El membuka matanya saat suara alarm dari ponselnya berdering sejak lima menit yang lalu. Ia menggeser layar ponselnya hingga menghentikan suara dering tersebut. Ia bangun dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Kemudian ia terdiam sejenak, mengerjapkan matanya yang masih setengah terbuka dan menguap panjang.
Dengan rasa kantuk yang tersisa, El memutuskan turun ke bawah dan berjalan ke arah dapur. Ia melihat Mamanya yang tengah menyibukkan diri di sana. Sepertinya, Mama sedang membuatkan sarapan untuk kedua putrinya, juga sekaligus Ezra yang akan datang.
"Tumben kamu udah bangun?" tanya Mama yang heran melihat El sudah turun.
Bukannya menjawab, El malah menuangkan air ke dalam gelas yang ada di depannya, lalu meneguknya sampai habis.
"Kenapa? Udah laper ya?" tanya Mama yang masih heran.
El hanya menggeleng sambil menaruh kembali gelas yang ia pegang.
"Ya udah sana, mandi dulu, terus siap-siap. Katanya mau dijemput Ezra? Sekalian nanti kalo Ezra dateng suruh sarapan dulu ya, El. Ini bentar lagi udah siap kok sarapannya," ujar Mama lagi.
El yang masih enggan mengeluarkan suara hanya mengangguk lemah dan berjalan gontai untuk kembali ke kamarnya. Hingga akhirnya, ia tersandung ketika menaiki tangga pertama dan mengaduh kesakitan. Hal itu tentu saja langsung membuat kedua matanya terbuka lebar dan membuat seluruh kesadarannya terkumpul kembali.
"Argh!! Tangga sialan!" umpat El.
Suara kekehan tawa dari belakang, membuat El menoleh, dan mendapati Ezra yang bersandar di tepi dinding sambil meringis melihat ke arahnya.
"Apa lo?!" sungut El.
"Dih marah. Lagian lo gimana sih? Yang salah siapa, yang lo salahin juga siapa," balas Ezra.
El berdecak. "Bodo amat!"
Ezra menggelengkan kepalanya melihat El yang kembali menaiki tangga dengan menghentakkan langkah kakinya semakin keras, seakan mencoba membalas tangga itu karena sudah membuatnya tersandung tadi.
|•|•|•|
El kembali turun, setelah sudah bersiap hampir tiga puluh menit. Tergolong kategori cepat bagi kalangan cewek yang umumnya bisa memakan waktu sekitar satu jam, bahkan lebih saat akan pergi ke luar. Cewek itu mengenakan pakaian simple, seperti t-shirt putih bergaris hitam yang berlengan pendek, celana jeans berwarna blue dark, serta sepatu kets putih kesukaannya. Ia juga tengah memegang jaket jeans putih, topi hitam, dan juga ransel kecil.
El menghampiri Mamanya yang tengah berbincang dengan Ezra di meja makan. Lalu ia menaruh segala barang yang ada di kedua tangannya ke salah satu kursi kosong dan duduk di sebelah Ezra.
"Ya udah kalian sarapan dulu. Mama tinggal sebentar, mau siram tanaman di belakang," ujar Mama. "Nak Ezra, kalo mau nambah, gak papa ambil lagi. Tante malah seneng kalo masakan tante cepet abis," lanjutnya.
Ezra tersenyum dan menjawab, "Saya mah gampang, Tante, yang penting El ini duluin. Kalo dia kenyang mah, saya baru lega."
Mama juga ikut terkekeh dan mengangguk setuju, setelah itu baru berlalu pergi dari sana menuju halaman belakang. Sementara El, tengah melirik tajam pada Ezra yang sepertinya senang sekali membuatnya kesal.
"Buruan makan. Jangan liatin gue," ucap Ezra.
"Apa lo bilang?" protes El.
Lalu Ezra menoleh ke arah El. "Gue tau, gue ganteng."
El memutar bola matanya malas, sedangkan Ezra mendengus kecil melihat reaksi cewek itu. Ia lalu menarik piring di depan El dan mengambilkan nasi untuk cewek itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/130449847-288-k698358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvina [COMPLETED]
Teen Fiction-Elvina Allya Cewek tomboy yang biasa dipanggil El sedang menghadapi kasus friendzone. Dia selalu mengorbankan apapun demi kedua sahabatnya yang saling suka. Meskipun itu membuatnya berkali-kali menangis seorang diri dikamar. - • - "Lo pi...