31]~Batal

164 8 0
                                    

"Woii!" teriak El yang baru datang memasuki kelas. dengan berteriak kencang di sebelah telinga

Ezra yang kaget dengan kehadiaran dan juga sentakan El pun mencabut earphonenya dan menatap El dengan dahi yang berkerut.

El yang masih berdiri, menatap Ezra dengan ikut menautkan alisnya. "Apa?" tanyanya.

"Tumben lo," ucap Ezra.

"Iyalah. Gue kan juga perlu perubahan buat diri gue sendiri," jawab El yang kemudian duduk di bangkunya.

"Dih, sok-sokan lo," balas Ezra yang kemudian beranjak keluar kelas.

"Kemana lo?" tanya El.

Tanpa berbalik, Ezra menjawab singkat, "Meditasi."

Di depan pintu kelas, Ezra bertemu dengan Sarah yang baru datang. Cewek itu pun menanyakan hal yang sama seperti El. "Zra, lo mau kemana?"

"Rooftop bentar, cari angin," jawab Ezra sambil menyengir.

"Ya udah sana, mumpung bel masih lama juga," ujar Sarah.

"Nanti tolong kabarin gue ya, kalo udah ada guru," pinta Ezra.

"Oke," jawab Sarah yang melanjutkan langkahnya untuk masuk ke kelas.

|•|•|•|

"Gue udah baikan sama Rafa," ucap El saat makanan pesanannya datang. Sekarang ia sedang berada di kantin dan hanya duduk berhadapan dengan Ezra, karena Sarah sedang pergi untuk memesan makanan.

"Iya, gue tahu. Kemarin Rafa juga udah cerita," respon Ezra sambil memainkan ponselnya.

El menatap Ezra bingung. Ia merasa cowok itu sedang ada masalah karena sikapnya hari ini sangat berbeda dari biasanya. "Lo kenapa? Ada masalah?" tanya El dengan hati-hati.

Ezra mengangkat wajahnya, menatap cewek itu sebentar, kemudian hanya menggeleng dan kembali memainkan ponselnya.

"Nanti pulang sekolah anterin gue ya?"

"Kemana?" tanya Ezra.

"Mau beli sepatu," jawab El.

"Iya."

El berdecak singkat sebelum merebut ponsel Ezra yang masih ada dalam jangkauan tangannya. "Lo liatin apaan sih dari tadi?" kesal El.

El lalu melihat apa yang tengah dilihat Ezra pada layer ponselnya. Cewek itu mengusap layar kunci kemudian melihat layar depan cowok itu, namun tidak ada apa-apa. Bahkan histori penggunaan aplikasi pun juga kosong. Ternyata cowok itu tak melihat ataupun melakukan apa-apa pada ponselnya.

Ezra mengambil kembali ponsel miliknya.

El semakin menatap Ezra dengan bingung. "Zra, sumpah lo kenapa sih?"

"Gue gak papa," jawab Ezra.

Lalu Sarah datang bersama Dito. Mereka berdua langsung duduk tanpa tahu suasana di meja itu sedang serius.

"Hai El, Zra," sapa Dito. Namun, ia menoleh bingung karena yang disapa tak menjawab sapaannya dan ternyata sedang saling pandang dengan diam. "Kalian kenapa? Udah jadian?" celetuk Dito dengan asal.

El maupun Ezra langsung menoleh cepat ke arah Dito sambil melotot tajam.

"Kan! Kalo gak digituin, kalian gak akan sadar gue di sini," ujar Dito yang kemudian menyantap makanan yang sudah ia bawa.

Setelah itu, suasana kembali hening sampai makanan mereka berempat masing-masing habis.

"Sar," panggil Dito.

Elvina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang