24]~Terasa Hangat

199 14 3
                                    

Sudah tiga hari SMA Harapan merayakan kemerdekaan dengan pengadaan lomba-lomba dan pensi sebagai penutup di hari terkahir. Namun, sekolah masih dihangatkan dengan berita tentang status Rafa dan Rere yang sudah resmi berkencan, karena sosok mereka yang dinilai hampir sempurna dikalangan siswa kelas XI, mereka pun terlihat serasi dan cocok satu sama lain.

"El," panggil Sarah setelah guru biologi yang mengajar di kelasnya keluar, karena bel istirahat sudah berbunyi.

"Hm?" respon El sambil merapikan bukunya.

"Semalem Kak Dito cerita ke gue, katanya kemarin dia liat Kak Salwa bawain bekal sama air minum buat Rafa," cerita Sarah.

El mengernyit. "Kak Salwa yang mana?" tanyanya.

"Waketos itu loh, El. Anak IPS-4 kalo gak salah," jelas Sarah.

"Oh, cewek itu."

"Masih ngarep banget tuh cewek sama Rafa," tambah Sarah.

"Terus? Rafa nya gimana?"

"Ya menurut lo? Ditolak lah pasti. Kak Dito bilang bekalnya langsung di oper ke Kak Arif, terus Rafa bilang gak lapar," jawab Sarah dilanjutkan tawaan sesaat. "Malu banget pasti, tuh cewek," lanjutnya.

El juga ikut tertawa. "Untung kemarin gue gak ikut latihan basket. Bisa abis tuh muka cewek, gue malu-maluin," imbuhnya

Ezra yang memang posisinya berada di belakang kedua cewek itu, tentu juga ikut mendengar dan tersenyum kecil memperhatikan El yang masih tertawa.

"Zra, kantin yuk!" ajak Genta menghampiri meja cowok itu.

Ezra mengangguk, menerima ajakan Genta dan bangkit berdiri.

"El, lo ikut gak?" tanya Genta saat melewati bangku cewek itu.

"El doang yang lo ajak? Terus gue disini sendirian gitu?" sewot Sarah.

"Iya, iya. Lo gue ajak juga. Ngambekan banget jadi cewek, kasihan Kak Dito yang dapet cewek kayak lo."

Sarah melotot tajam, kemudian hendak memukul Genta dengan bukunya, namun cowok itu lebih dulu kabur keluar kelas.

El tersenyum melihat Sarah yang menyusul dan mengejar Genta ke luar kelas. Kemudian ia menoleh pada Ezra yang saat itu sedang menatapnya.

"Tetep kayak gini ya, El. Jangan nangis mulu di depan gue," ujar Ezra tiba-tiba.

El menyadarkan dirinya setelah sempat tertegun sesaat, mendengar ucapan cowok itu. "Gue gak pernah nangis," elaknya yang kemudian juga beranjak dari kursinya dan menyusul Sarah.

Ezra tertawa kecil sambil mengikuti langkah cewek itu dari belakang.

|•|•|•|

Kini. El, Ezra, Sarah, dan juga Genta sudah berada di kantin dan duduk berhadapan dengan makanan yang dipesan mereka masing-masing.

"Nanti ada latihan gak El?" tanya Sarah yang mulai menyantap nasi gorengnya.

"Ada, kenapa?" jawab El mengaduk mie pangsitnya.

"Ada? Terus kok Kak Dito malah ngajak gue jalan?" heran Sarah.

"Lo emang tanya karena gak tau apa mau pamer sih?" sungut El.

"Gue serius tanya lo, El," balas Sarah.

"Ya, berarti dia nanti gak ikut latihan," sahut El dengan acuh.

Sarah hanya mencibir mendengar El yang terlihat kesal dengannya.

"Lo sendiri nanti ikut latihan gak?" Ezra mulai ikut bertanya.

Elvina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang