Bel istirahat yang berbunyi beberapa detik lalu, membuat seluruh siswa SMA Harapan bergegas keluar dari kelas mereka masing-masing, dan berhamburan menuju ke kantin.
Sarah yang juga akan pergi ke kantin untuk menyusul teman-teman lainnya, kini berdiri sambil menatap El yang masih duduk di tempatnya. "El, lo gak ke kantin?" tanyanya.
"Enggak dulu Sar, gue lagi mager," jawab El sambil memainkan ponselnya di atas meja.
"Mau titip sesuatu?" tawar Sarah yang dijawab gelengan oleh El. "Ya udah, gue ke kantin dulu, ya," ucap Sarah sebelum kemudian pergi keluar dari kelas.
Beberapa saat kemudian, Ezra yang sejak bel tadi berbunyi masih duduk di belakang El, kini ia berdiri di sebelah meja cewek itu. "Anterin gue ke kantin," ucap Ezra singkat.
El menoleh dengan sedikit mengangkat wajahnya, lalu menautkan kedua alisnya karena heran melihat cowok yang bernama Ezra itu, berbicara duluan padanya.
"Jangan ke-pede-an. Kalo ada anak lain, gue gak bakal nanya ke lo," lanjut Ezra, yang seolah mengerti maksud ekspresi cewek itu.
El beralih memperhatikan sekeliling kelasnya. El baru sadar hanya tersisa mereka berdua di kelas ini, lalu ia kembali menatap cowok itu dengan sinis. "Siapa yang yang ke-pede-an? Lo pikir gue mau nganter lo ke kantin?" balasnya.
Ezra melongo karena tidak menduga jika cewek itu tetap sama menyebalkannya seperti kemarin saat mereka bertemu untuk pertama kalinya.
"Sori, tapi gue mager. Cari anak lain aja," ucap El lagi.
Jika saja bukan permintaan dari Rafa, Ezra juga tidak akan mau meminta cewek itu ikut dengannya ke kantin. Tak lama setelah bel istirahat berbunyi, Ezra menerima pesan dari Rafa, agar menyuruhnya mengajak El ke kantin. Ezra tentu saja menyetujuinya, karena ia pikir itu permintaan yang mudah, tapi ia baru sadar cewek yang berada di depannya saat ini berbeda dari cewek biasanya.
Ezra berusaha mencari cara lain. "Lo liat ada anak lain?"
"Di luar banyak, tuh," jawab El datar.
"Ya udah, padahal kalo lo yang anter bakal gue traktir sepuas lo," ucap Ezra mencoba mengimingi El dengan traktiran, meskipun sebenarnya ia tidak yakin El akan tergoda dengan hal itu.
Melihat El yang langsung menoleh lagi padanya, Ezra kembali menambahkan, "Berhubung lo nya gak mau, ya udah. Syukur deh, bisa gue tabung duitnya."
Tepat sebelum Ezra melangkahkan kakinya, El dengan cepat menahan lengannya. "Bilang dong, kalo mau traktir. Biar gue aja yang anter lo," ucap El yang ternyata tergoda dengan cara Ezra.
El berjalan di depan Ezra, memandu cowok itu menuju kantin. Beberapa cewek sempat tersenyum dan menyapa Ezra, tapi ia menyambutnya dengan balas tersenyum. Ia tidak sejahat itu untuk mengacuhkan cewek, sama seperti di sekolahnya sebelum ini. Tampang Ezra memang tak kalah rupawan dari sepupunya, Rafa. Mungkin itu sebabnya banyak cewek yang sudah mengetahui namanya, padahal hari ini adalah hari pertamanya bersekolah di sini.
"Itu kantinnya, gue harap lo gak lupa buat traktir gue," ujar El mengingatkan Ezra. "Tapi masih ada tempat gak ya," gumam El.
"Ikut gue," ucap Ezra sebelum menarik lengan El, membawanya ke sudut area kantin, dan langsung duduk di sebelah Rafa, yang ternyata sudah berada di sana bersama Rere.
El yang awalnya kaget melihat Rafa, kini berusaha menetralisir keadaannya dengan ikut duduk di sebelah Rere, dan mengajak Rere untuk mengobrol.
"El," panggil Rafa yang menyadari jika El sedang menghindar untuk berbicara dengannya.
El menghela napas perlahan, kemudian menoleh ke arah Rafa. "Hm?" responnya mencoba bersikap seperti biasanya.
"Buat yang kemarin, gue minta maaf udah-,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Elvina [COMPLETED]
Teen Fiction-Elvina Allya Cewek tomboy yang biasa dipanggil El sedang menghadapi kasus friendzone. Dia selalu mengorbankan apapun demi kedua sahabatnya yang saling suka. Meskipun itu membuatnya berkali-kali menangis seorang diri dikamar. - • - "Lo pi...