39]~Jeruk atau Mineral?

131 8 0
                                    

Siang ini, El dan Sarah sengaja menyisihkan waktu luang mereka untuk memperhatikan latihan basket regu-2 tim cowok yang akan bertanding di turnamen. Mereka berdua duduk di kursi panjang yang terletak di tepi lapangan dan melihat para anggota tim utama sekaligus tim cadangan yang sedang melakukan pemanasan dengan lari mengelilingi lapangan sekolah.

"Hai Sar," sapa Dito yang berjalan menghampiri El dan Sarah.

Sarah mengangguk, membalas sapaan Dito dengan sebuah senyuman.

"Kok belum pulang? Ngapain disini?" tanya Dito yang berdiri di hadapan Sarah.

"Ng? Itu-."

"Liatin cowok ganteng latihan basket lah. Ngapain lagi emang," sahut El yang memotong ucapan Sarah dan mengalihkan pandangannya kepada para cowok yang saat itu berlari melewati keberadaan mereka bertiga.

Sarah langsung menyenggol lengan El. "Apaan sih?"

El mengusap lengannya dan menoleh. "Emang bener kan?"

"Diem lo. Gue nanya Sarah ya, bukan doi-nya Ezra," sahut Dito.

El langsung mendelik lebar, sedangkan Sarah mengulum senyum di sampingnya. "Lo, kan pasti. Emang ember mulut lo, Sar," gerutu El mencubit lengan Sarah.

Sarah malah tertawa sambil menarik tangan El agar berhenti mencubitnya.

"Heh! Heh! Kalo mau main kasar, sama cowok," omel Ditoyang mengulurkan tangannya untuk melindungi lengan Sarah agar tidak dicubit lagi oleh El.

"Dih! Males banget gue sama pasangan bucin," cibir El.

"El geseran sana! Kiri lo masih luas. Gue mau duduk," ucap Dito memberi isyarat dengan sebelah tangannya.

"Ya udah, lo duduk aja," jawab El santai.

"Ya kali, doi gue di sini, masa gue duduknya deket lo,"

El menghembuskan nafasnya jengah. "Gak," tolaknya.

Kemudian, Sarah langsung mendorong El agar bergeser ke kiri hingga menyisakan ruang lebih di sebelah kanan Sarah. "Sini Kak," ucap Sarah menepuk ruang kosong tersebut.

El mendengus, lalu berdecak kesal.

Lalu, tidak sengaja pandangan matanya beralih ke seberang lapangan, mendapati Ezra yang sedang menatap ke arahnya. Ia langsung terdiam membeku saat cowok itu perlahan menarik kedua sudut bibirnya hingga membentuk senyuman dan melambaikan tangan padanya. Tentu saja El langsung mengalihkan pandangannya dengan sedikit kikuk, karena bingung harus menanggapi bagaimana. Dengan terpaksa, ia mau tidak mau harus mengakui sekarang, bahwa pesona cowok itu sangat mampu meluluhkannya.

"Apaan sih, tuh cowok!" gerutu El pelan.

"Cieee," respon Sarah yang tentu saja melihat kejadian itu.

"Sekarang udah saling suka nih. Kapan dong jadiannya?" goda Sarah yang tidak begitu ditanggapi oleh El.

Detik berikutnya, pandangan El kembali tertuju ke arah Ezra lagi. Ia melihat cowok itu yang tengah fokus pada pemanasan. Cowok itu melakukan peregangan tangan dan kaki sebelum memulai lari keliling lapangan, karena tadi dia sempat terlambat saat yang lainnya sudah melakukannya.

"Zra, semangat dong! Udah ditungguin doi lo juga," ujar Dito saat Ezra berlari melewati tempatnya.

Ezra hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Dito.

"Iya Zra! Ditungguin Sarah nih!" teriak El.

Seketika itu, Dito langsung meliriknya dengan tajam, namun tak dihiraukan oleh El.

Setelah Ezra melewati dua kali putaran, tiba-tiba Genta berjalan keluar dari arah koridor bersama dengan teman-teman ekskul band-nya.

"Genta!" teriak Sarah.

Elvina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang