Lagi-lagi untuk pagi ini, El berangkat ke sekolah dengan Ezra. Cowok itu sudah ada di rumahnya sejak pagi buta. Sehingga dengan terpaksa, El bangun lebih pagi dari biasanya. Mungkin ada untungnya juga buat El, karena dia dijamin tidak akan terlambat jika cowok itu selalu datang di pagi buta untuk menjemputnya.
El merasa ada yang aneh pada dirinya sendiri semenjak Ezra melakukan hal-hal di luar dugaannya. Seperti saat ini.
"Kenapa Zra?" tanya El saat Ezra tiba-tiba mengerem motornya dan berhenti di tepi jalan.
"Bentar. Gue mau beli itu dulu," jawab Ezra turun dari motornya.
El ikut menoleh ke arah pandang Ezra dan segera turun mengikuti cowok itu.
"Mbak, nasi kuning ini satu ya," ujar Ezra pada wanita yang menjajakan masakannya di tepi jalan. Kemudian Ezra menoleh pada El yang sudah berdiri di belakangnya. "Lo mau yang mana El? Ada nasi kuning, nasi goreng, nasi uduk, nasi campur, pecel juga ada, atau mau bubur aja?"
El sempat terdiam, lalu menjawab, "Gue curiga. Lo partner kerja mbaknya?"
Wanita penjual tersebut malah tertawa kecil. "Maklum mbak, Mas Ezra ini udah langganan beli disini, kadang malah tiap pagi, makan disini," jelasnya.
El pun mengangguk mengerti. "Terserah deh, gue apa aja mau," ucapnya pada Ezra.
"Tambah nasi goreng dua, sama nasi campurnya satu ya mbak," ujar Ezra kepada penjual itu.
"Kok banyak? Buat siapa aja?" heran El.
"Buat calon cewek gue," balas Ezra.
El terdiam karena kaget dengan ucapan Ezra barusan. Namun, ia tetap mencoba untuk bersikap seperti biasa. "Jadi lo punya banyak gebetan sekarang?"
Ezra pun menoleh dan membalas tatapan El. "Satu aja belum tentu dapet. Gimana mau banyak?"
Lagi-lagi El dibuat terdiam seketika. Kenapa cowok itu mudah sekali mengatakan hal-hal seperti itu di depannya? Ezra berucap seolah-olah tak peduli pada apa yang El rasakan saat ini. El tidak pernah merasakan segugup ini sebelumnya. Ini bahkan melebihi rasa gugupnya saat menyatakan perasaanya pada Ezra Sabtu lalu.
"Lagian Mas Ezra, kok gak pernah bilang udah punya pacar sih? Saya tadinya pengen ngenalin adik saya ke Mas Ezra, eh taunya udah ada yang punya," sahut penjual tersebut sambil memandang El.
El yang tadinya masih terdiam menatap Ezra, kini membelalakan matanya. Ia lalu mengerjap dan menoleh pada penjual itu, sedangkan Ezra hanya terkekeh melihat reaksi cewek itu.
"Kok baru sekarang dibawa kesini mbaknya?" tanya wanita itu.
"Iya, Mbak. Baru deket juga," jawab Ezra dengan santai sambil melirik El.
El langsung menyikut lengan Ezra. "Gak lucu!" desisnya. El mencoba melawan mati-matian debaran jantungnya yang mulai menggila sekarang. Ia kemudian menarik nafas panjang, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Ezra kembali terkekeh, lalu menyerahkan selembar uang lima puluh ribu kepada penjual itu. "Ini, Mbak."
"Ini ya, Mas, kembaliannya," jawab penjual itu sambil memberikan uang kembalian.
Ezra mengambil bungkusan plastik tersebut, lalu kembali berkata, "Minta doanya ya, Mbak. Biar saya cepet taken sama dia."
"Apaan sih Zra!" dengus El yang langsung menarik paksa Ezra agar cepat pergi dari sana.
"Iya, Mas. Pasti saya doain," jawab penjual itu mengeraskan suaranya, sebelum Ezra kembali menaiki motornya.
"Lo gak mau doain gue juga?" tanya Ezra menoleh pada El yang sudah duduk di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvina [COMPLETED]
Ficção Adolescente-Elvina Allya Cewek tomboy yang biasa dipanggil El sedang menghadapi kasus friendzone. Dia selalu mengorbankan apapun demi kedua sahabatnya yang saling suka. Meskipun itu membuatnya berkali-kali menangis seorang diri dikamar. - • - "Lo pi...