El berlari menuju tempat penonton paling bawah sekaligus paling depan, menghampiri Sarah dan Zea yang masih bersorak, entah untuk alasan apa. Dia juga melihat Dito dan Genta saling tos dengan wajah yang berbinar dan penuh kebanggaan.
"Kenapa? Kenapa? Ada apa?" cecar El dengan penasaran. Ia menepuk pundak Sarah dan Zea beberapa kali.
"Itu," tunjuk Sarah pada papan skor.
El langsung mengarahkan pandangannya menuju papan skor tersebut.
78 - 77
"Tadi tim kita ketinggalan skor lumayan jauh, tapi barusan kita cetak skor berturut-turut," jelas Sarah dengan penuh semangat.
"Iya El. Sekarang udah selisih tipis," tambah Zea dengan tak kalah semangat.
El melebarkan senyumnya, ikut bangga dengan tim sekolah mereka.
Waktu pertandingan quarter terakhir, di babak kedua ini tinggal dua menit beberapa detik saja. Kini para seluruh pendukung SMA Harapan menaruh harapan tinggi pada tim basketnya, untuk bisa menacapai kemenangan, karena skor hanya berselisih tipis. Berkali-kali tim lawan mencoba mencetak skor, namun berhasil digagalkan oleh para pemain SMA Harapan. Waktu yang semakin berkurang menjadi kesempatan untuk tim berbalik menyerang, karena bola sudah ada pada tangan mereka.
Salah satu pemain mengoper bola ke arah Ezra dan langsung ditangkap cepat oleh cowok itu. Ezra menatap timnya satu per satu, mereka sama-sama dihadang oleh tim lawan. Ia melihat waktu juga terus berjalan mendekati akhir pertandingan. Tanpa sengaja pandangannya beralih ke arah penonton dan langsung tertuju pada El yang ternyata sudah kembali ke tempatnya.
El yang sadar, jika Ezra sedang melihat ke arahnya, langsung berteriak keras, "Ezra! Lo pasti bisa! Harus bisa!"
Dikarenakan suasana GOR yang saat itu masih hening dan dipenuhi ketegangan, teriakan El barusan hampir terdengar sampai seluruh area pertandingan. Hal itu membuat siswa SMA Harapan seketika langsung ikut bersorak bersamaan, untuk menyemangati tim sekolah mereka.
Ezra tersenyum kecil, lalu menatap kedua kakinya yang ternyata berada di area three point. Sambil tetap tersenyum, ia mengangkat posisi tangannya yang sedang memegang bola sambil terus menatap ke arah ring lawan.
"Ini buat lo, El," gumam Ezra.
Lalu Ezra melakukan shooting dengan wajah penuh yakin. Semua penonton ikut terdiam memandangi arah bola yang melambung tinggi menuju ring lawan. Suasana dalam gedung tersebut berubah menjadi hening kembali, karena merasakan ketegangan yang sama ketika melihat bola itu semakin mendekati ring lawan. Banyak diantara penonton juga ternganga menunggu bola tersebut masuk ke dalam ring.
"Masuk," lirih El tepat saat bola itu terbentur pinggiran ring.
Sorak gembira pun diteriakkan para siswa SMA Harapan saat bola yang masuk itu terjadi bertepatan dengan pluit pertandingan yang menyatakan selesai.
78 - 80
Para pemain kemudian berlari bersamaan menuju ke arah Ezra dan memeluk cowok itu. Mereka juga memberikan beberapa pukulan bangga dengan wajah yang bahagia. Tak lupa, mereka juga mengadakan ceremony kemenangan mereka dengan melempar Ezra ke udara.
"Kita menang!" teriak Ezra sambil mengepalkan sebelah tangannya ke atas.
Sarah dan Zea juga memeluk El yang berada diantara mereka, sambil berteriak histeris.
El menyeka sudut matanya yang mengeluarkan air mata kebahagiaan, kemudian membalas kedua pelukan temannya itu sambil ikut berteriak dan meloncat bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvina [COMPLETED]
Novela Juvenil-Elvina Allya Cewek tomboy yang biasa dipanggil El sedang menghadapi kasus friendzone. Dia selalu mengorbankan apapun demi kedua sahabatnya yang saling suka. Meskipun itu membuatnya berkali-kali menangis seorang diri dikamar. - • - "Lo pi...