini mau liat Rere. Kenapa lo jadi kayak gini sih?" ujar El yang sedikit terbawa emosi.

Rafa menghempaskan tangan El dengan kasar.

El menghela nafas panjang dan berusaha mengubah intonasinya agar bisa kembali tenang. "Gue minta maaf. Hp gue lowbatt dan kebetulan gue sama Ezra tadi-."

Di tengah penjelasan El, Rafa melihat Ezra yang berlari kecil di belakang El. Kemudian emosi cowok itu langsung melonjak saat mendengar ucapan El yang mengatakan sedang bersama dengan Ezra.

"Lo bego apa gimana sih El?!" bentak Rafa mencengkram kuat bahu kiri cewek itu.

"Awh!" rintih El sambil berusaha melepaskan cengkeraman cowok itu.

"Jelas-jelas lo tau kondisi Rere kayak gimana. Tapi lo." Rafa mendengus kecil sebelum melanjutkan, "Lo malah jalan sama dia!" tunjuknya pada Ezra yang sudah berada diantara mereka berdua.

"Lepasin tangan lo," sahut Ezra yang terlihat tidak suka dengan cara Rafa memperlakukan El saat ini.

Namun, Rafa malah membentak cowok itu, "Urusannya apa sama lo?!"

"Dia kesakitan Raf!" balas Ezra yang tanpa sadar juga meninggikan suaranya dan mendorong kuat bahu Rafa supaya cengkramannya terlepas. "Berhenti egois dan bersikap seenaknya! Lo itu udah keterlaluan sama El!" lanjut Ezra sambil berjalan mendekati Rafa yang tadi sedikit terdorong ke belakang.

Ezra mencengkram kuat kerah baju Rafa dan sebelah tangannya lagi mengepalkan tinju yang akan ia hantamkan pada wajah cowok itu.

Tentu saja El dibuat terkejut melihat perbuatan Ezra, ditambah lagi sekarang situasi mereka bertiga menjadi tontonan beberapa orang yang berlalu lalang di sana. El langsung menahan tangan Ezra yang sudah akan mengenai wajah Rafa.

Elvina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang