(Info: Part ini paling panjang)
Semoga suka💕-07.30-
Meskipun masih pagi, suasana SMA Harapan sudah penuh dengan kemeriahan. Acara puncak kemerdekaan yang sudah ditunggu para siswa akhirnya tiba. Dengan memakai dominan merah-putih, mereka semua ikut menonton acara yang diadakan panitia OSIS, di lapangan sekolah. Diawali dengan pembacaan pemenang lomba yang telah diselenggarakan selama 2 hari kemarin, kemudian dilanjutkan dengan pembagian kupon dan unjuk bakat setiap ekstrakulikuler.
Di lain tempat, El sedang berada di gudang kesenian menyiapkan gitarnya. Ia menghembuskan nafas sesaat sebelum berkata, "Semoga lancar."
El menoleh ke arah pintu saat melihat bayangan seseorang yang akan masuk ke dalam.
"El!!" seru Rafa berlari kecil menghampirinya.
El memperhatikan penampilan cowok itu hari ini. Rafa memakai T-shirt putih polos, ditutupi dengan kemeja kuning yang kancingnya dibiarkan terbuka dan lengan yang dilipat rapi sampai siku. Kemudian di padu dengan jeans hitam dan juga sepatu vans yang terlihat sangat cocok untuknya karena proporsi tubuhnya yang tinggi.
El menautkan kedua alisnya memandang Rafa dari atas ke bawah, kemudian beralih pada setangkai bunga mawar yang ada di sebelah tangan cowok itu. Ia terseyum pahit menyadari tujuan cowok itu..
"El, lo harus bantu doa buat gue," ucap Rafa dengan mata yang berbinar.
"Soal Rere?"
"Hm," respon Rafa mengangguk. "Gue bakal nembak dia," lanjutnya.
Dengan waktu sepersekian detik, El menyadarkan dirinya setelah terpaku sesaat. Ia lalu mengangkat wajahnya menatap cowok itu lekat. "Bisa-bisa nya lo baru kasih tau gue sekarang," cibir El.
"Yah, gue kan- Sorry deh," ucap Rafa yang merasa lebih baik mengucapkan maaf daripada memberikan alasan.
El tersenyum lebar dan memberi pukulan kecil pada dada cowok itu. "Good luck, Raf," tuturnya.
Rafa tertawa kecil. "Thanks, El."
Kemudian Rafa beralih memandang pakaian yang dikenakan El saat ini. El menggunakan kaos putih dengan sedikit corak biru yang Ia masukkan dalam jeans hitamnya dan di tutupi dengan kemeja biru jeans. Tentu saja juga tidak lupa sepatu sneakers putihnya. Rambutnya hanya diikat seperti biasanya, ekor kuda dengan poni pinggir.
"Gue hampir bosen, liat lo pakai warna biru terus," komentar Rafa.
"Biarin. Eh, tapi menurut lo bagusan gini atau gue ikat di sini?" tanya El melepas kemeja birunya yang lalu ia ikatkan pada pinggangnya.
"Eum, cocok kaya gini," jawab Rafa yang mengencangkan lagi ikatan kemeja tersebut.
"Ya udah deh gini aja," ujar El yang menuruti ucapan Rafa. "Ezra belum datang?" tanyanya
"Terakhir, bilang masih otw dia," jawab Rafa. "Kita langsung ke lapangan aja, ntar gue bilang ke Rere sama Ezra kumpul di sana," ajaknya.
"Oke."
|•|•|•|
-08.15-
"Sar!" panggil El sedikit berteriak saat melihat teman sebangkunya itu baru datang memasuki area lapangan.
Sarah yang dipanggil pun melambaikan tangannya dan menghampirinya keberadaan El.
"Sama siapa lo?" tanya El langsung.
"Apanya?"
"Lo datengnya sama siapa?" ulang El.
"Kak Dito. Gue gak pernah bilang minta jemput, tapi dia udah di depan rumah gue tadi pagi. Kasian juga kalo gue tolak ajakannya," jelas Sarah panjang lebar dan tampak sedikit bersemangat menceritakannya pada El.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvina [COMPLETED]
Teen Fiction-Elvina Allya Cewek tomboy yang biasa dipanggil El sedang menghadapi kasus friendzone. Dia selalu mengorbankan apapun demi kedua sahabatnya yang saling suka. Meskipun itu membuatnya berkali-kali menangis seorang diri dikamar. - • - "Lo pi...